MAKALAH TAFSIR TARBAWI Bertutur Lembut Jangan Teriak Kasar Q.S Lukman:19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin maju zaman, semakin manusia menjauh dari akhlaq yang mulia. Perangai jahiliyah dan kekasaran masih meliputi sebagian kaum muslimin. Padahal Islam mencontohkan agar umatnya berakhlaq mulia, di antaranya adalah dengan bertutur kata yang baik. Akhlaq ini semakin membuat orang tertarik pada Islam dan dapat dengan mudah menerima ajakan. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita perangai yang mulia ini
Melalui Makalah yang berjudul “Bertutur Lembut Jangan Teriak Kasar.”dengan tafsir Q.S Lukman:19 akan mencoba menjawab permasalahan diatas agar permasalahan diatas.Dengan berlandaskan Al-Quran agar terselesaikan sebagai mana mestinya
B. Judul Makalah
Makalah ini berjudul “Pendidikan Karakter-Religius” dengan sub tema “Bertutur Lembut Jangan Teriak Kasar” yang menjadi tugas saya dengan tafsir Q.S Lukman 31:19
C. Nash dan Terjemahan
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Artinya:“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”(Q.S Lukman 31:19)
D. Arti Penting Ayat
Nasihat Lukman pada anaknya yang selanjutnya adalah Tetapi tampillah kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah hati. Dan bila engkau melangkah, janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak melimpahkan anugerah kasih sayangNya kepada orang orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yakni jangan membusungkan dada dan jangan juga merunduk bagaikan orang sakit. Jangan berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan menghabiskan waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan nafas yang buruk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
1. Pengertian Berbicara
Para ahli memberikan definisi yang berbeda-beda mengenai pengertian berbicara.Tariganmenyebutkan bahwa berbica ra adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan
Batasan berbicara yang hampir sama dengan Tarigan dikemukakan oleh Kartini yang mengungkapkan bahwa berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang lain.
Sementara Akhmadimemberikan pengertian berbicara sebagai suatu keterampilan memproduksikan arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan dan keingingan kepada orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Berbicara merupakan peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain secara jernih, logis, terarah dan sistematis dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami orang lain[1]
2. Arti kelembutan
Kelemah lembutan adalah akhlak mulia. Ia berada diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya degan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan Rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi Allah Subhanahu Wa Ta Ala dan makhluk-makhluknya.
Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus merugikan orang lain dan dirinya sendiri.[2]
Manusia harus bertutur kata yang lembut karna dalam hidup sosial agar tidak saling menyinggung perasaan satu sama sama lain.Setelah hal tersebut dilakukan maka akan tercipta sebuah kesantunan
Karna kesantunan adalah satu kata sederhana yang memiliki arti banyak dan dalam, berisi nilai-nilai positif yang dicerminkan dalam perilaku dan perbuatan positif. Perilaku positif lebih dikenal dengan santun yang dapat diimplementasikan pada cara berbicara, cara berpakaian, cara memperlakukan orang lain, cara mengekspresikan diri dimanapun dan kapan pun. Santun yang tercermin dalaman perilaku bangsa Indonesia ini tidak tumbuh dengan sendirinya namung juga merupakan suatu proses yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa yang luhur[3]
B. Tafsir
1. Ibnu Katsier
Berkata Lukman kepada naknya:”Hai anakku,kebijakan itu menududukkan kaum miskin di majel;is para raja.hai anakku,Jika kamu mendatangi suatu perkumpulan manusia,lepaskanlah kepada mereka panah islam,yaitu salam.kemudian duduklah disisi mereka.Janganlah kamu berbicara hingga mereka selesai berbicara.Jika mereka tercurah ke dalam dzikrullah,tahanlah panahmu bersama mereka.Jika mereka tercurah kepada selain itu maka pindahlah dari mereka dari kaum yang lain.
“Berbahagialah orang-orang yang bertaqwa lagi kaya raya.Bila mereka hadir maka tidak dikenali dan bila tiada maka orang lain tidak merasakan mala petaka yang besar (debu kegelapan)[4]
2. Al-Qurthubi
Firman Allah SWT yang pertama atau diawali dengan yang artinya janganlah kamu berjalan seperrti orang lunglai dan janganlah pula seperti orang terlalu semangat.artinya dalam berjalan harus dengan kesederhanaan
Ayat ini merupakan pelajaran sopan santun dari Allah SWT,yakni tidak berteriak dihadapan orang karena meremehkan mereka atau tidak berteriak kapanpun dan dimanapun.Orang arab biaanya merasa bangga dengan suara nyaring.Oleh karna itu,siapa diantara mereka yang lebih nyaring suaranya,Maka dia lebih dianggap terhormat dan siapa yang lebih pelan suaranya,maka dia dianggap lebih terhina.Hal ini sampai-sampai membuat seorang penyair mengungkapkan.[5]
3. Al-Misbah
Mata dapat memandang ke kanan dan ke kiri secara bebas dengan perintah gbadbdb Jika ditunjukkan kepada mata maka kemampuan itu hendaknya dibatasi dan tidak digunakan secara maksimal.Demikian juga suara dengan erinah diatas sesorang diminta unmtuk tidak berteriak sekuat kemampuannya,tetapi dengan suara pelan namun tidak berbisik.
Demikian Lukman al-hakim mengakhiri nasihat yang mencakup pokok tuntunan agama disana ada Aqidah,Syariat dan Akhlak.3 Unsur ajaran Al-Quran.Disana ada akhlak terhadap Allah terhadap pihak lain dan terhadap diri sendiri.Ada juga perintah moderasi yang merupakan ciri dari segala macam kebajikan,Serta perintah bersabar,yang meruakan syarat mutlak meraih sukses,duniawi dan ukhrawi.Demikian Lukman Al-hakim mendidik anaknya bahkan memberi tuntunan siapapun yang ingin menelusuri jalan kebajikan [6]
C. Aplikasi Dalam Kehidupan
1. Menjalani hidup harus secara sederhana jangan berlebihan
2. Janganlah berteriak-teriak dan berkatalah yang lembut
3. Selalu menebarkan kebajikan
4. Janganlah merasa bahwa berbicara dengan keras itu kebanggan
D. Aspek Tarbawi
1. Hidup sederhana selain perintah Allah SWT juga termasuk bagian dai sikap positif yaitui Rendah hati
2. Ungkapan yang lembut wujud sikap keimanan dan sikap karakter yang terpuji
3. Menebar kebajikan akan menui hasilnya
4. Berbicara dengan keras sama halnya manusia yang tidak mempunyai budi pekerti baik karna tidak punya kesopanan
Jadi dapat disimpulkan bahwa:
1. Berbicara merupakan peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain secara jernih, logis, terarah dan sistematis dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami orang lain dan orang yang dapat berbicara dengan lembut dia mempunyai akhlak terpuji
2. Berbicara dengan lembut termasuk dalam sikap sopan santun
3. Dalam makalah ini terdapat 3 Tafsir yaitu tafsir Ibnu katsier,al-Qurtubi dan Al-Misbah
4. Dalam makalah ini bisa diaplikasikan dalam kehidupan antara lain:
a. Menjalani hidup harus secara sederhana jangan berlebihan
b. Janganlah berteriak-teriak dan berkatalah yang lembut
c. Selalu menebarkan kebajikan
d. Janganlah merasa bahwa berbicara dengan keras itu kebanggaan
5.Aspek Tarbawinya antara lain:
a. Hidup sederhana selain perintah Allah SWT juga termasuk bagian dai sikap positif yaitu Rendah hati
b. Ungkapan yang lembut wujud sikap keimanan dan sikap karakter yang terpuji
c. Menebar kebajikan akan menui hasilnya
d. Berbicara dengan keras sama halnya manusia yang tidak mempunyai budi pekerti baik karna tidak punya kesopanan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurthubi, Syaikh Imam, 2009, Tafsir Al-Qurthubi, Jakarta: Pustaka Azzam
Ar-rifa’i, Muhammad Nasib, 2006, Taisiru al-Alliyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,Jilid 3, Jakarta: GEMA INSANI
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-berbicara-menurut-para-ahli.html
Nawawi, Imam. 2015. Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadis. Tangerang: PT Kamil Pustaka
Shihab, M.Quraish. 2002, Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Suharto, Toto. 2012. Pendidikan Berbasis Masyarakat Yogyakarta: LKIS Yogyakarta
[1] http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-berbicara-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 29 Maret 2017 Pukul 14.00 WIB
[2] Imam Nawawi, Ensiklopedia Mukjizat Al Qur’an dan Hadis.(Tangerang: PT Kamil Pustaka, 2015) hlm. 123
[4] Muhammad Nasib ar-rifa’i, Taisiru al-Alliyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir,jilid 3, (Jakarta: GEMA INSANI, 2006) hlm 795