TT C 2a BERIMAN DAN BERAMAL SOLEH KUNCI MEMAKMURKAN KEHIDUPAN
BERIMAN DAN BERAMAL SOLEH KUNCI MEMAKMURKAN KEHIDUPAN
ARLINDA AYU DIAH ARFANI
NIM : 2418002
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi Rabbi yang telah senantiasa melimpahkan karunia rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Beriman dan Beraamal Sholeh Kunci Memakmurkan Kehidupan .” Shalawat salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat mnuju jalan keberkahan dunia dan akhirat ini. Tak lupa kami haturkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I. selaku Dosen pengampu Tafsir Tarbawi, serta sahabat-sahabat yang sudah berkenan membantu untuk menyelesaikan pembuatan tugas makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penulisan muapun bahasannya. Oleh karena itu kitik dan saran sangat kami harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan karya tulis ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis itu sendiri.
Pekalongan, 5 Maret 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang
Dewasa ini sudah tidak asing lagi kita mendengar tentang iman dan amal shaleh serta ujaran kemakmuran. Namun, tidak sedikit orang yang mengetahui secara detail apa itu iman dan amal shaleh secara rinci. Hal itu dibuktikan pada sebuah hasil wawancara dari seorang penulis, awalnya mereka tahu akan definisi atau arti iman dan amal shaleh, mereka tahu tahu bahwa iman adalah percaya sepenuh hati yang dibuktikan dengan lisan, dan amal perbuatan. Orang zaman sekarang lihai mengucap yang demikian, akan tetapi belum lihai atau dengan kata lain belum mempraktikan hal-hala apa yang seharusnya dilakukan dan dihindarkan agar menjadi pribadi yang beriman dan senantiasa beramal shaleh sebagai kunci makmurnya hidup mereka. Berbicara menganai hal tersebut, tidak sedikit pula yang menginginkan diri mereka untuk selalu beriman dan beramal shaleh kepada Allah agar hidupnya terasa makmur dan selalu dekat dengan Allah Swt. Akan tetapi hasil menunjukan banyak sekali yang tidak mengetahui apa itu iman, amal shaleh, kehidupan yang makmur, tujuan iman secara terperinci, fungsi amal shaleh dan alasan mengapa kita harus memiliki iman dan amal shaleh. Kehidupan yang makmur adalah dambaan bagi setiap umat akan tetapi mereka terkadang sedikit lupa akan arti makmur itu sendiri. Banyak yang menganggap kehidupan yang makmur adalah kehidupan yang banyak harta atau kekayaan, uang, tahta atau jabatan. Mereka lupa akan arti makmur sebenarnya.
Era milenial adalah era dimana semua hal baik informasi, perdagangan, pendidikan dan lain sebagainya bersifat tekhnologi. Sehingga untuk masalah perolehan ilmu atau pengetahuan sesuatu sangatlah mudah dalam relative waktu yang singkat. Banyak generasi yang ingin faham megenai iman, amal shaleh, cara memakmurkan kehidupan. Mereka mengambil jalan singkat dengan bertanya kesalah satu akun internet. Seperti yang kita tahu bahwa ketika kita menuntut ilmu untuk mencari suatu pengetahuan haruslah berkomunikasi secara langsung atau bertatap muka kepada seorang guru yang dapat dipercaya. Dengan kita bertatap muka, melihat langsung sosok seorang guru, seluk beluk seorang guru kita akan lebih mudah memahami dan lebih mengenal dengan jelas apa yang sebelumnya kita tidak tahu. Ironisnya bukan sperti itu fakta yang terjadi dizaman sekarang. Mereka lebih percaya pada kecanggihan tekhnologi. Untuk itu , alasan penulis membuat makalah ini agar para pembaca atau penulis sendiri lebih tau apa itu iman, amal sholeh, kehidupan yang makmur dan bagaimna caranya agar kita bukan hanya seedar tahu teori tetapi penerapanya dikehidupan sehari-hari sebagai wujud mencari ridho kepada Allah Swt.
⦁ Rumusan Masalah
⦁ Apa pengertian Iman?
⦁ Apa saja macam-macam iman menurut kajian kitab Qathrul Ghais?
⦁ Apa unsur-unsur Iman?
⦁ Apa makna amal shaleh?
⦁ Bagaimana hubungan antara iman dan amal shaleh ?
⦁ Apa hakikat dari kemakmuran?
⦁ Tujuan Penulisan
⦁ Untuk mengetahui pengertian iman.
⦁ Untuk mengetahui macam-macam iman menurut kitab Qathrul Ghois.
⦁ Untuk mengetahui unsur-unsur dalam iman.
⦁ Untuk mengetahui makna amal shaleh.
⦁ Untuk mengetahui hubungan antara iman dan amal shaleh.
⦁ Untuk mengetahui hakikat kemakmuran.
BAB II
PEMBAHASAN
⦁ Pengertian Iman
Secara bahasa, pengertian iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana yu’minu-imanan. Artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya) itu memang benar atau nyata apa adanya. Iman dapat dimaknai iktiraf, membenarkan, mengakui, pembenaran yang bersifat khusus. Menurut WJS. Poerwadaminta, iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan hati atau keteguhan hati.
HAR Gibb dan JH krammers memberikan pengertian iman ialah percaya kepada Allah, kepada utusan-Nya dan percaya kepada amanat atau apa yang dibawa/berita yang dibawa Utusan-Nya. Bila kita tinjau dari penggunaa kata Iman dalam Al-quran, akan kita dapati dua hal yang mendasar yaitu:
⦁ Iman dengan pengertian membenarkan, adalah membenarkan berita yang datangnya dari Alah dan Rasulnya.
⦁ Iman dengan perintah amal, adalah seala perbuatan kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum yang telah digariskan oleh syara’.
Pengertian secara istilah ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta member pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Jadi, iman bukanlah semata-mata ucapan seorang dengan lidahnya, bahwa ia seorang beriman, karena banyak pula orang yang munafik (beriman palsu) yang mengaku iman dengan lidahnya, sedang hatinya tidak percaya.
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa iman adalah percaya sepenuh hati yang bukan hanya dibuktikan dengan lisan akan tetapi diamalkan dalam bentuk perbuatan sebagai bentuk upaya mencari ridho Allah dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang-Nya.
⦁ Macam-macam Iman dalam Kajian Kitab Qathrul Ghais
Menurut kajian kitab Qathrul Ghais halaman tiga, karangan dari seorang Syaikh Muhammad Nawawi, bahwa iman itu terbagi menjadi 3 yaitu:
⦁ Taklid
Beriktikaf bahwa Allah itu Esa, Allah itu satu. Akan tetapi seseorang yang mengucap hal tersebut hanya mengikuti keterangan ulama. Sedangkan penjelasan secara lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut menurut Ust. Nasrurokhman, salah seorang guru di pesantren Hidayatul Mubtadi-ien menjelaskan bahwa untuk iman bagian taklidi ini seseorang hanya mengucap pecaya akan adanya Allah, akan Ke-Esaan Allah akan tetapi ia hanya tau dan meniru perkataan orang yang diangap atau yang ia percayai atau dengan kata lain tidak tau dasarnya.
⦁ Tahqiq
Dalam iman ini, hatinya penuh keyakinan bahwa Allah itu satu, Allah itu Esa, hanya Allahlah tempat bergantung semua urusan mahluk dijagad raya ini.Hatinya sangat yakin walau dipengaruhi oleh orang lain.
⦁ Istidlal
Bukan hanya sekedar yakin bahwsa Allah itu satu, Allah maha Esa, akan tetapi juga tahu dasar (tidak mengikut-ikuti perkataan orang lain) dan tidak pula terpengaruh dengan orang lain.
⦁ Unsur-unsur Iman
Unsur-unsur iman biasa kita dengar dengan sebutan rukun iman. Rukun iman itu sendiri ada enam, yaitu: iman kepada Allah Swt, Iman kepada Malaikat, Iman Kepada Kitab Allah, Rasul-rasul Allah, hari kahir dan iman kepada takdir Allah Swt.
⦁ Iman kepada Allah
Yang dimaksud dengan iman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati bahwa Allah itu ada, Allah Esa tidak ada satupun yang menyamain-Nya, hanya kepada Allah lah tempat bergantung karena sang pencipta diseluruh jagad raya ini.
⦁ Iman kepada Malaikat Allah
Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakami mengatakan yang dimaksud iman kepada Malaikat adalah meyakini adanya Malaikat sebagai hamba Allah yang selalu taat dan tunduk kepada-Nya.
⦁ Iman kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada Kitab Allah berarti membenarkan secara pasti, tanpa dipenuhi ragu bahwa Allah telah menurunkan Kitab kepada Para Utusan-Nya. Beriman kepada Kitab Allah wajib secara Syar’i maupun logika.
⦁ Iman kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul adalah percaya dan yakin bahwa Allah telah mengutus para Rasul kepada manusia untuk member petunjuk kepada manusia dan Nabi yang wajib kita percayai itu ada dua puluh.
⦁ Iman kepada hari akhir
Hari akahir adalah hari kiamat, termasuk pula hari kebangkitan dimana semua manusia akan diangkitkan dari kubur mereka dalam keadaan hidup. Disebutkannya beriman kepada hari akhir sesudah beriman kepada Allah menunjukan bahwa beriman kepada adanya hari akhirat.
⦁ Iman kepada takdir
Iman kepada takdir yaitu percaya bahwa segala hak, keputusan, perintah, ciptaan Allah yang berlaku pada mahluknya. Sebagai manusia biasa yang lemah haruslah percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi pada awak manusia adalah karena kehendak Tuhan.
⦁ Makna Amal Shaleh
Menurut Raghib al-Asfahani. Makna kata amal adalah semua pekerjaan yang berasal dari makhluk hidup dan dilakukan dengan sengaja, sehingga apapun yang dikerjakan makhluk hidup, baik manusia, hewan, tumbuhan adaah beramal. Dan amal yang dilakukan manusia itu sangat luas cakupannya, baik itu belajar, bekerja, membantu orangtua, atau yang lainnya emua menunjukkan amal karena amal menunjukan suatu perbuatan.
Adapun kata shalih memiliki makna diantaranya baik, bagus. Amal shaleh memiliki pengertian yang luas baik dalam vertikal maupun horizontal. Sehingga, bentuk amal shaleh dapat berupa pikiran, tenaga dan pemberian harta benda. Adapula yang berupa ucapan dan tingkah laku yang baik dalam keidupan dan pergaulan sehari-hari.
⦁ Hubungan antara Iman dan Amal Shaleh
Iman dan amal shaleh merupakan term penting dalam Al-quran, karena iman dan amal shaleh selalu disebutkan, terkadang iman dan amal shaleh bersanding. Allah ta’ala telah berfirman dalam Quran surat Al-Ashr ayat 1-3.
“ demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, serta saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran.
Allah bersumpah dengan masa yaitu waktu malam dan siang yang merupakan ladang bagi para hamba untuk berbuat dan beramal. Para Ulama’ telah bersepakat bahwa modal manusia dalam kehidupan di dunia adalah umurnya. Jika manusia mengisis umurnya dengan amalan kebaikan, maka ia akan beruntung. Namun jika manusia mengisis umurnya dengan amalan keburukan, maka ia akan merugi. Betapapun banyaknya harta, anak dan tinggi-tingginya kedudukan dan kemuliaan. Dan iman meliputi setiap hal yang mendekatkan diri kepada Allah berupa keyakinan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Sedangkan amal shaleh meliputi setiap setiap perkataan dan perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti petunjuk Rasul Muhammad.
Makna kalimat “saling berwasiat dalam kebenaran” adalah saling menasihati untuk istiqomah pada kebenaran yang harus dipegang teguh, yaitu iman dan tauhid kepada Allah dengan melaksanakan hal-hal yang disyariatkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang. Karena kebenaran itu sangat berat dan tantangan dalam mengkuti kebenaran tidak ada hentinya. Oleh karena itu harus diikuti dengan saling menasihati untuk tetap beristikomah.
Adpaun makna kalimat “saling berwasiat dalam kesabaran” adalah saling menasihati kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah, kesabaran dalam meninggalkan apa yang diharamkan Allah dan kesabaran dalam menerima takdir Allah.
P N
Dari penjelasan menurut gambar diatas salah satu kunci untuk sukses dunia adalah dengan kita beriman. Dengan kita beriman maka kita termasuk golongan orang Islam yang tentunya bukan hanya Islam yang hanya dibuktikan dengan ucapan melainkan dengan tindakan. Kita percaya akan adanya hal-hal yang diciptakan atau dikehendaki oleh Allah sepeti adanya Rasul sebagai pembawa risalah kebenaran, adanya hal-hal yang ghain, maut dan lain sebagaianya. Dengan kita melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah (takwa) dari Tuhan kita akan berusaha untuk berikhsan atau berbuat baik dan tentunya kita akan melakukan amal shaleh. Dengan kita beramal shaleh Insyallah akan semakin dekat dengan Allah dan Iman akan semakin bertambah. Semaikn iman bertambah maka akan mendapat Ridho Allah, dengan mendapat Ridho dari Allah maka hidup akan bahagia, sejahtera dan sukses dunia akhirat.
⦁ Hakikat Kemakmuran
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), makmur berarti serba kecukupan, tidak kekurangan. Makmur juga dapat diartikan sebagai keadaan yang mencukupi kebutuhan dasar dan dengan keadaan itu kita merasa puas dan cukup dalam hal kebutuhan jasmani dan rohani. Dengan kecukupan itu mereka bisa menikmati kebahagiaan hidup. Kemakmuran itu sendiri sangat erat kaitanya dengan firman Allah dalam QS. Ar-Ruum ayat 9 sebagai berikut.
Yang artinya: Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan dimuka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi mereka lah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.
⦁ Tafsir QS. Ar-Rumm ayat 9
Menurut Tafsir Jalalain, oleh Jalaluddin al-Mahall dan Jalaluddin as-Suyuti adalah: (Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat orang-orang sebelum mereka?) maksudnya umat-umat sebelum mereka, mereka dibinasakan karena mendustakan Rasul-rasulnya. (orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka sendiri) seperti kaum Ad dan kaum Tsamud (dan telah mengolah bumi) mereka telah mencangkul dan membajaknya untuk lahan pertanian dan perkebunan (serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah dimakmurkan oleh orang-orang kafir Mekah (dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. (maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka) dengan membinasakan mereka tanpa dosa (akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri) karena mereka mendustakan Rasul-rasul mereka.
Tafsir ayat tersebut juga dilakukan oleh Tafsir Kementrian Agama RI; Pada ayat ini Allah member peringatan kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. Mereka sebenarnya selalu berpergian melakukan perdagangan dari Mekkah ke Syiria dan Arab selatan dan negeri-negeri yang lain yang berada di sekitar Jaziratul Arab. Dalam perjalanan itu orang melalui negeri-negeri yang dihancurkan oleh Allah Swt, karena mendustakan Rasul-rasul yang telah diutus kepada mereka, seperti kaum Ad, Samud, Madyan dan sebagainya. Umat-umat dahulu kala itu telah tinggi tingkat peradabannya, lebih perkasa dan kuat dari kaum musyrikin Qurays itu. Umat dahulu telah sanggup mengolah dan memakmurkan bumi, lebih baik dari yang mereka lakukan. Tetapi umat-umat itu mengingkari dan mendustakan Rasul-rasul yang diutus Allah, karena itu, Dia menghancurkan mereka dengan bermacam-macam mala petaka yang ditimpakan kepada mereka seperti sambaran petir, gempa yang dahsyat, angin kencang dan sebagainya. Demikian sunah Allah yang berlaku bagi orang-orang yang mengingkari agama-Nya dan sunah itu akan berlaku pula bagi setiap orang yang mendustakan para Rasul, termasuk orang-orang Qurays sendiri yang mengingkari keRasulan Muhammad.
Ayat ini merupakan peringatan kepada seluruh manusia agar mereka mengetahui dan menghayati hakikat hisup dan kehidupan, agar mereka mengetahui tujuan Allah menciptakan manusia. Manusia diciptakan Allah adalah ama tujuannya, sejak dulu kala sampai masa yang akan datang yaitu sebagaia khalifah Allah di bumi ini dan beribadah kepada-Nya.. pada akhir ayat itu menerangkan bahwa Allah tidak bermaksud menganiyayaa orang-orang kafir itu dengan menimpakan azab, tetapi mereka sendirilah yang menganiyaya diri mereka dengan mendustakan Rasul dan mendurhakai Allah.
BAB III
PENUTUP
⦁ Simpulan
Iman adalah percaya sepenuh hati yang bukan hanya dibuktikan dengan lisan akan tetapi diamalkan dalam bentuk perbuatan sebagai bentuk upaya mencari ridho Allah dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang-Nya. Ada 3 jenis iman menurut kitab syarah Qathrul Ghaos yaitu Taklid, tahqiq, dan istidlal. Unsure-unsur iman meliputi iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul Allah, Hari akhir dan Takdir Alah. Iman dan amal shaleh merupakan term penting dalam Al-quran. Cara untuk memakmurkan kehidupan yaitu dengan koita semakin dekat dan tidak mendustai Allah dan Rasulnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelany HD. 2000. Iman, Ilmu dan Amal Shaleh. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahman, Abdul, Abdul Khalid. 1996. Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman. Jakarta: Bumi Aksara.
Syaikh Hafiz bin Ahamd Hakami. 2000. 222 Kunci Aqidah yang Lurus. Jakarta: Mustaqim.
Syarah Qathrul Ghaiz.
Tafsir Jalalain.
WJS. Poerdawaminta. 2000. Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
BIODATA PENULIS
Arlinda Ayu Diah Arfani, dilahirkan di Pemalang, Kecamatan Belik 2 Maret 1999 sebagai anak pertama dari Bapak Nasofi dan Rofikoh. Menamatkan SD di SDN 04 Sikasur, melanjutkan belajarnya di SMPN 02 Belik. Lulus dari SMP kemudian melanjutkan studi di SMAN 1 Randudongkal. Penulis ini sedang menyelesaikan S1 pada program studi Pendidikan Anak Usia Dini di IAIN Pekalongan. Penulis ini memiliki Hobi membuat karya sastra, terutama jenis puisi. Sudah ada beberapa judul puisi yang termuat dalam Buku diantaranya: Jeritan Gadis Malang (ellunar Publisher), Bait Terakhir Untuk Ayah (Bentang Literasi), Tanwin dan Idhofah ( Jendela Sastra Indonesia), Sepahit Kopi Rindu yang Kau Suguhkan (JSI). Begitu banyak karya yang telah dibuat sampai bekerja sama dengan Doktor UI untuk menyelesaikan sebuah Novel bejudul “Pundak Wong Cilik” novel ini dibuat sebagai bukti kesadaran rakyat kecil dalam mempertahankan hak, kewajiban dan keadilan. Pengalaman Organisasi diantaranya:
⦁ Pramuka
⦁ OSIS
⦁ Rokhis
⦁ Taman Literasi
⦁ IPNU-IPPNU
⦁ OSN Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial
⦁ Reforma Agraria