TT A 3A ALLAH SEBAGAI PENDIDIK HAKIKI DAN KARAKTER PENDIDIK
ALLAH SEBAGAI PENDIDIKHAKIKI DAN
KARAKTER PENDIDIK
Mislahiyatul Hasanah
NIM. (2418061)
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan sehingga kami bisa dapat menyelesaikan makalah Hadits Tarbawi yang berjudul Konsep Belajar dan Mengajar. Sholawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Kholid Ma’rufi, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu untuk menyelasaikan tugas makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberi masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Serta saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Alhamdulillahirrobil’Alamin
Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh.
Pekalongan, 9 Maret 2019
Penyusun
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewajiban dan Motivasi Belajar.......................................... ....... 3
B. Mengajar dan Mengamalkan Ilmu Pengetahuan ......................... 8
C. Hadits Tentang Belajar dan Mengajar......................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................... 12
B. Saran ......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik dan buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan perkembangan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keliarga, sekolah, dan masyarakat yang luas. Jadi, untuk menjadi pendidik yang baik dan sebagai panutan peserta didik maka kita harus mengetahui subjek pendidikan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi, maka dengan memahami Q.S Ar-Rahman ayat 1-4 aan mengetahui sikap yang harus dimiliki sebagai seorang pendidik.
Pendidikan islam mempunyai tujuan akhir yaitu agar terciptanya insan kamil. Untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut, seorang pendidik mempunyai tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didik ke arah yang dimaksud, sehingga peran pendidik dalam dunia pendidikan sangatlah penting.
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar anak bisa menuju ke arah kedewasaan. Pendidik yang bertanggung jawab di lingkungan keluarga adalah orang tua, di lingkungan sekolah adalah guru, di lingkungan masyarakat adalah orang – orang yang terlibat dalam kegiatan, seperti pengasuh anak yatim piatu dan pembimbing kelompok bermain.
Kewajiban seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga dituntut untuk mengajarkan nilai-nilai pada peserta didik, bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Memenuhi salah satu tugas
3. Apa maksud Allah sebagai pendidik seluruh makhluk
4. Apa yang dimaksud Al asma’ al husna ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas.
2. Untuk mengetahui Allah sebagai pendidik dan dan karakter pendidik.
3. Untuk memahami Allah sebagai pendidik seluruh makhluk.
4. Untuk mengetahui Al asma’ al husna.
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas dari dosen
2. Untuk menambah ilmu baik penulis maupun pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tafsiran Q.S Ar-Rahman (55) : 1-4 tentang Allah sebagai Pendidik Hakiki
Artinya :
1. (Tuhan) yang Maha Pemurah
2. Yang telah mengajarkan Al Qur’an.
3. Dia menciptakan manusia.
4. Mengajarnya pandai bicara.
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengajarkan Al-Qur’an dan Al-Bayan kepada manusia. Pengajaran ini dimulai dari nama-Nya Al-Rahman yang artinya kasih sayang, tidak dimulai dari nama yang lainterutama menggambarkan kekuasaan-Nya yang mutlak seperti al-Mutakabbir, al- Qahhar, dan al-Jabbar.
1. TafsirAl-Azhar
“Yang Maha pemurah” (ayat 1)
Arti dari Rahman adalah amat luas, kalimat dalam pengambilannya ialah RAHMAT. Yang berarti kasih,sayang,cinta,pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dan kehidupan manusia dan terbentang didalam segala mahkluk yang wujud dalam dunia ini. Didalam ayat-ayat Al-Quran kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang menyebutkan Rahmat Allah, tidak kurang dari pada 60 Rahim, sampai 4 kali
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
Inilah salah satu dari Rahman, atau kasih sayang tuhan kepada manusia, yaitu diajarkan kepada manusia itu Al-Qur’an, yaitu wahyu ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Yang engan sebab al_Qur’an itu manusia di keluarkan dari pada gelap gulita kepada terang benerang, dibawah kepada jalan yang lurus.
“Yang Menciptakan Manusia”.(ayat 3)
Penciptaan manusiapun adalah satu diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab, di antara makhluk ilahi di dalam alam, manusia lah satu-satunya makhluk yang paling mulia.
“Yang mengajarkan kepadanya berbicara” (ayat 4)
Berubahlah Rahman Allah kepada manusia tadi lebih sempurna lagi, karena manusia pun diajar oleh Tuhan menyatakan perasaan hatinya dengan kata-kata. Itulah yang di dalam bahasa Arab disbut “Al-Bayaan” yaitu
Menjelaskan,menerangkan apa yang terasa dihati sehingga timbulah bahasa-bahasa. Kita pun sudah sama maklum bagaimana pentingnya kemajuan bahasa karena orang dalam kesanggupannya memakai bahasa, memakai bicara. Alangkah malang yang tidak sanggup memakai lidahnya untuk menyatakan perasaan hatinya. “bagi orang bisu yang bermimpi” ke mana dan bagaimana dia akan menerangkan mimpinya? Oleh sebab itu jelas baha pemakaian bahasa adalah salah satu diantara Rahman Allah juga di muka bumi ini.
2. Tafsir Al-Maraghi
Ayat 1-2
Allah telah mengajarkan nabi Muhammad SAW. Al-Quran dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya.
Ayat ini turun sebagai jawaban kepada penduduk Mekah ketika mereka mengatakan
“Sesungguhna Al-Quran itu diajarkan oleh seseorang manusia kepada-nya (Muhammad).” (An-Nahl, 16:103)
Dan oleh karena itu surat ini menyebut-nyebut tentang nikmat-nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat yang merupakann nikmat terbesar kedudukannya dan terbanyak manfaatnya, bahkan paling sempurna faidahnya, yaitu nikmat diajarkannya Al-Qura’anul Karim. Karena dengan mengikuti Al-Qura’nul Karim maka diperoleh kebahagian dunia dan di akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu diperolehlah segala keinginan di dunia dan di akhirat karena Al-quran lah puncak dari segala kiab samawi, yang telah diturunkan pada makhluk Allah yang terbaik.
Ayat 3
Dia telah menciptakan umat manusia ini dan mengajarinnya mengungkapkan apa yang yang terlintas dalam hatinya dan terbaik dalam sanubarinya. Sekirannya tidak demikian, maka Nabi Muhammad SAW. Takkan dapat mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Oleh karena manusia itu mahkluk sosial menurut tabiatnya yang tak bisa hidup kecuali bermasyarakat dengan sesamannya, maka haruslah ada bahasa yang digunakan untuk dapat memahamkan sesamannya dan untuk menulis kepada sesamannya yang berada ditempat jauh dan negeri-negeri sebrang, disamping untuk memelihara ilmu-ilmu tedahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi berikut dan supaya ilmu ilmu itu dapat ditambah oleh generasi mendatang atas hasil usaha yang diperoleh oleh generasi yang lalu.
Ini adalah nikmat ruhani terbesar yang tak bisa ditandingi dengan nikmat lainya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu Allah SWT mendahulukan penyebutannya atas nikmat-nikmat lain yang akan disebutkan nanti.
3. Tafsir Al-Misbah
Surat ini dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan rahamat kepada seluruh mahkluk dalam kehidupan didunia ini, baik manusi atau jin yang taat dan durhaka, malaikat,binatang maupun tumbuhan-tumbahan dan lain-lain.
Setelah menyebut rahmat-rahmat-Nya sacara umum, disebut rahmat dan nikmat-Nya yang teragung sekaligus menunjukan kekuasaan-Nya melimpahkan sekelumat dari sifat-Nya yakni dengan menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan al-Quran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Dalam bahasa Arab disebutUstadz/zah, Mudarris, Mu`allim, Mu`addib, selanjutnya dalam bahasa Arab kata Ustadz adalah jamak dari asatidz yang berarti guru (teacher), profesor (gelar akademik), jenjang dalam bidang intelektual, pelatih, penulis, dan penyair. adapun kata Mudarris berarti Teacher (guru), instruktor (pelatih), trainer (pemandu). sedangkan kata Muaddib berarti educator/pendidik atau Teacher In Coranic School (guru dalam lembaga pendidikan al-Qur`an). Dalam Al-Qur’an bahwa Allah adalah guru yang terbaik untuk semua makhluk karena sebelumnya manusia tidak tahu apa-apa setelah selesai penciptaan manusia. Allah mengetahui ilmu yang ada dilangit dan dibumi. Sedangkan makhluk yang Dia ciptakan tidak mengerti ilmu tersebut.
Kandungan Hukum dalam Surat ar-Rahman ayat 1-4 , dari ayat pertama ar-Rahman, yang memiliki arti pengasih kepada makhluknya tanpa keterkecuali baik kepada yang beriman maupun yang mengingkarinya, disini jika dikaitkan dengan pendidikan adalah kita sebagai pendidik harus memilik sifat yang pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang pintar, pendiam, dan yang nakal. Kita harus menyayanginya tanpa pandang bulu.
Dari surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, yaitu dikatakan bahwa Allah telah mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi pandai dalam berbicara, maksudnya, ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada manusia itu bertujuan untuk memberi pedoman kepada manusia agar manusia itu dapat memahami isi serta maknanya, sehingga manusia dapat bertingkah laku yang sesuai dengan pedomannya yaitu Al-Qur’an.
Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang diberikan oleh gurunya tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan evaluasi kepada muridnya tentang pelajaran yang telah diberikan tersebut, maka muridnyapun akan dapat menjawab dan mengerjakannya dengan baik dan benar. Sehingga murid tersebut menjadi pandai dengan ilmu yang telah diberikan oleh gurunya
Mengajarkan Qur’an. Ini menunjukan bahwa seorangguru harus terlebih dahulu mempersiapkan Qur’an, dalam konteks ini qur’an diterjemahkan dengan materi pelajaran, sebelum guru berada dihadapan siswa. guru harus terlebih dahulu mempersiapkan dalam artian menguasai, memahami materi yang akan disampaikankepada siswa. sehingga seorang guru dapat maksimal mentransfer ilmunya kepadasiswa.
Khalaqal Insan Menciptakan Manusia. Menilik tujuan utama dari pendidikan adalah mencetak manusia yang sempurna, yang berpengetahuan, berakhlak dan beradab. tentu tidak ada manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempuranaadalah suatu kewajiban. Seorang guru apapun materi yang ia ajarkan hendaknyamengarahkan siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung kepada ketaqwaan kepada Yang Maha Esa. bukan hanyamengarahkan pada aspek prestasi saja.
Allamahul Bayan Mengajarkan Dengan Jelas. Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada tahap seorang siswa benar-benar faham. jangan sampai seorang siswa belum betul-betul faham pada materi yang diajarkan sudah pindah kemateriyang lain. banyak kasus di negeri ini, demi mengejar target pencapaiankurikulum,prinsip memberi kefahaman diabaikan, efeknya kita tahu semua.
Kepengasihan Allah SWT terhadap makhluknya tidak memandang tingkat ketaatan mahkluk dalam menjalankan perintahNya. Sehingga Allah SWT mengasihi setiap mahkluk yang telah diciptakan secara merata
Aspek Tarbawi
1. Sebagai pendidik harus memiliki sifat yang pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang pintar, pendiam, dan yang nakal. Kita harus menyayangi tanpa pandang bulu.
2. Mengajarkan qur’an. Ini menunjukan bahwa seorang guru harus terlebih dahulu mempersiapkan qur’an, dengan konteks ini qu’an diterjemahkan kedalam materi pelajaran.
3. Seorang guru hendaknya mengarahkan siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung pada ketaqwaan kepada Allah SWT.
B. Tafsiran Q.S Al-Fatihah (1) : 1-4 tentang Karakter Pendidik
1. Karakter Pendidik
Ada lima kategorisasi karakteristik pendidik menurut Al Qur’an, antara lai yaitu:
a. Karakteristik keimanan (imaniyah)
Karakteristik keimanan merupakan fondasi bagi setiap muslim, apalagi bagi seorang pendidik. Yang termasuk bagian dari karakter iman adalah takwa (Q.S Al Baqarah 2: 197, Q.S Al Thalaq 65: 2-4). Semua pendidik dipastikan memiliki sifat keimanan. Sikap takwa dan keikhlasan tersebut tercermin dari sikap konsisten dengan apa yang dikatakan. Seorang pendidik harus memiliki jiwa ketuhanan (Rabbani), selalu mendekatkan diri (taqarrub) dan mengingat Tuhannya.
b. Karakteristik Moral/akhlak (Khuluqiyah)
Beberapa karakter yang termasuk di dalam karakteristik moral/akhlak misalnya perilaku jujur (shidiq), penyayang (rahmah), bersahabat (rifq), santun (hilm) tapi tidak lemah, kuat tapi tidak kasar (Q.S Ali Imran 3: 159), rendah hati (tawadhu’), tidak sombong, sabar, menahan amarah, dll.
c. Karakteristik fisik (jismiyah)
Seorang pendidik secara fisik haruslah bergaya hidup sehat, bersih, rapi, dan enak dipandang. Tidak menunjukkan kepada peserta didiknya perilaku yang syubhat dan perbuatan yang sia-sia. Dia seharusnya menjadi motivator untuk melakukan perbaikan dan perubahan.
d. Karakteristik akal dan spiritual (al-aqliyah wa al nafsiyah)
Yang termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah cerdas (dzaki), yang mumpuni keilmuannya, seperti dapat dilihat pada sosok al rasikhuna fi al ilm, ulu albab , uli al Nha, dan ulama’. Tepat dalam mengambil keputusan, tidak peragu, suka bermusyawarah atau bertukar pikiran (Q.S Al-Syura 38 dan Ali Imran 159), selalu belajar dan berusaha meningkatkan dan menambah pengetahuan mutakhir, tidak gagap teknologi.
e. Karakteristik profesional (alMihnah)
Seorang pendidik yang baik seharusnya memiliki kompetensi akademik (keilmuan) yang diwujudkan dalam bentuk penguasaan materi, dan mempunyai kompetensi pedagogi dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat kepada anak didiknya sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Dalil Karakter Allah sebagai Pendidik
Q.S Al Fatihah 1: 1-4
Terjemah:
1) Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
4) Pemilik (Raja) Hari Pembalasan
Tafsiran:
Ayat pertama
Pengertian bi (بِ) yang diterjemahkan dengan kata “dengan” berarti “memulai” sehingga bismillahberarti “saya atau kami memulai dengan nama Allah”. Bi juga dikaitkan dalam benak dengan kata “kekuasaan dan pertolongan”. Pengucapan basmalah seakan-akan berkata “Dengan kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya, pekerjaan yang sedang saya lakukan ini dapat terlaksana.” Kata ism (اِسْمٌ) diambil dari kata as-sumuw (السُّمُوُّ) yang berarti “tinggi” atau as-simah (السِّمَةُ) yang berarti “tanda”. Nama disebut ism, karena ia seharusnya dijunjung tinggi atau karena ia menjadi tanda bagi sesuatu.
Dimulainya surat Al Fatihah dengan lafaz bismillahirrahmaanirrahiim dimaksudkan untuk memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya agar memulai suatu pekerjaan dengan lafaz tersebut.
Ayat kedua
Maksud dari lafaz al-hamdu dari segi bahasa adalah pujian atau sanjungan terhadap perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang melalui usahanya apakah semula ia mengharap pujian atau tidak. Kata ini selanjutnya menjadi pangkal kalimat penyataan syukur, sebagaimana Allah tidak bersyukur kepada seorang hamba yang tidak memuji-Nya. Kata Rabb dapat berarti pemilik yang mendidik yaitu orang yang mempengaruhi orang yang dididiknya dan memikirkan keadaannya.
Pendidikan yang dilakukan Allah terhadap manusia ada dua macam, yaitu pendidikan, pembinaan atau pemeliharaan terhadap kejadian fisiknya yang terlihat pada pengembangan fisiknya sehingga mencapai kedewasaan, serta pendidikan terhadap perkembangan potensi kejiwaan dan akal pikirannya, pendidikan agama dan akhlaknya yang terjadi dengan diberikannya potensi-potensi tersebut kepada manusia, sehingga dengan itu semua manusia akan mencapai kesempurnaan akalnya dan bersih jiwanya.
Adapun kata Al alamin meliputi seluruh yang tampak ada. Yang masuk ke dalam kelompok ini adalah alam manusia, alam binatang, alam tumbuhan. Adanya kata Rabb yang mendahului kata alam tersebut berarti mendidik, membina, mengarahkan dan mengembangkan yang mengharuskan adanya unsur kehidupan seperti makan dan minum serta berkembang biak.
Dapat disimpulkan bahwa setiap pujian yang baik hanyalah untuk Allah karena Dia-lah segala sumber yang ada. Dialah yang menggerakkan seluruh alam dan mendidiknya mulai dari awal hingga akhir dan memberikannya nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan.
Ayat ketiga
Makna ar rahman adalah yang memberikan kenikmatan yang baik kepada hamba-hamba-Nya tanpa mengenal batas dan akhir. Lafaz ini hanya untuk Allah dan tidak dapat dilekatkan pada yang lain-Nya. Sedangkan ar rahim adalah zat yang padanya terdapat sifat rahmah (kasih sayang) yang daripadanya dapat timbul perbuatan yang baik. Ar rahman dan ar rahim dalam ayat ketiga ini bertujuan menjelaskan bahwa pendidikan dan pemeliharaan Allah sebagaimana disebutkan pada ayat kedua , sama sekali bukan untuk kepentingan Allah atau sesuatu pamrih.
Ayat ke empat
Kata Maliki berarti mengatur perilaku orang-orang yang berakal dengan cara memberikan perintah, larangan dan balasan. Hal ini sejalan dengan dengan ungkapan Malik an naas yang menguasai manusia. Sedangkan lafaz al Tin dari segi bahasa digunakan untuk pengertian al hisab yakni perhitungan, dan berarti pula memberikan kecukupan, pembalasan yang setara dengan perbuatan yang dilakukan manusia semasa hidup di dunia.
C. Al Asma’ Al Husna
Allah swt. Memiliki nama sekaligus sifat yang sangat baik dan sempurna. Nama-nama tersebut terangkum di dalam Al Asma’ Al Husna yang berjumlah 99. Allah swt. Memiliki sifat Maha dalam segalanya, termasuk memiliki jumlah nama sekaligus sifat yang paling banyak. Al Asma’ Al Husnasebagai nama-nama dan sekaligus sifat Allah swt. Merupakan contoh bagi manusia untuk dipelajari, dimengerti, dihafalkan, dan diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga cita-cita setiap manusia untuk meraih kehidupan bahagia dunia dan akhirat menjadi kenyataan.
Al Asma’ Al Husna yang terkandung dalam Q.S Al Fatihah ayat 1-4 antara lain:
Allah, kata ini berakar dari kata walaha(وَلَهَ) yang berarti “mengherankan”, atau “menakjubkan”. Tuhan dinamai Allah karena segala perbuatan-Nya menakjubkan dan bila dibahas hakikat-Nya akan mengherankan, dalam arti hakikat zat-Nya tidak mungkin akan terjangkau oleh pikiran makhluk-makhluk-Nya. Ar rahman yaitu Maha Pengasih, yang memberi kenikmatan yang baik kepada makhluk-Nya. Ar rahim yaitu Maha Penyayang. Sifat Ar rahman Allah meliputi seluruh makhluk Allah baik yang beriman maupun yang kafir. Sifat Ar rahim adalah khusus bagi hamba-Nya yang beriman. Al Malik yaitu maha Menguasai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam surat ar-rahman ayat 1-4 kita diajarkan menjadi seorang pendidik yang sebenarnya, yang harus memiliki sifat rahman (kasih sayang), dan sebagai seorang pendidik kita harus mengajarkan apapun dengan sejelas-jelasnya, seperti ayat ke-4 yang berbunyi “allamahul bayan”
Karakteristik pendidik meliputi lima hal, yaitu: Karakteristik keimanan (imaniyah), Karakteristik Moral/akhlak (Khuluqiyah), Karakteristik fisik (jismiyah), Karakteristik akal dan spiritual (al-aqliyah wa al nafsiyah), dan Karakteristik profesional (alMihnah).
Pendidikan yang dilakukan Allah terhadap manusia ada dua macam, yaitu pendidikan, pembinaan atau pemeliharaan terhadap kejadian fisiknya yang terlihat pada pengembangan fisiknya sehingga mencapai kedewasaan, serta pendidikan terhadap perkembangan potensi kejiwaan dan akal pikirannya, pendidikan agama dan akhlaknya yang terjadi dengan diberikannya potensi-potensi tersebut kepada manusia, sehingga dengan itu semua manusia akan mencapai kesempurnaan akalnya dan bersih jiwanya.
B. Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.tentang pendidikan sesuai dengan QS. Ar-Rohman, 55: 1-4 dan QS. Al-Fatihah, 1:1-4. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Hamka.1982. Tafsir Azhar . Jakarta : Pustaka Panjimas
Al-Maraghi, Ahmad Musthofa. 1989 Tafsir Al Magribi.Semarang : Karya. Thoha Putra
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Qur’an Al Karim. Jakarta : Lentera Hati.
Abdul Fadhil, 2015, “Karakteristik Pendidik Menurut Al Qur’an (Analisis Kajian
Tafsir
Maudhu’i)” Jurnal Studi Al Qur’an; Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani. Voll. 11 No. 1, 2015
BUKU REFERENSI
BIOGRAFI PENULIS
· Nama: Mislahiyatul Hasanah
· Tempat, Tanggal Lahir: Jepara, 06 Juni 1999
· Alamat: Tengguli, RT 03/12 Kec. Bangsri Kab. Jepara
· Riwayat Pendidikan:
1. TK TA Tarbiyatul Athfal Tengguli Bangsri Jepara
2. MI Al-Ma’arif 04 Bangsri Jepara
3. MTs Nahdlotul Ulama Tengguli Bangsri Jepara
4. MAS Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara
· Hobi: Membaca