MAKALAH CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Tema 
Konsep Dasar Pembelajaran
B.     Sub tema
Ciri-ciri Pembelajaran
C.    Penting Dikaji
Sekarang ini kemajuan dan perkembangan pendidikan sangat pesat sehubungan dengan itu  harus adanya peningkatan kualitas pembelajaran dalam pendidikan, didalam pembelajaran terdapat ciri-ciri yang harus terpenuhi dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya ciri-ciri pembelajaran dapat  mengetahui bagaimana ciri-ciri suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan agar tercapaianya suatu keberhasilan pembelajaran dalam mengikuti perkembangan dan kemajuan pendidikan di dunia.
Kegiatan pembelajaran diselenggaran untuk membentuk watak, peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, malakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak, meningkatkan kualitas pendidikan dan martabat bangsa. Dan maka dari itu Dasar Konsep Pembelajaran dengan sub tema Ciri-ciri pembelajaran perlu dikaji.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ciri – Ciri Pembelajaran
Pendidikan atau pembelajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik. Misalnya, seorang anak dibimbing, ditolong sehingga saat waktunya datang dilepaskan dari keluarga, mulai berumah tangga sendiri, bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Pestazoli mengatakan bahwa makna dan tujuan pendidikan itu adalah Hilfe Zur Selbsthilfe, artinya pertolongan untuk pertolongan diri. Perubahan-perubahan itu menujukan suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses itu tujuan tidak dapat tercapai. Proses yang dimaksud itu adalah proses pendidikan atau pembelajaran.
Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para siswa di dalam kehidupan sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani oleh para siswa. Dengan demikian manusia yang hidup dan berkembang itu merupakan hasil belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran.[1]
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang dapat diterima,  difahami dan di sepakati yang bersifat timbal balik. Baik diantara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau upaya sadar yang dilakukan  individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan berintraksi dengan lingkungan sehingga dapat memperoleh pengalaman dari interaksi tersebut. Menurut Edi Suardi  sebagai suatu proses pengaturan kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa ciri, yaitu:
1.      Memiliki Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Secara umum kegiatan belajar mengajar harus mempunyai tujuan yakni  untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, sadar akan tujuan yang ingin dicapai dengan menepatkan peserta didik sebagai satu pusat perhatian. Menurut Nana Syaodih Sukmadimata(1997)terdapat beberapa tujuan kegiatan belajar diantaranya
a.       Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan kata kerja yang khusus tentang sumber-sumber yang dapat digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja sama
b.      Menujukkan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh kecepatan, panjangnya dan frekuensi respon.
c.       Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan fisik, kondisi atau lingkungan psikologi.
2.      Adanya suatu prosedur ( jalan Interaksi )
Dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan secara optimal. Maka dalam melakukan interaksi perlu ada langkah-langkah  sistematik dan relevan. Terhadap beberapa pendapat yang telah digunakan. Yaitu :
a.       Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran lumject orientred
b.      Pendekatan yang berpusat pada  peserta didik(student
c.       Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat
Secara umum prosedur kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui tiga tahap:
a.       Kegiatan Pendahuluan
Hal-hal dilakukan dalam kegiatan pendahuluan yang menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi membina keakraban, menciptakan kesiapan belajar  dan suasana belajar yang demokratis.
b.      Kegiatan inti
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti yaitu menyampaikan tujuan yang ingin dicapai baik secara lisan maupun tulisan.
c.       Kegiatan Akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar yaitu penilian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang dan menutup belajar mengajar di tandai dengan harapan khusus.
3.      Ditandai dengan aktivitas peserta didik
Mengutip pemikiran E. Mulyasa menekankan pentingnya upaya pengembangan aktivitas, kreativitas, motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar mengemukakan hal-hal yang perlu di pikirkan yaitu:
a.       Dikembangkanya rasa percaya diri peserta didik dan mengurangi rasa takut.
b.      Memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah.
c.       Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan dan evaluasi.
d.      Memberi pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
e.       Melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan.
4.      Guru berperan sebagai pembimbing
Guru berperan sebagai pembimbing yang harus menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif, harus siap berbagai modiator dalam segala situasi proses belajar mengajar sehingga menjadi tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Selain sebagai pembimbing menurut Alan Syamsudin dengan mengutip pemikiran crage dan berliner mengemukakan peran guru lainnya yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan evaluator.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru yang di dukung oleh berbagai kompetesi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal.Kompetisi dalah keseluruhan pengetahuan, keterampilan, sifat-sifat karakteristik kepribadian yang diperlukan oleh seorang guru untuk mendukung terhadap pencapaian kinerjannya. Tiga jenis kompetisi yang harus di miliki guru menurut Raka joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam ( 2002)”, yaitu:
a.       Kompetensi profesional yaitu memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang dikerjakanya.
b.      Kompetisi kemasyarakatan yaitu mampu berkomunikasi baik dengan peserta didik, sesama guru,  maupun masyarakat.
c.       Kompetisi personal yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani sehingga mampu menjadi seorang pemimpin.
5.      Membutuhkan Disiplin
Disiplin dalam kegiatan mengajar diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar. Dalam pembentukan disiplin belajar peserta didik Reisma dan Dayne dalam E. Mulyasa (2003), mengemukakan strategi umum merancang disiplin peserta didik, yaitu:
a.       Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri , peserta didik dapat berlaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima, hangat dan terbuka.
b.      Keterampilan komunikasi, guru terampil berkomunikasi secara efektif sehingga menerima perasaan dan mendorong kepatuhan peserta didik.
c.       Konsenkuensi-konsekuensi logis dan alam, guru disarankan dapat menujukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu peserta didik dalam mengatasinya.
d.      Klasifikasi nilai, guru membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai  dan membentuk sistem nilai sendiri.
e.       Analisis transaksional, guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
f.       Terapi realitas, guru bersikap positif dan bertanggung jawab.
g.      Disiplin yang berintegrasi, menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan memperhatikan peraturan.
h.      Modifikasi perilaku, perilaku salah yang disebabkan oleh lingkungan, oleh karena itu perlu diciptakan  lingkungan yang kondusif.
i.        Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan dalam pengendalian yang tegas.
6.      Ada batas waktu
Dalam kegiatan belajar mengajar ada batas waktu untuk mencapai tujuan tertentu dalam sistem berkelas ( kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan di beri waktu tertentu , kapan tujuan itu sudah harus tercapai.

7.      Evaluasi
Adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang direncakan sudah dicapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaan. Esensi dari evaluasi menurut stafflebearn yaitu memberikan informasi bagi kepentingan pengambilan keputusan. Masalah evaluasi adalah bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah ditentukan.[2]
B.     Ciri-ciri Interaksi Belajar Mengajar
Ciri-ciri interaksi belajar mengajar Winarno Surachmad, 1984 : 16
a.       Ada tujuan yang jelas akan dicapai
b.      Ada bahan yang menjadi isi interaksi
c.       Ada siswa yang aktif
d.      Ada guru yang melaksakan
e.       Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan
f.       Ada situasi yang kondusif, yang memungkinkan proses interaksi berlangsung dengan baik
g.      Ada penilaian terhadap hasil interaksi itu. [3]
C.    Hal- hal yang Perlu dalam Pembelajaran
Hal- hal yang Perlu dalam Pembelajaran yaitu :
a.       Berpusat pada peserta didik.
b.      Mengembangkan kreativitas peserta didik.
c.       Menciptkan kondisi menyenangkan dan menantang.
d.      Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestetika
e.       Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
D.    Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Pembelajaran
Hal- hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kegiatan Pembelajaran yaitu:
1.      Pengetahuan Awal Siswa yaitu dalam proses pembelajaran harus di sesuaikan dengan keterampilan dan nilai yang dimiliki siswa sambil memperluas dan menujukan keterbukaan pada cara pandang.
2.      Refleksi  yaitu perlu menyediakan pengalaman belajar bermakna mampu mendorong tindakan dengan renungan pada diri siswa.
3.      Motivasi yaitu kegiatan pembelajaran  memberikan motivasi dan kejelasan tujuan.
4.      Kemandirian dan Kerjasama yaitu kegiatan pembelajaran mendorong siswa untuk mandiri maupun bekerjasama
5.      Keragaman individu
6.      Belajar untuk kebersamaan yaitu mendorong siswa untuk memiliki simpati, empati dan toleransi pada orang lain.
7.      Siswa sebagai Pembangun Gagasan yaitu  pembelajaran mengakomodasikan pandangan bahwa pembangun gagasan adalah siswa sedangkan guru hanya sebagai penyedia kondisi supaya belajar berlangsung lancar.
8.      Rasa ingin tahu, Kreativitas, dan Ketuhanan.
9.      Interaksi dan komunikasi
10.  Menyenangkan
11.  Belajar Cara Belajar yaitu pembelajaran memuat keterampilan belajar sehingga siswa terampil belajar bagaimana belajar.
12.  Suasana yang mendukung, sekolah dan kelas perlu diatur  lebih aman dan kondusif agar siswa belajar lebih efektif.[4]

E.     Ciri-ciri Pembelajaran Tematis.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik  memiliki ciri-ciri berikut:
1.      Pembelajaran berpusat pada Anak  yaitu memberikan keleluasaan pada siswa baik secara individu maupun kelompok.
2.       Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
3.      Belajar melalui pengalaman langsung yaitu pembelajaran sesuai dengan fakta dan peristiwa yang dialami
4.      Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata yaitu pembelajaran tematis di kembangkan pendekatan penemuan terbimbing yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
5.      Syarat dengan muatan keterkaitan yaitu pembelajaran tematis memusatkan pada pengamatan dan pengkajian suatu peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
6.      Bersifat fleksibel artinya saat pembelajaran langsung guru  bisa menggulirkan ke suatu arah sesuai dengan yang di minati oleh siswa.[5]







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para siswa di dalam kehidupan sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani oleh para siswa. Dengan demikian manusia yang hidup dan berkembang itu merupakan hasil belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran yaitu memiliki tujuan, adanya suatu prosedur,ditandai dengan aktifitas peserta didik, guru berperan sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin, ada batas waktu, evaluasi. Hal- hal yang Perlu dalam Pembelajaran yaitu Berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, menciptkan kondisi menyenangkan dan menantang, bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestetika, menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Ciri-ciri pembelajaran tematis yaitu pembelajaran berpusat pada Anak, menekankan pembentukan pemahaman dan kebersamaaan, belajar melalui pengalaman langsung, lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata, syarat dengan muatan keterkaitan.





DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Fajar, Arni.  2002. Portofolio dalam Pelajaran Ips. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
M, Sardiman A. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Muskakim,  Zaeanal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran Tingkatan Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksa.



[1]  Sardiman A.M.,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2012), hlm. 12.
[2] Zaeanal Muskakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011), hlm. 62-69.
[3] Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997). Hlm. 118-119.
[4] Arni Fajar, Portofolio dalam Pelajaran Ips(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002),hlm. 14-15.


[5] Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkatan Satuan Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),hlm. 117-118.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel