UQ C 5B I'JAZ AL-QUR'AN


I'JAZ AL-QUR'AN
Lulu Meilia Mahartanti 
NIM. (2318092) 
KELAS C

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019






KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang begitu banyak, terutama nikmat sehat wal afiat ,sehingga dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya yang berjudul “I'jaz Al-Qur'an”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabiin, serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron,M.S.I, selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur'an dalam kegiatan  belajar mengajar, atas tugas yang diberikan sehingga mampu memberikan wawasan pengetahuan mengenai I'jaz Al-Qur’an. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, semoga bantuan dari pihak yang terlibat mendapat balasan dari Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.
Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna perbaikan penulisan makalah ini. Dengan demikian, semoga makalah ini mampu menambah pemahaman pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.





Pekalongan, 10 Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………...........1
B. Rumusan Masalah………………………………………………..........1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………........ .1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian I'jaz Al-Qur'an…………………………………………...2
B. Syarat dan Macam-macam I'jaz Al-Qur'an
C. Aspek-Aspek I'jaz Al-Qur'an
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………..........4
B.Saran……………………………………………………………........4
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….....5
LAMPIRAN…………………………………………………………………..6




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
        Al-Quran tidak henti-hentinya diteliti dan dikaji. Kandungan kitab suci tersebut terus menerus digali oleh para pengkajinya. Mereka berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang Al-Quran, kebenaran kandungannya, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dan eksistensi Al-Quran sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.
 Kajian Al-Quran sebagai mukjizat ini berkenaan dengan kehebatan Al-Quran dalam menantang dan mengalahkan berbagai upaya orang-orang yang mencari-cari kekurangan atau kelemahan Al-Quran. Tantangan Al-Quran dan kemampuan mengalahkan musuh-musuhnya itu  dinamakan i’jaz atau mukjizat Al-Quran.
      I’jaz atau mukjizat Al-Quran adalah studi tentang bagaimana Al-Quran mampu melindungi dirinya dari beragam serangan, baik yang berbentuk ketidakpercayaan, maupun keragu-raguan sampai pengingkaran terhadapnya. Pada saat yang sama, Al-Quran juga mampu mementahkan dan mengalahkan serangan-serangan tersebut. Makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai i’jaz Al-qur'an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I'jaz Al-Qur'an?
2. Apa saja syarat dan macam-macam I'jaz Al-Qur'an?
3. Apa saja Aspek-aspek I'jaz Al-Qur'an ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari I'jaz Al-Qur'an
2. Untuk mengetahui apa saja syarat dan macam-macam I'jaz Al-Qur'an
3. Untuk mengetahui Apa saja aspek-aspek I'jaz Al-Qur'an

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I'jaz Al-Qur'an
Menurut bahasa, kata mu'jizat berasal dari kata اعجز yang semakna dengan kata ضعف  yang berarti melemahkan dan menjadikan tidak mampu. Sedangkan sang pelaku disebutمعجز  sementara kalau kemampuan melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka dinamakan sebagai  معجزة
Pada dasarnya al-Mu'jiz (yang melemahkan) itu adalah Allah Swt, yang menyebabkan selainnya lemah. Hal itu sebagai bentuk mubalaghah(penegasan) kebenaran berita mengenai betapa lemahnya orang-orang yang didatangi Rasul untuk menentang mu'jiz tersebut. I'jaz atau kemu'jizatan dalam bahasa arab adalah menisbatkan sifat lemah kepada orang lain, sampai-sampai ia tidak bisa berbuat apa-apa. Sesuatu dinamakan mu'jizat karena mamusia lemah untuk mendatangkan yang sama dengannya atau saingannya, sebab mu'jizat memang datang sebagai hal-hal yang bertentangan dengan adat,  keluar dari batas-batas yang telah dikenal atau faktor yang telah diketahui dan dipahami oleh manusia. Hal-hal luar biasa itu hanya bisa ditunjukkan oleh Allah Swt.
Secara terminologi, yang dimaksud dengan I'jaz adalah tanda-tanda kebenaran seorang Nabi dalam pengakuannya sebagai rasul dengan cara menampakkan kelemahan orang-orang yang tidak mempercayai untuk menghadapi mu'jizatnya.
Jadi, i'jaz Al-qur'an (kemukjizatan al-Qur'an) ialah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang dimiliki al-Qur'an yang menetapkan kelemahan manusia,  baik secara berpisah-pisah maupun secara berkelompok, untuk bisa mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya. Hal ini menunjukkan atas kebenaran Rasulullah di dalam mengemban misi dakwahnya.[1]

B. Syarat dan Macam-macam I'jaz Al-Qur'an
Menurut penjelasan para Ulama', syarat-syarat mu'jizat ada lima. Kurang satu saja dari lima itu, tidaklah dinamakan mu'jizat. Yaitu:
1. Harus berupa hal yang tidak disanggupi oleh selain Allah Tuhan seru sekalian alam
2. Berbeda dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam.
3. Harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh rasul Allah sebagai bukti atas kebenaran dari pengakuannya.
4. Terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi yang mengajak bertanding menggunakan mu'jizat tersebut.
5. Tidak ada seorangpun yang dapat menandingi dalam pertandingan itu.[2]

Kemudian Macam-macam I'jaz Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
Secara garis besar, Mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad dan kepada Nabi-nabi pendahulunya dapat digolongkan ke dalam dua jenis yakni:
1. Mu'jizat Hissi, yaitu mu'jizat yang dapat dilihat secara kasat mata, pada awal surah al-Qamar. Mu'jizat semacam ini sengaja ditunjukkan didengar oleh telinga, dirasa dan ditangkap oleh panca indra. Mu'jizat Nabi-nabi terdahulu semuanya masuk pada tipe yang pertama ini. Seperti tidak terbakarnya Nabi Ibrahim as., berubahnya tongkat Nabi Musa as., menjadi ular, Nabi isa as., yang menghidupkan orang mati., juga terjadi pada diri Nabi Muhammad saw., ada kisah memancarnya air dari jari-jari tangan beliau, membelah bulan sebagaimana diabadikan kepada manusia yang tak mampu menggunakan akal pikiran dan kecerdasannya untuk menangkap keagungan Allah.
2. Mu'jizat maknawi (aqliyah) adalah mu'jizat yang tidak dapat dicapai dengan kekuatan panca indra semata, tapi dicapai dengan kekuatan dan kecerdasan akal pikiran. Hanya orang-orang yang mempunyai akal sehat dan kecerdasan yang tinggi, mempunyai hati nurani serta berbudi luhur sajalah yang mampu menagkap dan memahami kebesaran mu'jizat jenis ini.[3]



C. Aspek-aspek i'jaz Al-Qur'an
Seiring dengan perbedaan pendapat para ahli ilmu-ilmu Al-Qur'an tentang i'jaz Al-Qur'an, para ulama terutama yang meyakini Al-Qur'an sebagai kitab i'jaz dari sisinya yang manapun, mencoba menguraikan i'jaz Al-Qur'an dari beberapa segi. Az-Zarqani memaparkan segi-segi kemukjizatan Al-Qur'an sebagai berikut:
1. Segi kebahasaan dan tata bahasa atau uslub-nya
2. Teknik penyusunannya
3. Ilmu dan pengetahuan (al-'ulum wal al-ma'rif) yang terkandung
didalamnya
4. Elastisitas pemenuhan (penyesuaiannya) dengan berbagai kebutuhan    
manusia
5. Kedudukan Al-Qur'an terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
6. Kiat Al-Qur'an tentang al-ishlah (persesuaian) dalam hal ini kepatutan, ketetapan rangkaian kata dan kalimatnya
7Kebenaran berita berita ghaib (anba'ul ghaib) yang ada di dalamnya
8. Ayat-ayat tentang teguran dan celaan atau al-'itab
9. Penurunan berbagai informasi yang telah lama dinanti-nanti.
10. Penampakkan kenabian Muhammad Saw. Ketika wahyu diturunkan
kepadanya.
11. Ayat-ayat mubahalah (keadaan saling mendoakan supaya dilaknat
Allah) ketika silang berpendapat
12. Ketidakmampuan Rasulullah Muhammad saw. Dari kemungkinan
mendatangkan ajaran lain sebagai pengganti Al-Qur'an
13. Ketidakterlibatan Rasulullah Saw dengan pembuatan Al-Qur'an
14. Dari sisi manapun, pengaruh Al-Qur'an tampak kesuksesannya.

As-Sayyid Rasyi Ridha mengemukakan tujuh macam kemukjizatan Al-Qur'an yakni :
1. Segi susunan dan gaya bahasa
2. Segi keindahan atau kebalagahannya
3. Segi ilmu ghaib yang terdapat didalamnya
4. Terbebas dari perbedaan dalam hal isi kandungannya
5. Segi ilmu-ilmu diniyyah keagamaan dan pensyariatan
6. Segi antisipasi perkembangan zaman       
7. Segi pembuktian masalah-masalah yang sebelumnya tidak diketahui para ahli.

  Sedikit berbeda dari Az-zarqani dan Rasyid Ridha, Al-Buthi, ahli ilmu-ilmu Al-Quran lainnya menyimpulkan bahwa kemukjizatan Al-Qur'an dapat ditinjau dari beberapa aspek. Hanya saja, secara garis besar kemukjizatan Al-Qur'an dibedakan kedalam dua bagian saja. Pertama,  bagian yang dikhususkan kepada mereka yang mempelajari bahasa Arab terutama orang-orang Arab atau berkebangsaan Arab. Kedua, sebagian lain yang kemukjizatannya hanya ditemukan dan diketahui oleh para pemikir tertentu.[4]
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum al-Qur'an itu mu'jizat dengan segala makna yang dibawa dan dikandung oleh lafadz-lafadznya dan juga Uslubnya. Satu huruf darinya merupakan bagian dari mu'jizat yang diperlukan oleh lainnya dalam ikatan kata. Suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakan bagian mu'jizat dalam ikatan kalimat. Dan satu kalimat yang ada ditempatnya juga merupakan bagian mu'jizat dalam jalinan surat.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan                      
I’jaz (kemukjizatan) menurut bahasa adalah masdar dari kata ‘ajz artinya lemah. Sedangkan menurut istilah adalah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kemampuan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan), yang dimaksud dengan i’jaz ialah menampakkan kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang Arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu al-Qur’an, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.   Berdasarkan pengertian, syarat dan macam-macam mukjizat yang telah dibahas, dapat ditegaskan bahwa Al-Qur'an merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah Swt kepada Nabi-Nya dalam hal ini Muhammad Saw. Kepastian Al-Qur'an dalam mengalahkan manusia dari (kemungkinan) menghadirkan yang menyamai (serupa) Al-Qur'an, seperti ditantang Al-Qur'an, merupakan bukti nyata dari kemukjizatan Al-Qur'an.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah tentang i'jaz Al-Qur'an ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan I'jaz Al-Qur'an. Segala kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun, akan menjadi acuan bagi penulis untuk memperbaiki segala kekurangan dalam penulisan makalah ini.




DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mawardi. 2014. Ulumul Qur'an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamzah, Muchotob. 2003. Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media.
Suma, Muhammad Amin. 2013. Ulumul Qur'an. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.












LAMPIRAN
1.Referensi








2. Biodata Penulis




·         Nama                           : Lulu Meilia Mahartanti
·         Tempat, Tanggal Lahir  : Pekalongan, 10 Mei 2000
·         Alamat                         : Sragi, Pekalongan
·         Hobi                             : Menyanyi
·         Riwayat Pendidikan     :
1. SD Negeri 02 Klunjukan
2. SMP Negeri 04 Sragi
3. SMK Negeri 01 Sragi
4. Jurusan PGMI di IAIN Pekalongan




[1] Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014), hlm.122-123
[2] Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (Yogyakarta: Gama Media , 2003), hlm.213-214
[3] Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014), hlm.126-127
[4] Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.177-178

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel