UQ D 4b MANFAAT MEMAHAMI MAKKIYAH DAN MADANIYYAH
MANFAAT MEMAHAMI MAKKIYAH DAN MADANIYYAH
INAYATUL FADHILAH
NIM. 2318037
Kelas D
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADARASH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang begitu banyak, terutama nikmat sehat wal afiat ,sehingga dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya yang berjudul “MANFAAT MEMAHAMI MAKKIYAH DAN MADANIYYAH”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabiin, serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen Mata Kuliah Ulumul Qur’an dalam kegiatan belajar mengajar, atas tugas yang diberikan sehingga mampu memberikan wawasan pengetahuan mengenai Agama dan Negara. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, semoga bantuan dari pihak yang terlibat mendapat balasan dari Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda.
Makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna perbaikan penulisan makalah ini. Dengan demikian, semoga makalah ini mampu menambah pemahaman pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Pekalongan, Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Manfaat Makkiyah dan Madaniyyah Pada Masa Rasulullah SAW... 3
B. Manfaat Memahami Makkiyah dan Madaniyyah Bagi Masyarakat
............. Makkah dan Madinah........................................................................ 4
C. Manfaat Memahami Makkiyah dan Madaniyyah Bagi Masyarakat
Saat Ini............................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
REFERENSI.................................................................................................... 9
PROFIL PENULIS.......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Surat-surat yang terdapat dalam Al-Qur’an ada yang panjang dan ada pula yang pendek. Kebanyakan ayat-ayat yang panjang terdapat pada surat yang panjang, dan ayat-ayat yang pendek terdapat pada surat-surat pendek. Ayat terpendek dalam Al-Qur’an adalah wa ad-dhuha dan wa al-fajr, masing-masing terdiri atas lima huruf, sedangkan ayat terpanjang terdapat dalam surat Al-Baqarah. Adapun mengenai jumlah ayat Al-Qur’an, para ulama berselisih pendapat. Namun suatu hal yang telah disepakati oleh mereka adalah tentang bilangan ayat Al-Qur’an itu tidak kurang dari 6000 ayat.
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw di dua tempat atau dua masa yang berbeda, yaitu ketika Nabi bertempat tinggal di Makkah sebelum hijrah ke Madinah dan ketika Nabi bermukim di Madinah sesudah hijrah. Surat yang diturunkan di Makkah atau sebelum Nabi hijrah disebut surat Makkiyah, dicirikan dengan ayatnya yang panjang-panjang. Sedangkan surat yang diturunkan di Madinah atau setelah Nabi hijrah disebut surat Madaniyyah, surat ini dicirikan dengan ayat yang pendek.
Adapun perbedaan penurunan surat-surat Al-Qur’an tersebut disesuaikan dengan keadaan pada saat itu. Karena ayat yang turun dalam setiap masanya merupakan jawaban /tanggapan terhadap segala sesuatu yang terjadi pada saat itu pula. Dengan demikian jelas bahwa Al-Qur’an sengaja diturunkan oleh Allah tidak pada satu tempat saja, tetapi dua tempat yang masing-masing merupakan tempat tinggal/mukim Nabi Muhammad dalam menyiarkan Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja manfaat Makkiyah dan Madaniyyah pada masa Rasulullah Saw ?
2. Apa sajakah manfaat Makkiyah dan Madaniyyah bagi masyarakat Makkah dan Madinah ?
3. Apa sajakah manfaat Makkiyah dan Madaniyyah bagi masyarakat saat kini ?
C. TUJUAN
1. Memberikan penjelasan mengenai manfaat memahami surat/ayat Makkiyah dan Madaniyyah pada masa Rasulullah.
2. Memberikan penjelasan mengenai manfaat Makkiyah dan Madaniyyah bagi masyarakat Makkah dan Madinah.
3. Memberikan penjelasan mengenai manfaat Makkiyah dan Madaniyyah bagi masyarakat saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Makkiyah Dan Madaniyyah Pada Masa Rasulullah SAW
Telah diketahui bersama, bahwa Rasulullah Saw. menghabiskan sebagian hidupnya di Makkah, baik sebelum diutus menjadi Nabi maupun sesudahnya. Kemudian beliau hijrah ke Madinah, menetap disana sampai wafat. Al-Qur’an diturunkan saat Rasulullah berada dikota-kota, pedesaan, gununng-gunung, lembah-lembah, lereng-lereng, serta pada waktu yang berbeda-beda, seperti siang, malam, dalam perjalanan, keadan damai maupun perang dan lain sebagainya.[1]
Adapun faedah terpenting dalam mengetahui surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah pada masa Rasulullah antara lain sebagai berikut :
1. Dapat memberikan pertolongan dalam menafsirkan Al-Qur’an terutama ketika menggunakan metode tafsir maudhu’i (tematik).
Mengetahui tempat atau periode penurunan ayat-ayat Al-Qur’an, sangat membantu siapa pun yang hendak memahami ayat Al-Qur’an dan menafsirkannya dengan tafsir yang benar dan baik, walaupun ada kaidah yang menyatakan bahwa ibarat itu didasarkan atas umumnya lafadz dan bukan berdasarkan khususnya sebab. Disamping itu mufassir juga akan mampu menerangkannya ketika mendapatkan dua ayat yang seolah-olah berlawanan, dimana ia dapat mengompromikan ayat-ayat dimaksud berdasarkan masa-masa penurunannya. Dengan kata lain, para mufassir dapat membedakan antara ayat yang nasikh dengan ayat yang mansukh.[2]
2. Pemanfaatan terhadap gaya bahasa Al-Qur’an dalam berdakwah.
Dapat diresapi gaya bahasa Al-Qur’an berperan penting dalam metode berdakwah menuju jalan Allah. Sebab gaya bahasa Al-Qur’an merupakan suatu gaya yang keras sekaligus juga lembut, rinci maupun global, ringkas, memberikan optimisme dan peringatan, serta sesuai dengan kondisi lawan bicara. Sebab situasi dan kondisi yang berbeda harus dihadapi dengan bahasa dan metode tersendiri.[3]
3. Mempermudah memahami nash-nash Al-Qur’an sekaligus penyempurnaan penegertian dan ketinggian petunjuknya.
Para ulama dan sahabat secara serius berupaya mengetahui kapan dan dimana ayat turun, karena hal tersebut mempunyai banyak manfaat untuk memahami nash-nash Al-Qur’an dan penyempurnaan penegertian serta ketinggian petunjuknya. Pada saat Al-Qur’an turun di Makkah, yakni pada awal-awal pengangkatan menjadi Nabi, kaum muslimin masih sedikit, sementara kaum musyrikin begitu banyak. Sehingga untuk berdialog dengan orang kafir harus memakai gaya bahasa serta juga perlu metode.[4]
B. Manfaat Memahami Makkiyah dan Madaniyyah Bagi Masyarakat Makkah dan Madinah
Selain penting dalam mempermudah Nabi Muhammad sewaktu penyiaran islam kepada masyarakat Makkah maupun Madinah, adanya pemahaman mengenai surat/ayat Makkiyah dan Madaniyyah juga memberikan pengaruh positif terhadap kaum muslimin atau masyarakat Makkah dan Madinah ketika itu. Adapun manfaat yang didapatkannya adalah sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan keyakinan terhadap Al-Qur’an
Dengan ilmu-ilmu Makky dan Madany, umat islam dapat meningkatkan keyakinan akan kebenaran, kebesaran, kesucian dan kemurnian Al-Qur’an, mengingat besarnya perhatian umat islam sejak awal-awal penurunannya sampai perkembangan berikutnya, dan sejak dari masalah-masalah besar sampai dengan yang sekecil-kecilnya yang berhubungan dengan Al-Qur’an mereka bahas dengan tidak henti-hentinya.[5]
2. Memberantas permusuhan dan menghancurkan keyakinan palsu masyarakat Makkah
Al-Qur’an mampu memberantas permusuhan diantara kaum muslimin dan menghancurkan keyakinan-keyakinan masyarakat Makkah yang palsu dengan hujjah dan dalil, mambatalkan segala kufarat, menguak kebatilan dan kesesatan. Karena mereka adalah orang yang keras kepala, selalu berbuat dosa dan sombong. Pada saat itu Al-Quran menundukkan mereka, sehingga tegaklah hujjah atas mereka.
3. Meluaskan hukum agama serta kaidah-kaidah dalam masyarakat Madinah
Pada wilayah Madinah, Al-Qur’an diturunkan kepada orang-orang islam untuk meluaskan hukum-hukum agama dan menggerakkan kaidah-kaidah serta membangun masyarakat dan meletakkan dasar-dasar kekuasaan. Tidak diragukan bahwa mengetahui ayat Makkiyah pada masa itu bertujuan mengenal ayat-ayat Madaniyyah, memberikan metode secara aman dan bersih untuk kemajuan islam.[6]
4. Menumbuhkan rasa perhatian kaum muslimin terhadap Al-Qur’an
Dengan rasa perhatian terhadap Al-Qur’an, mereka akan merasa belum cukup jika hanya sampai pada dataran menghafal teks Al-Qur’an, bahkan mereka mengikuti runtutan tempat turunnya ayat, mencari pengetahuan tentang yang turun sebelum dan sesudah hijrah, yang turun pada malam dan siang hari, pada musim dingin dan panas, dan mereka diikuti oleh orang-orang yang mempelajari Al-Qur’an dan ilmunya.[7]
C. Manfaat Memahami Makkiyah dan Madaniyyah Bagi Masyarakat Saat Ini
Tidak hanya pada masa Rasulullah, sahabat, dan masyarakat islam terdahulu saja yang perlu memahami adanya surat/ayat Makkiyah dan Madaniyah. Tetapi bagi masyarakat saat ini perlu memahami bahkan memang sudah seharusnya mengetahui tentang surat/ayat Makkiyah maupun Madaniyyah. Hal tersebut dikarenakan penting bagi umat islam mengenal sejarah ajaran agama terutama kalamullah, terlebih lagi diera globalisasi yang seperti sekarang ini.
Adapun manfaat memahami Makkiyah dan Madaniyyah bagi masyarakat saat ini adalah berikut :
1. Dapat mengetahui sejarah perjalanan hidup Rasulullah mulai dari ayat pertama periode Makkah sampai ayat terakhir pada periode Madinah.
2. Dapat mengetahui dan mencatat tempat, waktu dan fase turunnya ayat-ayat tersebut kepada Nabi Muhammad Saw secara teliti.[8]
3. Dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kebesaran, kesucian dan keaslian Al-Qur’an, kareana ayat-ayat Al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah.
4. Bermanfaat bagi klasifikasi berbagai periwayatan, pembenaran teks-teks dan pebelaan terhadap penelusuran sejarah.[9]
5. Dapat memahami ayat Al-Qur’an secara benar dan membantu menghindari kekeliruan ataupun kesalahan, sehingga dapat diminimalisirkan.
6. Mengetahui bahwa kehidupan Rasulullah adalah suri tauladan bagi setiap mukmin. Maka dengan melihat ayat-ayat yang turun di Makkah maupun Madinah akan diketahui pendekatan pembinaan pada diri pribadi maupun masyarakat mukmin yang dilakukan oleh Al-Qur’an.[10]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw di dua tempat atau dua masa yang berbeda, yaitu ketika Nabi bertempat tinggal di Makkah sebelum hijrah ke Madinah dan ketika Nabi bermukim di Madinah sesudah hijrah. Surat yang diturunkan di Makkah atau sebelum Nabi hijrah disebut surat Makkiyah. Sedangkan surat yang diturunkan di Madinah atau setelah Nabi hijrah disebut surat Madaniyyah. Memahami tentang ayat Makkiyah maupun Madaniyyah tersebut sangat penting, baik pada masa Rasullullah dan para sahabat, kaum muslimin terdahulu hingga yang saat ini. Karena mengetahui definisi saja dirasa kurang afdhol bagi kita selaku umat islam. Dengan begitu, sudah sepatutnya kita mengetahui dan memahami surat/ayat Al-Qur’an, baik Makkiyah maupun Madaniyah secara mendalam.
B. SARAN
Dari beberapa penjelasan di atas tentang Manfaat Memahami Makkiyah dan Madaniyyah, tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang di harapkan oleh para pembaca khususnya pembimbing mata kuliah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para pembaca, mahasiswa dan dosen pembimbing mata kuliah ini agar memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam terselesaikannya makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman.1996.Ulumul Qur’an: Studi Kompleksitas Al-
Qur’an, terj..Yogyakarta: Titian Ilahi
Illyas, Yunahar.2017.Kuliah Ulumul Qur’an.Yogyakarta: ITQAN Publishing
Marzuki, Kamaluddin.1994.Ulum Al-Qur’an.Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset
Nasrudin.2018.Pengantar Ilmu Al-Qur’an.Pekalongan: PT. NASYA
EXPANDING MANAGEMENT
Suma, Muhammad Amin.2000.Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an.Jakarta: Penerbit
Pustaka Firdaus
Usman.2009.Ulumul Qur’an.Yogyakarta: Penerbit TERAS
REFERENSI
PROFIL PENULIS
Nama : Inayatul Fadhilah
NIM /Jurusan : 2318037 /PGMI
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 10 Juli 1999
Alamat : Podo RT. 19 RW. 04 No. 21 Kec. Kedungwuni
Kab. Pekalongan
Nama Ayah : Amat Rudin
Nama Ibu : Rustini
Pendidikan : TK Pertiwi Podo - 2005
SDN 02 Podo - 2012
SMP Islam Walisongo Kedungwuni - 2015
MASS Proto Kedungwuni - 2018
IAIN Pekalongan - sekarang
[1] Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur’an: Studi Kompleksitas Al-Qur’an, terj., (Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), Hlm.211
[2] Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Penerbit Pustaka Firdaus, 2000), Hlm. 87-88
[3] Usman, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009), Hlm. 215
[4] Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur’an: Studi Kompleksitas Al-Qur’an, terj., (Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), Hlm. 212
[5] Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Penerbit Pustaka Firdaus, 2000), Hlm. 87-88
[6] Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur’an: Studi Kompleksitas Al-Qur’an, terj., (Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), Hlm. 212-213
[7] Fahd bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur’an: Studi Kompleksitas Al-Qur’an, terj., (Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), Hlm. 231
[9] Nasrudin, Pengantar Ilmu Al-Qur’an, (Pekalongan: PT. NASYA EXPANDING MANAGEMENT,2018), Hlm.114-115