UQ D 3b MUSHAF AL-QUR’AN AL-UTSMANI


MUSHAF AL-QUR’AN AL-UTSMANI
SELA SYIFA ULHAQ
NIM. 2318031
Kelas: D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mushhaf Al-Qur’an Al-Utsmani” sesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para sahabat, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya, amiin.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron,M.S.I, selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah wawasan kami tentang “Mushhaf Al-Utsmani”. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda, amiin.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin yaa robbal’alamin.


Pekalongan,  26 Februari 2019

penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. I
Kata Pengantar................................................................................................. II
Daftar Isi.......................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................... 1
B.       Tema................................................................................................... 1
C.       Sub Tema............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.       Sejarah Rasm Utsmani....................................................................... 2
B.       Kaidah Penulisan Rasm Utsmani....................................................... 3
C.       Kedudukan Rasm Utsmani................................................................ 4
D.       Hukum Penulisan Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani......................... 5
E.        Faedah Penulisan Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani......................... 5
F.        Ciri-ciri Mushaf Utsmani.................................................................... 6
G.       Hal-hal yang diperhatikan dalam Rasm Utsmani............................... 6
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
PROFIL PENULIS.......................................................................................... 9
LAMPIRAN.................................................................................................... 10






BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Kekhawatiran Hudzaifah bin al-Yamani, yang memprediksikan akan terjadinya konflik internal umat Islam atas kitab sucinya sendiri (Al-Qur`an), sebagaimana umat Yahudi dan Nasrani atas kitab Taurat dan Injil (ash-Shabuni (1999: 61). Jika saat itu Khalifah Utsman tidak segera mengambil tindakan preventif dengan mengumpulkan para sahabat dan segera menyepakati pola penulisan Al-Qur‟an yang dapat meng-cover semua bacaan (qira’ah) yang ada. Mungkin sampai kini akan tetap berkembang, keberadaan Mushaf Al-Qur‟an Ubay bin Ka’ab, Mushaf Al-Qur’an Abdullah bin Mas’ud, Mushaf Al-Qur’an Abu Musa al-Asy’ari, Mushaf Al-Qur’an al-Miqdad bin Amr dan sejenisnya (Ismail, 1997: 81).
B.       TEMA
Tema yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah “Rasm Al-Mushhaf dan Asbab Nuzul Al-Qur’an”. Tema ini sangat penting dibahas karena mempelajari Al-Qur’an adalah suatu hal yang wajib bagi umat Islam, agar lebih mengetahui lebih dalam apa itu Al-Quran dan isi kandungannya. Dalam sub tema yang akan dibahas dimakalah ini mengenai Rasm Al-Qur’an yang disusun pada masa Khalifah Utsman bin Affan.
C.      SUB TEMA
Sub tema yang dibahas dalam makalah ini “Mushhaf Al-Qur’an Al-Usmani” yang mana meliputi:
1.         Sejarah Rasm Utsmani
2.         Kaidah  Penulisan Rasm Utsmani
3.         Kedudukan Rasm Utsmani
4.         Hukum Penulisan Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani
5.         Faedah Penulisan Al-Qur’an dengan Rasm Usmani
6.         Ciri-ciri Mushhaf Utsmani
7.         Hal-hal yang diperhatikan dalam Rasm Utsmani
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Penghimpunan Al-Qur’an Pada Masa Utsman bin Affan
Ungkapan oral berbahasa Arab dari wahyu Tuhan terjadi pada masa Muhammad masih hidup. Setelah beliau wafat kepemimpinan dipegang oleh para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.[1]Pada masa Khalifah Usman bin Affan, umat Islam telah tersebar ke berbagai penjuru dunia sehingga pemeluk agama Islam bukan hanya orang-orang Arab saja. Pada saat itu muncul perdebatan tentang bacaan Al-Qur’an yang masing-masing pihak mempunyai dialek yang berbeda. Sangat disayangkan masing-masing pihak merasa bahwa bacaan yang digunakannya adalah yang terbaik.[2]Oleh karena itu Khudzaifah bin Yaman r.a. berkata pada Khalifah Utsman, “Wahai amirul mu’minin, tolonglah umat ini sebelum mereka bertengkar soal Kitab, sebagaimana orang Yahudi dan Nasrani!”.
Kemudian Utsman meminjam al-Qur’an yang ada di Hafshah untuk diperbanyak dan akan dikembalikan lagi ke Hafshah setelah selesai penulisan. Usaha yang sangat mulia ini berlangsung pada tahun 24H. Beliau memilih 4 orang handal untuk menulisnya, yaitu: Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin ‘Ash dan Abdurrahman bin Hisyam. Mereka dari suku Quraisy golongan Muhajirin, kecuali Zaid dari golongan Anshar. Setelah penulisan ke dalam beberapa mushhaf, maka Utsman menyerukan untuk mengirim setiap mushhaf tersebut keberbagai wilayah pusat Islam. Sementara mushhaf-mushhaf lainnya diperintahkan untuk dibakar, untuk mencegah pertikaian dikalangan umat.[3]

B.       Kaidah  Penulisan Rasm Utsmani
Para Ulama meringkas kaidah-kaidah dalam penulisan Rasm Utsmani menjadi 6 kaidah, yang lebih banyak diterima dan diikuti oleh para pemerhati ilmu Rasm Usmani adalah formulasi yang disusun oleh Jalaluddin as-Suyuti (w. 911 H/1505 M) yang membakukan kaidah Rasm Usmani menjadi enam pokok,yaitu al-Hadzf, al-Ziyadah, al-Hamzah,Badal,Washl dan Fashl, kata yang dapat dibaca dua bunyi.[4]
1.         Al-Hadzf (membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf). Contohnya, a) meniadakan alif: يايها ,b) meniadakan ya’:  واطيعون, c)meniadakan wawu: لايستون ,d)meniadakan lam: من اليل
2.    Al-Ziyadah (penambahan). Contohnya,a) menambahkan huruf alif setelah wawu yang mempunyai hukum jama’: ينوا اسرائيل, b)menambah alif setelah hamzah marsumah (hamzah yang terletak diatas tulisan wawu):    تفتئ  
3.    Al-Hamzah. Contoh, hamzah dalam kata kerja yang terletak di tengah, ditulis sesuai dengan penulisan huruf hamzah; jika bekharakat fathah ditulis dengan alif سَئَلَ  b) jika berkharakat kasrah ditulis dengan ya:  سُئِلَ c) jika berkharakat dhammah ditulis dengan wawu:     كِتَابَانَقْرَؤُهُ
4.    Badal (pengganti). Contoh, a) alif ditulis dengan wawu: الحيوة , الصَّلَوةَ,     b) alif ditulis dengan ya’:  وسقيها ,c) alif diganti dengan nun tauhid khafifah:   إِذَنْ  ,d) ta’ marbuthah ditulis dengan ta’ maftuhah:  لعنتالله
5.    Washl dan Fashl (penyambungan dan pemisahan). Contoh, a) penyambungan: أَنْ dengan  لا, مِنْdengan مَا,   مِنْdenganمَنْ, عَنْ dengan  مَا,  إِنْ dengan مَا,  أَنْ dengan , مَا maka huruf nun dihilangkan: عَمَّنْ  ،  إِمَّا  ،  أَمَّا  , مِمَّا,  مِمَّنْ namun ada dalam beberapa ayat huruf nun tidak dihilangkan , seperti: إنْ مَاثُوعدونَb) Kata كُلّ yang diiringi dengan ما maka ditulis dengan disambung:  كُلَّمَا
6.    Kata yang dapat dibaca dua bunyi: penulisan kata yang dapat di baca dengan dua bunyi desesuaikan dengan salah satu bunyinya. Di dalam mushahaf Utsmani ditulis dengan menghilangkan alif, seperti:  مَلِكِ يوْمِayat diatas boleh dibaca dengan dua alif atau satu alif.[5]

C.      Kedudukan Rasm Al-Mushhaf Al-Utsmani
Para ulama berbeda pendapat tentang apakah pola penulisan al-Qur’an dalam mushhaf  Usmani itu bersifat tawqifiberdasarkan petunjuk dari Nabi  SAW, ataukah hanya merupakan hasil ijtihad para sahabat Nabi?
a.     Jumhur ulama berpendapat, bahwa pola penulisan al-Qur’an dalam mushhaf Usmani adalah bersifat  tawqifi, adapun alasan yang mereka kemukakan, yaitu:
1.        Penulisan al-Qur’an dengan rasm Usmani dilakukan oleh para juru tulis wahyu dihadapan Nabi SAW,dan apa yang dilakukan oleh mereka telah di-taqrir-kan oleh beliau.
2.        Penulisan al-Qur’an seperti ini berlanjut pada masa Abu Bakar dan juga pada masa Usman ibn Affan, sampai pada masa tabi’indan tabi’ al-tabi’in. Dengan demikian, penulisan al-Qur’an menurut Rasm Usmani telah merupakan ijma’ para sahabat. Sementara itu, tidak mungkin para sahabat melakukan sesuatau yang bertentangan dengan ketentuan Nabi  SAW. Misalnya, menambah atau mengurangi huruf al-Qur’an tanpa petunjuk beliau.
b.    Sebagian ulama berpendapat bahwa pola penulisan al-Quran dalam mushhaf Usmani hanya merupakan hasil Ijtihad para sahabat Nabi, tidak bersifat tawqifi.
Dari kedua pendapat tersebut di atas, penulis cenderung menyimpulkan, bahwa pola penulisan al-Quran dalam mushhaf usmani hanyalah merupakan hasil kesepakatan para sahabat Nabiatas dasar ijtihad mereka, dan bukan atas petunjuk dari Nabi SAW, dengan alasan dan pertimbangan sebagai berikut:
1.         Nabi Muhammad SAW. Adalah seorang yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Dengan demikian, Nabi SAW tidak mungkin meng-imla’-kan (memberikan petunjuk) kepada para juru tulis wahyu dengan pola tertentu mengenai penulisan al-Quran. Selain itu, kalau memang Nabi SAW memberikan petunjuk kepada juru tulis wahyu agar menulisnya dengan Rasm Utsmani, tentu terdapat keterangan mengenai hal ini yang diriwayatkan secara mutawatir. Namun, nyatanya keterangan mengenai hal ini tidak ada.
2.         Seandainya rasm al-mushhaf itu bersifat tawqifiberdasarkan petunjuk dari Nabi SAW, kenapa istilah yang digunakan dalam hal ini adalah rasm Usmani, dan bukan rasm Nabawi.[6]

D.      Hukum Penulisan Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani
Al-Qaththan dalam bukunya berpendapat bahwa tidak ada suatu riwayat dari Rasulullah yang dijadikan alasan bahwa rasm Utsmani bersifat tauqifi. Rasm Ustmani merupakan kreatif panitia yang telah dibentuk Utsman sendiri atas persetujuannya. Begitu juga dalam penulisan al-Qur’an, tidak terdapat nash yang jelas untuk mewajibkan penulisan al-Qur’an dengan rasm Utsmani. Oleh karena itu dibolehkan menulisnya dengan tulisan yang dikenal dikalangan umat Islam untuk memudahkan dalam membaca dan menjauhkan kesalahan.
Namun demikian, memelihara kemurnian rasm Utsmaniharus dipelihara dari perubahan dan penggantian hurufnya sebagai warisan dan rujukan yang sangat berharga. Adapun ulama-ulama yang mengharuskan penulisan dengan rasm Utsmani, diantaranya adalah Imam Malik dan Imam Hanbali.[7]
E.       Faedah Penulisan Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani
1.         Memelihara dan melestarikan penulisan Al-Qur’an sesuai dengan pola penulisan al-Qur’an pada awal penulisan dan pembukuannya.
2.         Memberi kemungkinan pada lafaz yang sama untuk dibaca dengan versi qira’at yang berbeda.
3.         Kemungkinan dapat menunjukkan makna atau maksud yang tersembunyi, dalam ayat-ayat tertentu yang penulisannya menyalahi rasm imla’i.
4.         Kemungkinan dapat menunjukkan keaslian harakat (syakl) suatu lafaz.[8]


F.       Ciri-ciri Mushhaf Al-Qur’an Yang Ditulis pada masa Utsman bin Affan
1.         Ayat-ayat al-Qur’an yang tertulis didalamnya, seluruhnya berdasarkan riwayat yang mutawatir berasal dari Nabi SAW.
2.         Tidak terdapat didalamnya ayat-ayat al-Qur’an yang telah mansukh atau dinasakh bacaannya.
3.         Surat-surat maupun ayat-ayatnya telah disusun dengan tertib sebagaimana al-Qur’an yang berada ditangan kaum muslimin sekarang ini. Tidak seperti mushhaf al-Qur’an yang ditulis pada masa Abu Bakar yang hanya disusun menurut tertib ayat, sementara surat-suratnya disusun menurut urutan turunnya wahyu.
4.         Tidak terdapat didalamnya yang tidak tergolong kepada al-Qur’an, seperti apa yang ditulis oleh sebagian sahabat Nabi dalam mushhafnya, sebagai penjelas atau keterangan terhadap makna ayat-ayat tertentu.[9]

G.      Beberapa Hal Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Kodifikasi Rasm Utsmani
1.      Bahwa yang mendorong Utsman untuk melakukan penyalinan mushhaf Hafshah adalah adanya varian bacaan al-Quran dikalangan muslimin.
2.      Bahwa komisi yang bertugas untuk menyalin mushaf tersebut terdiri atas empat orang.
3.      Bahwa komisi yang dibentuk oleh Utsman Ibn Affan yang terdiri dari empat orang sahabat tersebut mulai melaksanakan tugasnya pada tahun 24H.
4.      Panitia empat dalam melakukan tugasnya harus berpegang pada Bahasa Arab dialek Quraisy.
5.      Setelah tim menyelesaikan tugasnya, lalu Khalifah Utsman mengirimkan salinan mushhaf ke berbagai daerah.[10]


BAB III
PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Rasm Utsmani adalah bentuk tulisan al-Qur’an yang ditulis oleh beberapa sahabat Nabi pilihan dalam penyalinan mushhaf al-Qur’an yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit atas penunjukan Khalifah Utsman. Setelah penulisan ke dalam beberapa mushhaf, maka Utsman menyerukan untuk mengirim setiap mushhaf tersebut keberbagai wilayah pusat Islam. Sementara mushhaf-mushhaf lainnya diperintahkan untuk dibakar, untuk mencegah pertikaian dikalangan umat.
Motif awal sejarah kodifikasi Mushaf Al-Qur‟an di masa Utsman tidak bisa lepas dari dorongan untuk menghindari perbedaan bacaan qira‟ah bacaan Al-Qur‟an yang semakin meruncing seiring meluasnya kekuasaan Islam .












DAFTAR PUSTAKA


AF,Hasanuddin. 1995. Perbedaan QIRA’AT Dan Pengaruhnya Terhadap ISTINBATH HUKUM DALAM AL-QUR’AN. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Arifin, Zainal. 2012. Mengenal Rasm Utsmani. Jurnal Suhuf. Vol.5. No.1

Gufron, Muhammad dan Rahmawati. 2013.ULUMUL QUR’AN .Yogyakarta: Penerbit Teras
Ichwan Nor, Mohammad. 2008. Studi Ilmu-Ilmu AL-QUR’AN. Semarang: RaSAIL Media Group

Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’i. 1997. ULUMUL QURAN II Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung:CV PUSTAKA SETIA

Wijaya, Aksin. 2009. Arah Baru Studi ULUM AL-QUR’AN. Yogyakarta:Pustaka Pelajar










PROFIL PENULIS




1.      Nama                              : Sela Syifa Ulhaq
2.      NIM/Jurusan                  : 2318031/PGMI
3.      Tempat, Tanggal Lahir  : Pekalongan, 02 Agustus 1999
4.      Alamat                           : Desa Pesanggrahan, RT.06/RW.02, Kec.   
                                          Wonokerto, Kab. Pekalongan
5.      Nama Ayah                     : Mustakim
6.      Nama Ibu                        : Siti Aisah
7.      Pendidikan:
a.       TK Bhakti Pertiwi Desa Pesanggrahan, lulus tahun 2006
b.      SD N Pesanggrahan, lulus tahun 2012
c.       SMP N 1 Tirto, lulus tahun 2015
d.      SMK Medika Pekalongan, lulus tahun  2018
e.       IAIN Pekalongan (sekarang)






LAMPIRAN

      

       





[1] Aksin Wijaya, Arah Baru Studi ULUM AL-QUR’AN,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009) , hlm 89
[2] Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, ULUMUL QURAN II Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK,( Bandung:CV PUSTAKA SETIA,1997),hlm.22
[3] Muhammad Gufron dan Rahmawati, ULUMUL QUR’AN Praktis dan Mudah, (Yogyakarta: Teras,2013), hlm 31-32
[4] Zainal Arifin,”Mengenal Rasm Utsmani”, Jurnal Suhuf,Vol.5,No.1,2012, hlm.11, diakses 24 Februari 2019, 21:26
[5] Muhammad Gufron dan Rahmawati, ULUMUL QUR’AN Praktis dan Mudah, hlm 35-36
[6] Hasanuddin AF, Perbedaan QIRA’AT Dan Pengaruhnya Terhadap ISTINBATH HUKUM DALAM AL-QUR’AN,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1995), hlm.85-88
[7] Muhammad Gufron dan Rahmawati, ULUMUL QUR’AN Praktis dan Mudah, hlm 37
[8] Hasanuddin AF, Perbedaan QIRA’AT Dan Pengaruhnya Terhadap ISTINBATH HUKUM DALAM AL-QUR’AN, hlm. 92-93
[9] Ibid.., hlm.58
[10] Mohammad Nor Ichwan, Studi Ilmu-Ilmu AL-QUR’AN, (Semarang:RaSAIL Media Group,2008), hlm.57-61

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel