UQ B 6C METODE TAFSIR / TA’WIL AL-QUR’AN

METODE TAFSIR / TA’WIL AL-QUR’AN
Tsaniyatul Farekha
NIM. (2318071) 
Kelas B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAIN PEKALONGAN

2019




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,  karena dengan  rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Tafsir/ Ta’will Al-Qur’an”. Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang.
Disamping itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memeberikan tugas ini kepada saya.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah saya di kemudian hari.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca, serta dapat memberikan wawasan yang akan berguna dalam kehidupan para pembaca. Terimakasih.

 




 


 





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Tafsir/Ta’wil Al-Qur’an 5
B. Metode Penafsiran/Ta’wil Al-Qur’an 5
C. Tahapan Ta’wil Al-Qur’an 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTARPUSTAKA 11







BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak habis untuk kita gali. Mulai dari ilmu tentang pemerintahan, ilmu kesehatan, ilmu hokum, keimanan, kisah-kisah, ilmu tentang hal-hal ghaib seperti akhirat dan pembalasan hari akhir dan masih banyak lagi yang terkandung dalam al-qur’an karena setiap ayatnya adalah ilmu.
Al-Qur’an adalah mu’jizat yang sangat besar yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak ada satu orang pun yang sanggup menandinginya. Selain karena Bahasa arab memiliki keistimewaan tersendiri juga Bahasa dan redaksi yang digunakan dalam al-qur’an bermakna luas dan penuh dengan ilmu. Kemampuan setiap orang dalam memahami lafadz dan ungkapan al-qur’an tidaklah sama, padahal ayatnya sama dengan semua yang tersurat maka pada makalah ini saya membahas tentang metode dalam menafsirkan/menta’wilkan al-qur’an.
Tafsir/ta’wil adalah salah satu pokok bahasan dalam menemukan upaya pengungkapan akan rahasia-rahasia ayat dan makna, maka pentingnya diketahui ilmu tafsir/ta’wil.Memahami al-qur’an tidak hanya berdasarkan  yang tertera pada terjemahan saja, akan tetapi pemahaman yang lebih dalam lagi yaitu dikaji berdasarkan ilmu tafsir/ta’wil.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian masalah ini. Berikut rumusan masalahnya:
1. Apa pengertian metode tafsir/ta’will al-qur’an?
2. Apa saja metode tafsir/ta’will al-qur’an?
3. Apa saja tahapan ta’wil al-qur’an?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian metode tafsir/ta’will al-qur’an
2. Untuk mengetahui berbagai metode tafsir/ta’will al-qur’an
3. .Untuk mengetahui tahapan ta’wil al-qur’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Tafsir/Ta’wil Al-Qur’an
Kata “Metode” berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Dalam Bahasa Inggris ditulis method. Dalam Bahasa Arab manhaj yang berarti jalan yang terang. Dalam Bahasa Indonesia kata metode mengandung arti, cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya, cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai sesuatu yang ditentukan.  Sedangkan Tafsir adalah suatu hasil usaha penalaran manusia untuk menyingkap nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
Dapat disimpulkan bahwa metode tafsir adalah suatu cara yang teratur yang terpikir baik, untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Ta’wil Al-Qur’an adalah membelokkan atau mengalihkan lafadz-lafadz atau kalimat-kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dari makna lahirnya ke makna lainnya, sehingga pengertian yang diperoleh lebih cocok dan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasululah SAW.

B. Metode Penafsiran/Ta’wil Al-Qur’an
Berikut ini empat metode yang populer dalam penafsiran Al-Qur’an yaitu metode tafsir ijmali, metode tafsir tahlili,  metode tafsir muqarin, dan metode tafsir maudhu’i.
1. Metode Tafsir Ijmali (Global)
Yaitu metode tafsir dalam menjelaskan ayat Al-Qur’an bersifat global. Yang di jelaskan dalam metode ini hanyalah pesan-pesan pokok dari ayat yang ditafsirkan dan seorang penafsir menghindari penjelasan yang bertele-tele, dan istilah-istilah teknis dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an. Metode ini berusaha untuk menafsirkan Al-Qur’an secara singkat dan global dengan menjelaskan makna yag dimaksud tiap kalimat dengan bahsa yang ringkas sehingga mudah dipahami.
Keistimewaan tafsir ini terletak pada kemudahannya sehinngga dapat dipahami oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata. Sedangkan kelemahannya terletak pada penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara tuntas. Metode ini lebih tepat jika disampaikan untuk orang-orang awam atau untuk kepentingan raktis.
Adapun contoh kitab tafsir yang menggunakan metode penafsirannya metode global, di antaranya:
a. Al-Tafsir al-Farid li Al-Qur’an al-Majid (Tafsir yang Tiada Taranya untuk Al-Qur’an yang Agung), 8 jilid dengan jumlah lebih kurang 3377 halaman, hasil usaha Dr. Muhammad ‘Abd al-Mun’im.
b. Al-Tafsir al-Wadhih (Tafsir yang jelas), buah pena Dr. Muhammad Mahmud Hijazi, setebal tiga jilid dengan jumlah halaman hamper 3000.
c. Fath Al-Bayan fi Maqashid Al-Qur’an (Menggali Penjelasan Tujuan-tujuan Al-Qur’an), karangan Imam al-Mujtahid, Shiddiq Hasan Khan sekitar 4800 halaman,
2. Metode Tafsir Tahlili (Analitis)
Yaitu metode tafsir yang mencoba menjelaskan ayat Al-Qur’an secara analisis,berbagai aspek yang terkait dengan ayat Al-Qur’an. Misalnya aspek asbab nuzul (konteks turunnya ayat), aspek manasabah (keterkaitan ayat satu dengan ayat lain atau keterkaitan antara tema dan sebagainya), aspek balaghah-nya (retorik dan keindahan bahasanya, aspek hokum dan lain sebagainya. Metode ini lebih cocok untuk kepentingan akademis karena pembaca relatif telah memiliki kesiapan untuk memahami istilah-istilah teknis.
Kelebihan Tafsir Tahlili antara lain terletak pada keluasan dan keutuhannya dalam memahami Al-Qur’an Dengan metode ini seseorang diajak memahami Al-Qur’an dari awal (surat Al-Fatihah) hingga akhir (Surat An-Nas), atau minimal dia memahami ayat dan surat dalam Al-Qur’an secara utuh dan menyeluruh.
Metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu kajiannya tidak mendalam, tidak detail dan tidak tuntas dalam menyelesaikan topik-topik yang di bicarakan. Selain itu metode ini juga memerlukan waktu yang cukup panjang dan menuntut ketekunan serta susunannya tidak sistematis.


Adapun contoh kitab tafsir yang menggunakan metode penafsirannya metode tahlili, di antaranya:
a. Jami’ al-Bayan ‘an Takwil Ayi Al-Qur’an (Himpunan Penjelasan tentang Ta’wil Ayat-ayat Al-Qur’an), 15 jilid denan jumlah halaman sekitar 7125, karangan Ibn Jarir al-Thabari.
b. Al-Kasyif wa al-Bayan ‘an Tafsir Al-Qur’an (Penyingkapan dan penjelasan tentang Tafsir Al-Qur’an), karangan Abi Ishaq.
c. Al-Tafsir Al-Qur’ani Li Al-Qur’ani (Tafsir Al-Qur’an untuk Al-Qur’an), 16 jilid dengan halaman lebihnkurang 1767, karangan Abd al-Karim al-Khatib.
3. Metode Tafsir Muqarin (Perbandingan / Komparatif)
Yaitu metode yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an dengan membandingkan antara ayat Al-Quran  dengan Hadis, atau membandingkan antara pendapat satu tokoh mufassir dengan mufassir yag lain dalam satu atau beberapa ayat yang ditafsirkan, atau membandingkan antara Al-Qur’an dengan kitab suci lain. Langkah-langkah yang ditempuh mufassir ketika menafsirkan Al-Qur’an menggunakan metode ini, adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan sejumlah ayat Al-Qur’an
b. Mengemukakan penjelasan para mufassir, baik dari kalangan salaf maupun kalangan khalaf, baik tafsirnya bercorak bi al-ma’tsur maupun bi ar-ra’yi mengenainya, atau membandingkan kecenderungan tafsir mereka masing-masing.
c. Menjelaskan siapa di antara mereka yang penafsirannya dipengaruhi secara subjektif oleh mazhab tertentu ; siapa yang penafsirannya ditujukan untuk mazhab tertentu; siapa yang penafsirannya sanagt diwarnai oleh latar belakang disiplin ilmu yang dimilikinya, seperti Bahasa, fiqh, dan lainnya; siapa yang penafsirannya didominasi oleh uraian-uraian yang sebenarnya  tidak perlu, seperti kisah-kisah yang tidak rasional; siapa yang penafsirannya dipengaruhi pemahaman-pemahaman Asya’riyyah, Mu’tazilah, atau teori-teori ilmiah.


Tafsir al-muqarin memiliki beberapa kelebihan, diantaranya  lebih bersifat objektif, kritis, dan berwawasan uas. Sedangkan kelemahannya antara lain terletak pada kenyataan bahwa metode tafsir ini tidak bias digunakan untuk menafsirkan semua ayat Al-Qur’an seperti halnya pada tafsir ijmali dan tahlili.
Adapun contoh kitab tafsir yang menggunakan metode penafsirannya metode muqarin, di antaranya:
a. Surrat al-Tanil wa Qurrat al-Ta’wil (Mutiara Al-Qur’an dan Kesejukan al-Ta’wil), karya al-Khatib al-Iskafi.
b. Al-Burhan ji Tawjih Mutasyabih Al-Qur’an (Bukti Kebenaran dalam Pengarahan Ayat-ayat Mutasyabih Al-Qur’an), karangan Taj al-Qur’an’ al-Karmani.
4. Metode Tafsir Maudhu’i (Tematik)
Yaitu Suatu cara menafsirkan Al-Qur’an dengan menentukan tema tertentu untuk dibahas lalu menghimpun ayat-ayat yang terkait dengan tema tersebut. Metode ini tidak menganalisis ayat demi ayat sesuai urutan mushaf seperti metode mushaf pada umumnya, kan tetapi lebih kepada membahas satu tema tertentu secara tuntas dengan ayat-ayat yang terkait dan sangat dimungkinkan ayat-ayat tersebut tersebar secara acak dalam beberapa surat. Banyak mufasir yang menggunakan metode ini karena metode ini merupakan metode yang terbaik untuk menafsirkan Al-Qur’an.
Prosedur metode maudhu’i (tematik) adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan masalah yang akan dibahas (topik).
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan turunnya, disertai pengetahuan tentang asbab an-nuzul.
d. Memahami korelasi ayat-ayat tersebut dalam suratnya masingd-masing.
e. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna.
f. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan pokok bahasan.
g. Mempelajarai ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan cara menghimpun ayat yang mempunyai pengertian sama, atau mengompromikan antara ayat yang am (umum) dan yang khash (khusus) sehingga akan tersusun tanpa berbedaan atau pemaksaan.

Seperti metode-metode lainnya, Metode tafsir maudhu’i juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan Metode tafsir maudhu’i diantaranya yaitu metode penafsiran ini bersifat luas, mendalam, tuntas dan dinamis. Adapun kelemahannya antara lain sama dengan tafsir muqarin, yakni tidak dapat mentafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara keseluruhan seperti yang dapat dilakukan dengan metode ijmali dan tahlili
Adapun contoh kitab tafsir yang menggunakan metode penafsirannya metode maudhu’I  di antaranya:
a. Al-Tafsir wa al-Mufassirun (Tafsir dan Para Mufassir) 2 jilid, karya Muhammad Husayn al-Dzahabi.
b. Al-Qurthubi wa Manhajuh fi al-Tafsir (al-Qurthubi dan Metode Penafsirannya), buah pena al-Qushafi Mahmud Zalath.
c. Ibn Jarir al-Thabari wa Manhajuh ji al-Tafsir (Ibn Jarir Thabari dan Metode tafsirnya), karya Muhammad Bakr Isma’il.

C. Tahapan Ta’wil Al-Qur’an
Menurut Imam Al-Juwaini mengklasifikasikan tahapan ta’wil sebagai berikut:
a. At-Ta’wil al-Maqbul, yaitu ta’wil yang didukung oleh dalil-dalil yang kuat.
b. At-Ta’wil ghair as-Sa’igh, yaitu ta’wil yang tidak diperbolehkan. Apabila ta’wil tidak didukung oleh dalil-dalil yang kuat, tidak diperbolehkan memilih makna yang zhanni (berdasarkan prasangka)
c. At-Ta’arudh, yaitu apabila terjadi tarik-menarik antara zhahir dan makna yang dita’wil. Keduanya memiliki indicator yang kjjat dan harus ditarjih.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode tafsir adalah suatu cara yang teratur yang terpikir baik, untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Ta’wil Al-Qur’an adalah membelokkan atau mengalihkan lafadz-lafadz atau kalimat-kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dari makna lahirnya ke makna lainnya, sehingga pengertian yang diperoleh lebih cocok dan sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasululah SAW.
Metode yang digunakan dalam mentafsirkan Al-Qur’an ada empat yaitu metode tafsir ijmali, metode tafsir tahlili,  metode tafsir muqarin, dan metode tafsir maudhu’i. Masing-masing dari keempatnya memiliki tata cara pentafsiran yang berbeda serta memiliki kelemahn dan kekurangan dari masing-masing metode tersebut. Namun dari keempat metode tersebut yang paling sering digunakan oleh mufassir adalah metode maudhu’i karena metode ini merupakan metode yang terbaik untuk menafsirkan Al-Qur’an.
Selain itu kita juga bisa mengetahui tahapan ta’wil Al-Qur’an menurut Imam Al-Juwaini. Ada tiga tahapan yaitu At-Ta’wil al-Maqbul, At-Ta’wil ghair as-Sa’igh serta At-Ta’arudh.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak, khususnya Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an, serta bagi penulis dan umum bagi pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya, dan kita dapat mengambil hikmah setelah membaca makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mawardi. 2010. Ulumul Qur’an. Jember: Pustaka Pelajar.
Anwar, Rosihon dan Asep Muharom. 2015. Ilmu Tafsir. Bandung: CV Pustaka Setia
Mustaqim, Abdul. 2014. Metode Penelitian AL-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta.
Nasrudin. 2018.  Pengantar Ilmu Al-Qur’an Untuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri. Pekalongan: PT Nasya Expanding Management
Suma, Muhammad Amin.2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.





















REFERENSI DAN BIODATA PEMAKALAH


Referensi:





Biodata Pemakalah:
Nama : Tsaniyatul Farekha
NIM : 2318071
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 23 Mei 2000
Alamat : Jl. Kramatsari II Gg. 5 No. 2    RT. 03 RW.14 Pasirkratonkramat, Pekalongan Barat
Pendidikan Terakhir : IAIN Pekalongan jurusan PGMI (2018-sekarang)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel