"MAKALAH" Sabar Tahan Uji, Syarat Kejayaan (QS. Ali Imron: 200)
Sabar Tahan Uji, Syarat Kejayaan
(QS. Ali Imron: 200)
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendidikan Life Skill”; Sabar Tahan Uji, Syarat Kejayaan” guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi II ini tanpa halangan berarti. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., beserta para shahabat dan keluarga serta ummat Beliau hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah ini dapat terlaksana bukan semata-mata hasil usaha keras dari penulis saja, namun berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya.Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.Terutama kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu, dan khususnya kepada kedua orang tua.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, dengan adanya kritik dan saran diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi bagi penulis untuk perbaikan kedepannya.Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan studi keilmuan, baik bagi audience maupun diri penulis pribadi.
Amin..
Pekalongan, 19 April 2017
Cahyaningrum
(2021115348)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Life skill secara bahasa berasal dari bahasa inggris, yaitulife artinya hidup dan skill yang artinya kecakapan, kepandaian, keterampilan.Skill dapat pula diartikan penguasaan suatu bidang.Sedangkan menurut istilah banyak pendapat yang mengemukakan arti dari life skill, ada yang mengartikan bahwa kecakapan hidup (life skill) bukan sekedar keterampilan.ada yang mengatakan bahwa kecakapan hidup (life skill) bukan sekedar ketrampilan untuk bekerja (vokasional). Pendidikan life skills dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan dan berguna bagi perkembangan kehidupan peserta didik.
Hidup tidak selamanya berjalan mulus, selalu ada kelokan.Duri dan rintangan yang menghadang.Karena itu kegagalan dan kesulitan dalam hidup mesti di hadapi, bukan malah dihindari.Kegagalan bukan akhir dari segalanya.Kegagalan sejatinya menjadi sarana pendewasaan.Belajar dari kegagalan adalah langkah menuju kedepan.
Maka dari itu Allah menyuruh hambanya untuk bersabar atau tabah, yakni dapat menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam, baik dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu yang dapat menggoncangkan iman
B. Judul Makalah
Dalam kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang Pendidikan Life Skill, yang dalam hal ini berkonsentrasi pada judul “Sabar Tahan Uji. Syarat Kejayaan”. Sesuai dengan tugas yang penulis terima.
C. Nash dan Terjemahan
Surat Ali Imran ayat 3 :200
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
D. Arti Penting
Ayat ini penting untuk dikaji karena agar kita dapat mengetahui tafsir da isi kandungan dari surat Ali Imran ayat ke 200 ini, dimana di dalam ayat tersebut Allah menyuruh kepada hambanya yang beriman agar senantiasa bersabar dan tetap bersiap siaga dan bertaqwa kepada Allah. Bersabar dalam berbagai macam hal, terutama dalam menjalani kehidupan ini. Karena tidak selamanya hidup yang kita jalani akan berjalan mulus, pasti akan akan selalu ada kelokan. Duri dan rintangan yang menghadang itu merupakan suatu hal yang wajar yang pasti setiap manusia alami di kehidupa ini.Dan oleh sebab itu kegagalan dan kesulitan dalam hidup mesti di hadapi, bukan malah dihindari. Dan dengan sikap sabarlah kita akan menjadi manusia yang tahan uji, dan itu merupakan suatu syarat kejayaan bagi kita di dunia maupun diakhirat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Manusia sebagai makhluk yang sempurna (akhsani taqwim) memiliki potensi besar yang dapat berkembang dengan baik jika disentuh dengan metode, strategi, kiat yang dinamis, dan bermodalkan (keinginan) yang besar untuk maju, khususnya dalam pendidikan/pembelajaran.Usaha ini memerlukan pendalaman dan usaha yang terus-menerus untuk memperoleh formulasi yang tepat tentang pendidikan life skill. Pendidikan life skill adalah bagian dari usaha untuk mengembangkan potensi individu tersebut untuk meraih masa depan.[1]
Hidup yang kitajalani tidak selamanya berjalan mulus, selalu ada kelokan.Duri dan rintangan yang menghadang.Karena itu kegagalan dan kesulitan dalam hidup mesti di hadapi, bukan malah dihindari.Kegagalan bukan akhir dari segalanya.Kegagalan sejatinya menjadi sarana pendewasaan.Belajar dari kegagalan adalah langkah menuju kedepan.Sebaliknya, menyesali kegagalan berarti mundur kebelakang.Sabar adalah kunci untuk meghadapi kegagalan.Bersabar artinya siap menghadapi segala kenyataan, yang pahit sekalipun[2].
Sabar berarti menahan, maksudnya menahan diri dari keluh kesah ketika menjalankan ajaran tuhan dan sewaktu menghadapi musibah, jadi sabar meliputi urusan dunia dan akhirat. Banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan kita untuk bersabar, diantaranya surat Ali Imran ayat 200. Bersabar ada beberapa macam, Pertama adalah bersabar untuk menjauhi larangan Allah.Kedua bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, memeliharannya terus menerus, menjaganya dengna ikhlas dan memperbaikinya dengan pengetahuan.Ketiga bersabar dalam menghadapi musibah[3].
B. Tafsir Ayat
1. Tafsir Al-Maraghi
Wa shabiru, artinya brtahanlah kalian dalam menghadapi hal-hal yang tidak kalian sukai, yang dating dari orang-orang selain kalian. Dikatagorikan dalam hal ini, yaitu menahan derita akibat disakiti oleh keluarga dan tetangga, serta tidak mau membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitkan.
Firman Allah wa rabitu, artinya ikatlah kuda-kuda kalian di daerahperbatassan sebagaimana musuh-musuhmu pun berbuat demikian, untuk siap maju perang. Seperti yam dikatakan oleh firman-Nya yang berarti:
“dan siapkanlah untuk menhadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang di tambat…” (Al Anfal, 8:60)
Dan termasuk pengertian dari ayat tersebut ialah alat-alat perang yang telah diciptakan oleh teknologi abad ini, termasuk pesawat terbang pemburu, pembom, tank-tank baja, meriam-meriam, canon senapan, armada-armada laut dan sebagainya yang termasuk keharusan bagi alat persenjataan masa kini. Orang yang tidak memilikinya sama halnya dengan tidak bersenjata, meskipun ia diperlengkapi senjata lainya (yang tradisional).
Allah sering menyebutka kata taqwa di dalam kitab-Nya.Dan yang dimaksudkan taqwa ialah memelihara diri dari hal-hal yang membuat Allah murka dan marah padanya. Hal itu tidak akan bisa dilakukan seseorang kecuali setelah terlebih dahulu mengetahui Allah dan apa-apa yang menyebabkan Allah ridha dan murka. Hal itu tidak akan bisa tercapai kecuali oleh orang-orang yang memahami kitabullah dan mengetahui sunnah nabi-Nya, serta perbuatan orang-orang salaf yang shaleh dari umat islam.
Barang siapa telah melakukan hal-hal yang telah disebutkan, kemudian ia bersabar, tegar dan mempersiapkan diri untuk membela kebenarandan para pemeluknya juga menyebarkan dakwah dan taqwa kepada tuhannya, dalam segala urusannya, bereti ia telah beruntung dan memperoleh kebahagiaan di sisi Tuhan.[4]
2. Tafsir Al-Misbah
“wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”
Surat ini penuh dengan uraian tentang kesulitan, perjuangan, kepahitan dan gangguan.Ia juga mengandung aneka tuntunan keagamaan serta bimbingan moral, baik dalam prinsip-prinsip dasar agama maupun dalam rinciannya. Terddapat juga dalam ayat ini anjuran-anjuran untuk meninggalkan anjuran buruk, bahkan dalam ayat sebelum penutup ini, dijelaskan betapa sekelompok Ahl al-Kita, berbeda dengan mayoritas mereka yang telah menerima kebenaran.
Kata(صبر)maknanya berkisar pada tiga hal.Pertama, menahan; Kedua, ketinggian sesuatu; dan Ketiga, sejenis batu.Dari makna menahan lahir makna konsisten/bertahan, karena yang bertahan menahan pandangannya pada satu sikap.Seseorang yang menahan gejolak hatinya, dinamai bersabar; yang ditahan dipenjara sampai mati dinamai (مصبوره) mashburah.Dari makna kedua lahir kata (صبر) shubr, yang berarti puncak, sesuatu, dan dari makna ketiga muncul kata (الصبرة) ash-shubrah, yakni batu yang kukuh lagi kasar, atau potongan besi.
Ketiga kata tersebut dapat kait berkait, apalagi bila pelakunya manusia. Seorang yang sabar, akan menahan diri, dan untuk itu dia memerlukan kekukuhan jiwa, dan mental baja, agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkan.
Di samping itu perlu dicatat bahwa kata yang menggunakan rangkaian ketiga huruf tersebut, digunakan al-Qur’an dalam konteks uraian tentang manusia, antara lain sebagai perintah bersabar, memuji kesabaran dan orang-orang sabar, sifat kesabaran serta dampaknya, kecaman bagi yang gagal bersabar dan lain-lain sebagainya. Menurut Imam Ghazali, lebih dari tujuh puluh Allah swt mneguuraikan masalah sabar dalam al-Qur’an.
Kemampuan bersabar bagi manusia, memang diakui oleh pakar-pakar ilmu jiwa, bahkan Freud misalnya berpendapat bahwa manusia memiliki memikul sesuatu yang tidak disenangi dan mendapatkenikmatan dibalik itu. Karena itu ayat di atas memerintahkan untuk bersabar, juga memerintahkan (صا بروا) shabiru, yakni bersabar menghadapi kesabaran orang lain. Seorang muslim dalam hidup dan berjuang dijalan Allah menghadapi pihak lain yang juga berjuang sesuai nilai-nilainya dan yang juga memiliki kesabaran. Ketika itu, kesabaran dilawan dengan kesabaran, siapa yang lebih kuat kesabarannya dan lebih lama dapat bertahan dalam kesulitan, dialah yang akan memperoleh kemenangan. Sabar yang dihadapi dengan kesabaran yang lebih besar, itulah yang dilukiskan dengan kata shabirun.[5]
3. Tafsir Al-Azhar
“Wahai orang-orang yang beriman!, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan kutkanlah kesabaranmu, bersiap siagalah dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”
Telah kamu lihat dan kamu ketahui, bahwa perjuanganmu ini suci adanya.Menegakkan iman kepada Allah bukanlah mudah rupanya.Bertambah suci tujuan, bertambah banyaklah kesulitan yang dihadapi.Musuh ada dari luar, yaitu kaum kafir yang selalu menentang.Tetapi ada lagi musuh yang lebih berbahaya dari itu, yaitu lawan yang mengaku dirinya kawan, yaitu kaum munafik.Dan lalu menipu daya kamu.Dan ada lagi musuh yang lebih berbahaya dari itu, yaitu hawa nafsu sendiri, kalau tidak terkendali[6].
C. Aplikasi Dalam Kehidupan
Kita dianjurkan dan di wajibkan oleh Allah untuk selalu bersabar, yakni sabar dengan (pertolongan) Allah, sabar karena Allah, dan sabar bersama Allah.Meminta pertolongan kepada-Nya sejak awal dan melihat bahwa Allah-lah yang menjadikannya sabar, dan bahwa kesabaran seorang hamba adalah dengan (pertolongan) Tuhannya, bukan dengan dirinya.
D. Aspek tarbawi
a) Allah memerintahkan agar hambanya senatiasa untuk selalu bersabar, bersabar mengendalikan diri, bersabar ketika menghadapi cobaan maupun bersabar dalam menjalankan perintah Allah.
b) Kita sebagai manusia hendaklah selalu bertaqwa kepada Allah.
c) Kita sebagai manusia hendaklah bersabar dan selalu berdzikir terhadap takdir Allah.
d) Sabar dalam meninggalkan hal yang diharamkan dan dosa.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kita sebagai hamba Allah hendaklah selalu menerapkan sifat sabar di dalam menjalani kehidupan ini.Bersabar menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.
Maka dari itu Allah menyuruh hambanya untuk bersabar atau tabah, yakni dapat menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam, baik dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu yang dapat menggoncangkan iman
Daftar Pustaka
Al Farisi, Mohamad Zaka. 2008. Agar Hidup Lebi Hidup. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media.
Al-Maraghi , Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Putra Toha.
Hamka. 1993. Tafsir Al-Azhar Juzu’ 4. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas.
Shihab , M. Quraish, 2005. Tafsir al- Misbah. Tanggerang: Lentera Hati.
Sudirma.2003. Tasawuf Positif. Jakarta: PRENADA MEDIA.
Rosyid, Moh. Pendidikan Life Skill, Kudus: STAIN Kudus Press.
[1]Moh. Rosyid, Pendidikan Life Skill, (Kudus, STAIN Kudus Press), hlm.17-18
[2]Mohamad Zaka Al Farisi, Agar Hidup Lebi Hidup, (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2008), hlm. 21
[3]Sudirman, Tasawuf Positif, (Jakarta, PRENADA MEDIA, 2003), hlm. 34
[4] Ahmad Mustafa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi, (Semarang, PT. Karya Putra Toha, 1993 ), hlm. 307-310
[5]M. Quraish Shihab, Tafsir al- Misbah, (Tanggerang, Lentera Hati, 2005), hlm. 321-323
[6]Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ 4, (Jakarta, PT. Pustaka Panjimas), hlm. 211-212