SEJARAH HIDUP BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW

sejarah hidup nabi muhammad saw

           Dalam belajar sejarah islam kali ini, saya akan menjelaskan terkait dengan sejarah hidup nabi muhammad saw baik itu ketika berada di mekah maupun di madinah. dan ini merupakan kelanjutan dari pembahasan sejarah islam. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan sejarah hidup nabi muhammad saw. maka sebagai berikut.          
       Dalam sejarah hidup nabi muhammad saw Pada awal abad ke-7, terdapat dua kekuatan peradaban dunia, yakni peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia, dua kerajaan besar yang mempunyai pengaruh penting pada perkembangan sejarah peradaban dunia. Dua kerajaan tersebut menjadi tetangga Arab, sementara pada saat itu, Arab sebagai tempat lahirnya perdaban Islam belum dikenal dalam sejarah dunia.
Peradaban Arab pra-Islam masih diwarnai penyembahan berhala yang  dikenal dengan istilah paganisme.[1]Selain menyembah berhala, bangsa Arab pada zaman  itu juga  disebut sebagai zaman jahiliyah atau zaman kebodohan terhadap agama dan moralitas. Mereka suka berperang, saling berebut kekuasaan, berjudi, menganggap rendah kaum wanita  dan lain-lain . Namun dibalik semua itu, bangsa Arab  sejak dahulu memiliki sifat kesatria, setia kawan dan menepati janji.[2] Di tengah-tengah bangsa inilah Nabi Muhammad dilahirkan untuk menegakkan tonggak ajaran Islam.
Nabi Muhammad merupakan keturunan suku Quraish, suku yang paling disegani di Mekkah. Pada abad ke V Masehi suku Quraish merebut pimpinan Mekkah dan Ka’bah dari Khuzanah. Nenek moyang mereka bernama Qusai. Abdul Mutholib (497 M.) adalah cicit dari Qusai, dibawah pimpinannya, Mekkah menjadi lebih maju. Dia memiliki 5 anak laki-laki, salah seorang  diantaranya bernama Abdullah yang meninggal pada tahun 570 M. Beberapa bulan kemudian, Aminah istri Abdullah melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad.
Nabi Muhammd lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 Agustus 570 M.[3] Di usianya yang masih 6 tahun beliau telah menjadi yatim piatu. Kemudian, Muhammad kecil diasuh oleh Abdul Mutholib kakeknya, selama 2 tahun. Setelah Abdul Mutholib meninggal, hak asuh pun kemudian beralih ke pamannya, Abu Tholib.
Dari Abu Tholib-lah Muhammad belajar berdagang. Beliau sering diajak Abu Tholib berdagang ke negeri Syam. Setelah dewasa, Rasulullah SAW berusaha hidup mandiri untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Karena beliau dikenal sebagai pemuda yang rajin dan jujur, maka seorang janda bernama Khadijah binti Khuwalid, seorang bangsawan dan pedagang kaya memberi kepercayaan kepada beliau untuk membawa barang dagangannya ke negeri Syam. Perjalanan niaganya disertai oleh seorang pembantu Khadijah bernama Maisaroh. Beliau dipilih sebagai komisioner, lantaran sifat-sifat Rasulullah SAW, kepercayaan, kejujuran dan sifat dan pembawaannya baik, akhlak yang terpuji, oleh kaumnya beliau dikenal sebagai “al-Amin” (orang yang terpercaya). Beberapa waktu setelahnya, akhirnya Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah. Beliau menikah pada usia 25 tahun, sementara Khadijah pada saat itu berusia 40 tahun.
Menginjak usianya yang semakin bertambah, Muhammad sering menghabiskan waktunya dengan berkhalwat di gua Hira sebagai rasa keprihatinan beliau terhadap bangsa Arab yang menyembah berhala. Di gua inilah beliau pertama kali menerima wahyu pertama, yakni surah al-Alaq 1-5. Wahyu inilah yang menandai bahwa Muhammad telah diangkat menjadi seorang Nabi. Pada waktu itu, Nabi Muhammad belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya. Tak selang beberapa lama turun wahyu kedua yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk berdakwah secara terang-terangan. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad dibagi menjadi dua periode,[4]yaitu:
a.     Periode Mekah, ciri pokok dari periode ini adalah pembinaan dan pendidikan tauhid.
b.    Periode Madinah, ciri pokok periode ini adalah pendidikan sosial dan politik.
         mungkin itu sedikit pembahasan terkait dengan sejarah hidup nabi muhammad saw. semoga bermanfaat.





[1] Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (Jakarta:Logos,1997), 8.
[2] Samsul M. Amin, Sejarah Peradaban Islam(Jakarta:Amzah,2009), 64.
[3] Sir John Glubb, A Short History of the Arab Peoples (New York:Dorset Press,1988), 28.
[4] Samsul M. Amin, Sejarah Peradaban Islam, 65.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel