TT B 3B PENDIDIKAN SEBAGAI RAHMAT


 PENDIDIKAN SEBAGAI RAHMAT
Mauliya Alfina
NIM. (2418015)
Kelas B

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2019




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Salam dan sejahtera kita haturkan kepada Nabi Muhammad Saw, keluarganya, sahabatnya serta orang-orang yang istiqomah sebagai pengikutnya.
            Atas rahmat Allah Swt., penulis dapat menyelesaikan tugas dan penyusunan makalah ini yang berjudul “Pendidik adalah Rahmat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tarbawi.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Namun penulis tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.




Pekalongan, 16 Maret 2019



Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................. 1
Daftar isi ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3
A.    Latar belakang..................................................................................... 3
B.     Rumusan masalah ............................................................................... 4
C.    Tujuan penulisan ................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
A.    Hakikat sebuah rahmat………………………………………………5
B.     Pendidikan sebagai rahmat ................................................................ 7

C.    Implikasi Al-Ambiya 21 Ayat 107 Dalam Pendidikan...................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
A.    Simpulan .............................................................................................. 14
Daftar pustaka ................................................................................................. 15







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Islam merupakan agama yang memberikan petunjuk kepada manusia menuju jalan Allah demi kebahagiaan manusia didunia dan diakhirat.Agama islam dimulai dengan penurunan wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw. Lewat perantara malaikat jibril.
            Kita pasti sudah sering mendengar bahwa islam adalah rahmatalilalamin kalimat tersebut disimpulkan dari ayat al quran surat Al – anbiyak’ : 107 yang memuat arti bahwa nabi diutus sebagai rahmatalilalamin agama yang diasumsikan sebagai cirri khusu yang membedakan dari agam lain. Hal ini mengandung makna bahwa agama islam mengajak semua aspek kehidupan alam dan seisinya bahkan sampai hari akhir kelak.
            Seorang pendidik mempunyai peranan yang sangat penting, dalam proses pendidikan. pendidik adalah tempat bertanya bagi anak didiknya ketika mereka tidak memahami suatu permasalan. Pendidik adalah suri tauladan utama bagi anak didik dan mempunyai peranan sangat penting dalam sebuah proses pembentukan karakternya. Mengingat begitu pentingnya peran seorang pendidik dalam sebuah proses pendidikan, penulis memandang perlu upaya memahami kreteria dan tugas seorang pendidik menurut persektif al-qur’an adalah kitap suci yang member petunjuk kepada manusia jalan yang terbaik bagi kehidupan duniawi ukhrawi mereka. Alqur’an mengandung sebuah pelajaran penting untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan
Ayat ayat alqur’an yang mengandung pelajaran tentang pendidikan sangat banyak, salah satunya adalah ayat 107 surah al-anbiya’ yang menjelaskan pendidik adalah rahmat . makalah ini akan membahas pendidik adalah rahmat didalam surah al ambiya’ ; 107.

B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana pengertian  dari sebuah  hakikat sebuah  rahmat
2.      Bagaimana pengertian pendidikan sebagai rahamat
3.      Bagaimana implikasi qs al-ambiya 21 ayat 107 dalam pendidikan
C.     Tujuan penulisan
1.      Untuk Mengetahui pengertian dari sebuah hakikat rahmat
2.      Untuk Mengetahui pengertian pendidikan sebagai rahamat
3.      Untuk Mengetahui implikasi Qs Al-Ambiya 21 ayat 107 dalam pendidikan









BAB II
PEMBAHASAN
D.    Hakikat Sebuah rahmat
 Kata rahmat secara etimologis identik dengan rahim, lambang cinta sejati seorang ibu pada anaknya. Hubungan itu menyiratkan agar manusia memiliki rahmat sejati terhadap sesama layaknya seorang ibu pada anaknya yang tulus mendedikasikan diri, waktu dan tenaganya dalam menjaga dan mengurus anaknya. Dibutuhkan kekuatan, ketidakegoisan, dan ketabahan tingkat tinggi untuk menjalaninya karena harus bisa mengontrol rasa lelah, marah, dan frustasi, Manusia didorong untuk memilikinya karena mereka adalah makhluk yang paling bergantung pada kasih sayang dibanding makhluk lain. al-Rahmah adalah sifat belas kasih yang menetapkan adanya perbuatan baik terhadap orang yang dikasihi. Jadi kata al-rahmah mencakup dua makna, yakni kasih sayang serta berbuat baik.Jika dikaitkan dengan Allah, maka bentuk rahmatNya adalah pemberian nikmat dan keutamaan, sedangkan bila dikaitkan dengan manusia, maka al-rahmah berarti rasa belas kasih dan kasih sayang.al-‘Ālam (العالم) adalah nama untuk falak dan semua hal yang terkandung di dalamnya. Lafad العالم menggunakan shighat demikian karena kedudukannya disamakan dengan alat (آلة , (karena العالمadalah آلةyang memberi petunjuk pada manusia mengenai keberadaan Sang Pencipta dan keesaanNya. Jika menggunakan bentuk jama’ (al-‘ālamīn), hal itu karena setiap bagian yang tercakup dalam lafad ‘alam terkadang disebut juga dengan ‘alam, contoh alam manusia, alam air, alam api, alam jin, alam hewan, dan semisalnya.

E.       Pendidikan Sebagai Rahmat
Subyek pendidikan adalah orang ataupun sebuah kelompok yang bertanggung jawab dalam pemberian atau memberikan sebuah pendidikan sehingga dapat dipahami oleh obyek pendidik.
Subyek pendidikan yang dipahami oleh para ahli pendidik adalah orang tua, guru , baik di pendidik formal maupun non formal , pendidik yang pertama yang kita kenal adalah dalam sebuah rumah tangga (orang tua asuh) sebagai orang tua yang pertama memberi sebuah pendidikan dan mengenalkan kepada anak nya, bahwa pendidik pertama yang diperoleh anak adalah dari allah dan yang kedua adalah rosullullah. Dan pendidik itu dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Pendidik menurut kodrat. Yaitu orang tua
Orang tua sebagai pendidik adalah pendidik utama dan terutama , karena anak dilahirkan karena adanya orang tua dan orang tua wajib untuk memberi pendidikan utama untuk anak nya sebagaimana menjadi pendidik yang permulaan untuk membentengi ahklak dan ketangguhan anak di masa yang akan datang ataupun masa sebayanya.  Agar supaya  menjalin hubungan antara  orang tua dengan anak nya semakin erat. Orang tua sebagai pendidik ada beberapa tahapan dan itu  dibagi menjadi dua yaitu Unsur kasih sayang, dan unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk menentukan perkembangan anaknya.
2.      Pendidik menurut jabatan yakni guru
Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua. Mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua,sebagai pengganti orang tua. Mereka menjadi pendidik, guru di sekolah. Guru adalah sebagai pendidik dan mengajar , membimbing, mengarahkan melatih dan menillai mengevaluasi perserta didik pada pendidikan anak usia dini , guru disamping itu juga bertugas sebagai pengajar guru membentuk sikap siswa dan guru menjadi sebuah contoh bagi siswa hal ini guru tidak hannya mengajar kan pelajaran saja, melaiankan juga guru mengajarkan sebuah pendidikan ahlak yang baik dan budipekerti baik sopan dan santun kepada anak didiknya[1]

          Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan penting dalam membangun dan menumbuhkan peradaban. Maju mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh pendidikan. Bahkan, peradaban dan kebudayaan umat manusia tidak akan pernah muncul tanpa ada lembaga yang mengarahkan manusia kearah tersebut. diKarenakan  manusia terlahir kedunia tidak memiliki daya dan ilmu pengetahuan yang dapat membuatnya berkembang lebih maju, maka pendidikan yang membangun daya dan pengetahuan tersebut dalam jiwa manusia.
          Dalam keadaan ketidaktahuan manusia tersebut, Allah membekalinya dengan indra, baik indra zahir maupun batin.melalui indra tersebut manusia dapat mengetahui sesuatu. Indra merupakan alat transformasi ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan wadah tempat manusia berinteraksi  dengan menggunakan indra, dimana ilmu tersebut masuk kedalam jiwa atau qolbu sehingga melahirkan sikap dan prilaku serta peradaban.[2]
          Pendidikan merupakan arti dari kata bahasa arab tarbiyah., kata tarbiyah terdapat dalam alqur’an. Secara termenologi adalah dari para ahli beragam dalam memberikan sebuah makna al-tarbiyyah , menurut Muhammad jamaluddin al-qasimi’berpendapat bahwa al-tarbiyyah ialah proses penyampaian sesuatu sampai pada batas kemampuan yang dilakukan secara tahap demi tahap. Pendapat selanjutnya dikemukakan oleh al-ashfahani yang menyatakan bahwa pengertian tarbiayah adalah proses menumbuhkan secara bertahap yang dilakukan secara bertahap sapai pada batas kemampuan.[3]
          Tarbiyah merupakan satu dari sekian cabang tugas kehalifahan manusia dimuka bumi seperti ungkap dalam al-Quran pada awalnya tarbiyah dalam pengertian pengajaran (‘allama) merupakan proses transferesing merupakan sifat-sifat Allah kepada hambanya Adam. Manusia diunggulkan Allah atas mahluknya yang lain karena pada Adam terdapat proses pengajaran sehingga ia di amanahkan untuk memakmurkan bumi ini melalui proses pengajaran potensi manusia dioptimalkan agar menegrti cara berinteraksi dengan kehidupan dunia dan bersikap yang benar terhadapnya. Pengajaran Allah kepada manusia dilakukan dua cara yaitu secara langsung melalui wahyu kepada nabi dan rosul, yang kedua melalui fitrah yang ditanamkan pada jiwa manusia untuk selalu berkeingin menyampaikan dan mencari kebenaran. Pengajaran pertama merupakan informasi yang dapat di akses manusia melalui ajaaran agama, yang kedua melalui exsplorasi terhadap fenomena allam,
          untuk itulah allah mengutus rosul sebagai pendidik dalam alqur’an disebutkan bertugas sebagai penyampai informasi tuhan. Dalam pendidikan islam sasaran yang ingin dicapai adalah melakukan pengaturan dan pembinaan atas segenap aspek potensial manusia agar mencapai kesempurnaan.[4]
          Paradikma islam rahmatan lil ‘allamin merupakan sebuah kesimpulan dari firman allah SWT  Al-Anbiya’ 21 ayat 107 sebagai berikut.
وَمَاأَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةًلِلْعَالَمِيْنَ
‘’dan tidaklah kami mengutusmu ( Nabi.Muhammad saw ), melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam’’


F. Penafsir surah al-anbiya’
Secara i’rāb, lafad ًRahmatan dibaca naṣab, karena berkedudukan sebagai ḥāl dari ḍamir mukhaṭab maf’ūl (huruf ك ( َsehingga bermakna bahwa kepribadian Nabi Muhammad adalah rahmat. Lafad ًrahmatan juga bisa menjadi ḥāl dengan membuang muḍāf yang asalnya adalah رحمة ذا , jadi Nabi Muhammad adalah seorang penyayang.Menurut al-Shaukany, ayat tersebut berisi istithna’ mufarragh min a’ammi al-aḥwāl wa al- ’ilal yang bermakna “Kami tidak mengustus kamu karena suatu alasan lain kecuali karena rahmat Kami yang luas, sebab petunjuk yang kamu bawa adalah sebab kebahagiaan dunia dan akhirat”.ditujukan pada Nabi Muhammad dan merupakan sebuah kemuliaan besar bagi pribadinya. Menurut Quraish Shihab, ayat ini menyebut empat hal pokok, yakni Dzat Yang mengutus Nabi Muhammad (Allah), Rasul Allah (Nabi Muhammad), Nabi Muhammad yang diutus pada alam semesta dan risalah. Keseluruhan empat hal itu, masing-masing mengisyaratkan adanya sifat “rahmat” yang bersifat umum, serta tidak terbatas waktu dan tempat karena lafad raḥmat menggunakan isim nakirah (indefinitif)
 Selain sosoknya yang rahmat, hakikat risalah Nabi Muhammad juga rahmat dan nikmat Allah pada alam semesta, penuh dengan hidayah dan agama haq. Sayyid Quthb menyebutkan bahwa manhaj Nabi Muhammad dikatakan rahmat karena :
a.        Menghendaki kebahagiaan manusia dan menuntun mereka pada kesempurnaan yang telah ditentukan dalam kehidupan ini.
b.       Mencakup seluruh pokok kehidupan dan siap memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang terus menerus baru dan berubah, sebab pembentuk manhaj ini adalah Allah, Dzat yang lebih mengetahui perihal makhlukNya.
c.        Memberi kebebasan manusia untuk berpikir kebaikan hidup mereka dengan syarat tidak melampaui ketentuan Al-quran.
d.      .Senantiasa menuntun manusia untuk terus maju dan tidak mundur kebelakang.
e.        Mengajarkan keserasian dan keseimbangan antara jasmani maupun rohani dan mengajak manusia untuk memenuhi kebutuhan masing-masing sesuai ketentuan syariat.
f.        Memberikan taklif sesuai kemampuan manusia itu sendiri karena Allah memahami keterbatasan manusia
g.       Membawa seruan untuk bersatu dalam satu akidah dan menghapuskan segala bentuk perbedaan. Semua orang memiliki kedudukan yang setara dalam pandangan Allah dan di depan hokum

          Ahamad mushthafa al-maraghi dalam tafsir al-maraghi menyatakan bahwa rosullah SAW ,, diutus dengan membawa ajaran yang mengandung kemasalahatan di dunia dan di akhirat. Hanya saja orang kafir tidak maumemanfaatkannya dan berpaling darinya akhirtabiatnya yang telah rusak tidak menerima rahmat ini dan syukuri nikmat ini, sehingga tidak merasakan kebahagiaan dalam urusan agama maupun dunia al-maraghi,1993;131
           Tim tafsir dalam alqur’an dan tafsirnya mengungkapkan bahwa orang orang yang beriman dan mengikutinya petunjuk agama itu akan memperoleh rahmat dari Allah berupa risqi dan karunia didunia dan akhirat nanti berupa surge disediakan oleh Allah.
          Lebih lanjut hasbi as shidiki mengungkapkan bahwa umat Muhammad yang mengikutinya akan memperoleh rahmat secara langsung, sedangkan umat-umat lain yang tidak mengikutinya juga memperoleh rahmat dari agama ini. Walupun dengan cara yang tidak langsung. Nabi Muhammad yang pertama menanamkan benih-benih demokrasi didunia, beliau yang mengawali pemberian pertolongan orang-orang yang lemah,membantu orang-orang yang teraniaya, mengakui hak orang kafir dan menyampaikan pengikutnya dengan orang lain.
          Rasulallah adalah rahmat bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran, tetapi sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugrahkan Allah kepada beliau. Ayat ini tidak menyatakan bahwa kami tidak mengutus engkau Muhammad untuk membawa rahmat, tetapi sebagai rahmat yang menjadi rahmat seluruh alam.
          Tidak ditemukan dalam al-Qur’an seorangpun dijuluki dengan rahamat, kecuawali Rosulallah SAW dan tidak satu mahluk yang disifati dengan sifat Allah arrohim, kecuali Rosulallah, hal ini sesuai dengan firman Allah QS. At-Taubah ayat 108 yang artinya
Demi sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang rosul dari kamu sendiri, berat rasa olehnya apayang telah menderitakan kamu; sangat menginginkan kebaikan bagi kamu terhadap orang-orang mukmin rauf dan rohim amat kasih lagi penyayang.

h.      Implikasi Qs Al-Ambiya 21 Ayat 107 Dalam Pendidikan
        Agar pesan yang disampaikan qs al-ambiya 21 ayat 107 bisa sampai dan dipahami secara utuh dan komprehensif oleh umat islam para peserta didik, maka peran guru atau pendidik sangat menentukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman terhadap suatu ayat, maka akibat yang ditimbulkannya akan melahirkan manusia yang keras dan beringas. Hal ini tentu saja bukan tujuan islam khususnya tujuan pendidikan islam. Oleh karena itu berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan terletak pada sosok guru tenaga pendidiknya.
        Utuk itu agar pendidikan kita bisa sejalan dan selaras dengan firman Allah al-ambiya ayat 107 sebagai berikut
1.      Perubahan paradigm guru dari mengajar menjadi mendidik
2.      Mendidik islam itu humanis dan ati kekerasan
3.      Mendidik sikap inklunsif
        Rahmat memiliki 3 dimensi yaitu pertama rasionalitas, kedua peduli dan ketiga peradaban. Pertama agama islam adalah agama yang rasional. apabila ada ajakan atau doktrin yang menyatakan bahwa ”bidadari telah menunggu para mujahidin”dengan cara bom bunuh diri dengan mengebom tempat-tempat maksiat atau milik non muslim, itu merupakan tindakan yang konyol dan irasional.
Kedua ajaran islam dengan konsep rahmatan lil’alamin, memiliki konsekuensi logis untuk selalu peduli kepada orang yang memerlukan pertolongan dan bantuan. Ketiga agama islam adalah agama peradaban. Rosulallah diutus untuk membangun peradaban hal ini dapat terlihat dari ajarannya dalam membebaskan perbudakan, menghargai perempuan, menghargai perbedaan agama, dan menjungjung tinggi ilmu pengetahuan.[5]









BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan

Nabi diturunkan oleh allah yang maha pengasih lagi maha penyayang untuk membawa sebuah rahmat bagi umatnya yang memeluk agama yang iya ajarkan, rahmat itu menuntut seluruh alam kepada kebahagiaan baik di dunia maupun diakhirat.
          Dengan mng teguh ajaran allah yaitu ajaran islam yang dibawa oleh nabi Muhammad, insyaallah kita akan mendapat sebuah rahmat dari allah berupa kebahagiyaan , ketentraman dan kenikmatan. Baik didunia maupun di akhirat nanti Aamiin.. dan rahmat allah juga berlaku bagi selain manusia yakni malaikat, jin, tumbuh tumbuhan serta semua ciptaan allah. Dalam dunia pendidikan islam, tafsir tidak pernah luput dari sebuah pengajaran nya, namun sebagai pendidik harus mempunyai pernyataan yang mendasar. Hal itu dimaksudkan agar para mahasiswa mampu mendekati dan memahami isi kandungan ayat ayat alqur’an seperti didalam surah al-anbiyya’ menggunakan sebuah sudut pandang pendidikan baik dengan cara teoritik  maupun praktik yang mencangkut sebuah pembahsan mendidik dan sebuah pendidikan islami dengan mengambil kesimpulan dan mengaplikasikannya, dalam praktik  pendidikan.,

B.     SARAN
            Apabilla penyusunan makalah ini banyak mendapat kesalahan serta kekurangan yang sangatlah banyak dalam penyusunan sebuah makalah ini ,saya selaku pembuat makalah dan pemakalah ini meminta maaf dan meminta pemakluman sebanyak banyaknya dikarnakan pemakalah masih proses belajar dalam pembuatan makalah ini , dan semoga kritik dan saran yang bermanfaat kami mengharap dari para pembaca.











DAFTAR PUSTAKA
1.Munir ahmad.2018.tafsir tarbawi mengungkap pesan alqur’an tentang pendidikan.yogyakarta.Teras perum gowok blok D 2 no.189.
2. kadar M.yusuf.2013.Tafsir tarbawipesan-pesan al-quran tentang pendidikan.Jakarta.AMZAH.
3. Badruzzaman M.yusuf,Tafsir tarbawi,Bandung.
4.Arifudin lis.2011.paradigma pendidikan islam rahmatan lil’alamin(gagasan( dan gagasan implimasikasinya dalam pendidikan islam ) forum tarbiyah vol 9,no.2
5. Listiawati.2017.tafsir ayat ayat pendidikan. Depok.kencana.
6.Munir ahmad.2007.tafsir tarbawi mengungkap pesan alqur’an didalam alqur’an tentang pendidikan.yogyakarta.teras.




BIOGRAFI



Nama: Mauliya Alfina
TTL: Pekalongan, 14.April.2000
Hobi: memasak
Alamat: pringlangu Gg.8 rt.03 rw.01 pekalongan barat kelurahan pringrejo
Motto serta motofasi diri: selalu mensyukuri sebuah nikmat walaupun hidup mu terlalu rumit bagaikan benang yang takberujung dan selalulah tersenyum dan memberi sebuah semangat kepada diri sendiri dan kepada orang lain yang selalu mensuprot diri ini dan menyayangi didalam hari harinya, bagaikan penyemangatmu itu sendiri didalam sebuah ombak kehidupan yang terus berjalan. Dan mengalir bagaikan ombar pasang laut.






[1]Ahmad munir,tafsir tarbawi mengungkap pesan alqur’an tentang pendidikan,Teras perum gowok blok D 2 no.189,yogya,2008,hlm.13-14
[2]Kadar M. yusuf, Tafsir tarbawipesan-pesan al-quran tentang pendidikan, AMZAH, Jakarta, 2013, hlm.1-2.
[3]Ibid,h.80
[4]Badruzzaman M.yusuf,Tafsir tarbawi,Bandung.,hlm.2-6.
[5]Iis arifudin, paradigm pendidikan islam:rahmatan lil’alamin(gagasan dan implikasinya dalam pendidikan islam) forum tarbiyah vol. 9,no.2 desember 2011. Hlm 145-152

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel