MASA BERAKHIRNYA KEKUASAAN ISLAM BANI UMAYYAH



Dalam belajar islam kali ini yang berjudul akhir kekuasaan bani umayyah. serta merupakan kelanjutan dari [ baca; seni rupa dan musik pada zaman umayyah ] serta menjadi menarik untuk di bahas karena akhir kekuasaan bani umaiyyah ini menjadi menarik untuk di bahas. pertama, Pengangkatan dua putra mahkota (Tawliyat al_'Ahd ithnayn)[1]Tidak jarang putra mahkota pertama yang menjadi penguasa memecat status putra mahkota yang kedua. Kemudian mengangkat putranya sebagai putra mahkota yang baru. Kejadian ini menimbulkan rasa permusuhan dan perselisihan di intern istana yang berakibat pada melemahnya persatuan di antara mereka.
 Latar belakang terbentuknya kedaulatan Bani Umayyah yang tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik  yang terjadi pada masa Ali[2]. Kaum Syiah dan Khawarij selalu melakukan perlawanan baik secara terbuka  maupun secara sembunyi-sembunyi. Hal ini menyedot kekuatan  Daulah Umayyah.
Pertentangankeras antar suku-suku Arab (al-S}ira>'a>t al-Qabi>liyyah)[3] Pertentangan antara suku Bani Kalb dan Bani Qais yang terjadi pada masa pra Islam semakin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan penguasa Bani Umayyah kesulitan menggalang persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa Arab[4]. Ditambah lagi dengan ketidakpuasan kaum Mawali (non Arab) karena diperlakukan tidak sama (dalam perpajakan) dengan muslim Arab. Sistem yang berbeda itu pada gilirannya menyebabkan keresahan dan ketidakpuasan dalam lingkungan muslim non Arab, sehingga pada gilirannya menimbulkan gerakan untuk menumbangkan kekuasaan Umawiyah[5].
Terlena dalam kemewahan[6], Dari segi cara hidup, para khalifah Dinasti Umayyah telah meninggalkan pola dan cara hidup Nabi Muhammad SAW dan Khulafa' Ar-Rasyidun. Mereka menjaga jarak dengan masyarakat, dengan tinggal di istana yang dikelilingi oleh para pengawal. Baitul mal yang selama masa pemerintahan sebelumnya difungsikan sebagai dana swadaya masyarakat yang difungsikan untuk kepentingan rakyat, pada masa Umayyah telah berubah fungsi. Kecuali ketika dinasti Umayyah di bawah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, kas negara adalah milik penguasa dan keluarganya. Rakyat hanya wajib untuk menyetor pajak tanpa mempunyai hak menanyakan penggunaannya. Pada masa ini pajak Negara dialihkan menjadi harta pribadi para kholifah. Pendapatan pajak diperoleh dari, pajak tanah, jizyah, zakat, cukai dan pajak pembelian, upeti yang harus dibayar menurut perjanjian, seperlima ghonimah, fai, impor tambahan hasil bumi, hadiah festifal, dan upeti anak dari bangsa barbar[7]. Sikap ini membuat lengah penguasa terhadap urusan kenegaraan. Disamping itu tokoh agama merasa kecewa terhadap perilaku penguasa yang tidak bisa menjadi suri tauladan.
Munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd. Al-Muthallib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syiah, dan kaum Mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah[8].
sekian dari pembahasan sejarah islam tentang akhir kekuasaan bani umaiyyah. serta [ baca; Dinasti fatimiah ] dan semoga bermanfaat. 




[1] Muhammad Suhayl T}aqqu>sh, Ta>ri>kh al-Dawlah al-Amawiyyah, (Beirut : Da>r al-Nafa>is, 1996), 190
[2] Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, 89 lihat juga Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 48    
[3] Muhammad Suhayl T}aqqu>sh, Ta>ri>kh al-Dawlah al-Amawiyyah, 191
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 48 
[5]    Siti Maryam dkk., Sejarah Peradaban Islam, 78, lih. Ali Mufrodi, Sejarah Peradaban Islam, 89
[6] Hasan Ibrahim, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2, 121
[7](http://www.scribd.com/doc/22114141/Sejarah-Peradaban-Dan-Pemikiran-Bani-Umayyah-i).
[8]  Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, 49

Sumber :
www.sejarahislamarab.blogspot.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel