UQ D 2c AL-QUR’AN: DULU, KINI, DAN ESOK (TANTANGAN ZAMAN)

AL-QUR’AN: DULU, KINI, DAN ESOK 
(TANTANGAN ZAMAN)
Khoirun Nisa’ 
NIM. 2318020
Kelas D 

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah atas segala nikmat yang telah diberikan, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah yang bertema “Sejarah Turunnya Al-Qur’an dan Sejarah Penulisan Al-Qur’an” dan dengan sub tema “al-Qur’an dulu, kini, dan esok (tantangan zaman)” . Sholawat serta salam tak lupa pula dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dinantikan syafa’atnya kelak di hari kiamat.
Terimakasih Saya ucapkan kepada Bapak Muhammad Hufron, MSI., selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah wawasan dan kemampuan Saya tentang “Sejarah Turunnya al-Qur’an dan Sejarah Penulisan al-Qur’an” khususnya yang berkaitan dengan sub tema yang tersebut diatas. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan Makalah ini , semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin.
Makalah ini tentu tidak luput dari adanya kesalahan. Oleh karena itu, Saya sebagai penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna perbaikan dimasa mendatang. dan semoga adanya makalah ini dapat bermanfaat.



Pekalongan, Februari 2019

Penulis




DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Pembuatan Makalah 4
BAB II  PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Al-Qur’an 5
B. Al-Qur’an pada Masa Dulu 5
C. Al-Qur’an Masa Kini 7
D. Al-Qur’an di Masa Mendatang 8
BAB III  PENUTUP 10
A. KESIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 11
PROFIL PENULIS 12
LAMPIRAN 13

 



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril sebagai pedoman hidup bagi beliau dan umatnya untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Al-Qur’an memiliki kedudukan sebagai sumber hukum islam yang paling utama. Di dalam al-Qur’an membahas tentang aqidah, ibadah maupun berkaitan dengan syariah.
Oleh karena itu, sebagai umat islam alangkah baiknya Kita mengetahui sejarah turunnya al-Qur’an dan sejarah penulisan al-Qur’an, serta mengetahui bagaimana al-Qur’an pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang (tantangan zaman). Karena dengan mengetahui tentang hal yang tersebut diatas Kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan Nabi, para Sahabat, Tabi’in, dan para ulama yang ikut berperan dalam keberadaan al-Qur’an di era milenial ini, dan agar Kita senantiasa menjadi umat Islam yang berkeyakinan utuh, dan bisa menjadi umat Islam yang tidak mudah terbawa oleh arus agama yang semakin gencar disebarkan terutama yang berbau radikalitas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Al-Qur’an?
2. Bagaimana al-Qur’an pada masa lalu?
3. Bagaimana al-Qur’an pada masa kini?
4. Bagaimana al-Qur’an pada masa mendatang?

C. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Untuk mengetahui Pengertian Al-Qur’an?
2. Untuk mengetahui dan memahami al-Qur’an pada masa lalu?
3. Untuk mengetahui dan memahami al-Qur’an pada masa kini?
4. Untuk mengetahui dan memahami al-Qur’an pada masa mendatang?



BAB II 
PEMBAHASAN


A. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut bahasa merupakan bentuk mashdar (kata kerja yang dibendakan), dengan mengikuti standar fu’lan, sebagaimana lafadz ghufran, rujhan, dan syukran. Sedangkan menurut istilah, al-Qur’an sebagai kalam Allah yang berdiri sendiri, bukan berupa huruf, bukan makhluk dan tidak dengan suara. Jadi, Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Muhammad SAW dan dinukil kepada kita secara mutawatir, serta dinilai beribadah ketika membacanya.

B. Al-Qur’an pada Masa Dulu

Malaikat Jibril turun menemui Nabi Muhammad SAW.di Gua Hira’ dengan membawa wahyu dari Allah SWT.(sebagian dan surat al-‘Alaq), kemudian Nabi pulang kerumahnya dan menemui isterinya Siti Khadijah. Nabi memberitahukan peristiwa yang dialami di dalam gua, dan beliau membacakan kepada Khadijah ayat-ayat yang dihafalnya. Ketika Allah Swt.memerintahkan Nabi Muhammad SAW.agar melaksanakan secara terang-terangan terhadap apa yang diperintahkan agar mempublikasikan da’wah Islam, maka Nabi melaksanakan perintah tersebut. Kemudian beliau mengajak ummat manusia untuk masuk islam, yakni menerima Islam sebagai agamanya dan juga menerima Al-Qur’an. Mereka (yang mendapat hidayah dengan memeluk agama Islam) membacanya dengan benar, dan mereka selalu berkumpul di rumah Arqam Bin Abi al-Arqam untuk menghafalkan al-Qur’an dan mempelajari ayat-ayatnya secara detail. Mereka adalah orang-orang Arab asli. Hal inilah yang memudahkan mereka memahami al-Qur’an, karena bahasa al-Qur’an merupakan bahasa yang sudah menjadi satu dengan jiwa mereka. Jika mereka menemukan kesulitan makna yang terkandung dalam al-Qur’an, ataupun ada yang terasa kurang jelas tujuannya, mereka bisa saling bertanya. Hal ini disebabkan, diantara mereka ada yang lebih tahu dari yang lain, dan kadar pengetahuannya berbeda. Apabila belum mendapatkan jawaban yang memuaskan, mereka bertanya langsung kepada Nabi, dan beliau memberikan penjelasan secara detail.
Setiap kali Rasulullah SAW.menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur’an beliau membacanya di depan para sahabat, kemudian para sahabat menghafalkan ayat-ayat tersebut sampai hafal di luar kepala. Namun kemudian, beliau menyuruh Kuttab (penulis wahyu) untuk menuloiskan ayat-ayat yang baru diterimanya itu. Tulisan yang ditulis oleh para penulis wahyu itu disimpan di rumah Rasul. Di samping itu mereka juga menulis untuk mereka sendiri. Di saat Rasul masih hidup al-Qur’an belum dikumpulkan didalam mushaf (buku yang berjilid). Adapun caranya mereka menulis al-Qur’an yaitu mereka menulisnya pada pelepah-pelepah kurma, kepingan batu, kulit/daun kayu, tulang binatang, dan sebagainya. Hal ini karena pabrik/perusahaan di kalangan bangsa Arab belum ada. Yang ada baru di negeri-negeri lain seperti Persia dan Romawi, tetapi masih sangat kurang dan tidak disebarkan. Orang-orang Arab menulis sesuai dengan perlengkapan yang dimiliki dan pantas dipergunakan untuk menulis. Begitu al-Qur’an dating kepada mereka dengan jelas, tegas ketentuannya dan kekuasaannya yang luhur, mereka merasa kagum, akal pikiran mereka tertimpa dengan al-Qur’an, sehingga perhatiannya dicurahkan kepada al-Qur’an. Mereka menghafalnya ayat demi ayat dan surat demi surat. Mereka tinggalkan syair-syair karena merasa memperoleh ruh/jiwa dari al-Qur’an.
Sejak zaman Nabi SAW al-Qur’an sudah ditafsirkan beliau sendiri, sepeninggal beliau diteruskan oleh Para Sahabat, diantaranya: Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud, dan Ubay bin Ka’ab. Mereka lah para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dibandingkan sahabat-sahabat lainnya.

C. Al-Qur’an Masa Kini

Pemeliharaan al-Qur’an terus dialakukan dari waktu ke waktu, termasuk ketika dunia tulis menulis mengalami kemajuan dalam hal percetakan. Akan halnya buku-buku dan media cetak lainnya, al-Qur’an pun pertama kali dicetak di Kota Hanburg, Jerman pada abad ke-17 M.
Sejak pencetakan yang pertama itu, pencetakan Al-Qur'an terus-menerus mengalami kemajuan yang sangat berarti. Hampir atau bahkan tidak ada satu pun negara Islam atau yang berpenduduk mayoritas bahkan yang minoritas sekalipun yang tidak memiliki percetakan ayat tepatnya yang tidak mencetak Al-Qur'an termasuk Indonesia. Lebih dari itu, negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, lebih-lebih yang menyatakan diri sebagai negara Islam, telah memiliki panitia khusus yang bertugas mentashhih setiap percetakan al-Qur'an. Di indonesia, misalnya telah memiliki kepanitiaan tersebut sejak hampir setengah abad yang lalu.
Untuk menjaga kemurnian al-Qur'an yang diterbitkan di indonesia ataupun yang didatangkan dari luar negeri, Pemerintah Republik Indonesia cq. Departemen Agama telah membentuk suatu panitia yang bertugas untuk memeriksa dan mentashhih al-Qur'an yang akan dicetak dan yang akan diedarkan, yang dinamai, "Lajnah Pentashhih Mushhaf Al-Qur'an", yang ditetapkan dengan penetapan Menteri Agama No.37 Tahun 1957, yang telah diperbarui dengan Peraturan Menteri Agama No.2 Tahun 1980. Untuk melaksanakan tugas Lajnah tersebut diangkatlah anggota Lajnah dengan suatu Keputusan Menteri Agama yang diperbarui setiap tahun atau setiap kali diperlukan.
Selain itu, pemerintah juga sudah mempunyai al-Qur'an pusaka berukuran 1x2 m, yang ditulis dengan tangan oleh penulis-penulis Indonesia sendiri, mulai tanggal 23 Juni 1948 M/ 17 Ramadhan 1367 H dan selesainya tanggal 15 Maret 1960M/ 17 Ramadhan 1379 H, yang sekarang disimpan di Masjid Baiturrahim dalam Istana Negara. Satu hal menarik tentang penulisan dan pencetakan al-Qur'an ialah bahwa al-Qur'an ditulis/dicetak dalam berbagai bentuk dan ukuran, dengan cover/jilid yang beraneka ragam. Yang menarik adalah ukuran al-Qur'an kecil dan besar dicatat orang. Di antaranya, Al-Qur'an terkecil di dunia ditemukan di rumah seorang petani tua di Xinjiang, Cina bagian Barat. Pemiliknya diberitakan bernama Wang Wancheng ukuran 2,7 cm, lebar 1,3 cm, tebal 1 cm, san beratnya 4,9 gram. Sedangkan al-Qur'an berukuran terbesar terdapat di indonesia yakni Al-Qur'an mushhaf Istiqlal 123x 88 cm. Pelajaran Al-Qur'an tidak hanya terdapat di negara-negara Islam atau di negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk Islam, tetapi juga dijumpai di negara-negara yang penduduk muslimnya minoritas sekalipun seperti Tiongkok, Jepang, Thailand, Australia, New Zeland, dan lain-lain. Apalagi pada tahun-tahun 2000-an ini dimana agama Islam telah merambah ke semua negara, maka pembelajaran al-Qur'an termasuk penghafalannya dapat dikatakan telah merata di seluruh negara dan dunia. Di antara bentuk hafalan yang dilakukan generasi muda Islam dewasa ini ialah melalui penghataman baca al-Qur'an di bulan Ramadhan dengan menjadikan sholat tarawih sebagai medianya. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa sejumlah masijd-terutama masijid-masjid besar dewasa ini melaksanakan jamaah tarawih dengan menampilkan imam-imam yang hafizh atau calon-calon hafizh yang membacakan surat-surat al-Qur'an secara tartil dengan cicilan satu juz untuk satu malam. Sehingga, dalam satu bulan sang imam dapat menamatkan bacaan al-Qur'an dari juz pertama sampai juz ke-30.

D. Al-Qur’an di Masa Mendatang

Seiring perkembangan sejarah dan peradaban, manusia semakin banyak melirik kemajuan teknologi sebagai sarana mempermudah seluruh aktivitas kehidupan mereka. Berkenaan dengan al-Qur’an, semakin banyak muncul al-Qur’an digital. Jenis al-Qur’an digital bermacam-macam, ada yang berbasis aplikasi computer (software), web, dan aplikasi ponsel. Dengan adanya kemajuan teknologi di segala bidang tentunya akan memberikan gambaran bahwa al-Qur’an digital di masa mendatang juga akan terus berkembang, baik dari segi ragam, kualitas dan kuantitasnya. Kemajuan al-Qur’an digital di masa mendatang tentunya akan sangat erat kaitannya dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini perkembangan teknologi komputer mengarah kepada kemudahan pemanfaatan dalam kehidupan khususnya mendekati ke arah fungsi yang dimiliki oleh panca indra, baik penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Perubahan bentuk cetak ke bentuk digital merupakan sebuah proses. Proses panjang perubahan dari bentuk cetak ke bentuk digital menjadi menarik untuk dicermati karena yang diproses adalah al-Qur’an yang merupakan sumber primer ajaran agama Islam.
Secara lebih spesifik bias disebutkan bahwa teknologi komputerlah yang tetap akan menjadi tumpuan kemajuan al-Qur’an digital di masa mendatang. Kemajuan teknologi computer akan saling beriringan satu sama lain antara kemajuan perangkat keras dan perangkat lunak sebagai “nyawa” dari perangkat keras tersebut. Berbagai model dan format baru al-Qur’an Digital tentunya akan bermunculan seiring dengan bermunculannya model dan jenis perangkat keras komputer dan piranti lunak yang lainnya.














BAB III 
PENUTUP


A. KESIMPULAN

Al-Qur’an mengalami perkembangan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya dari masa ke masa, melalui proses yang panjang dan melewati banyak rintangan. Di tangan Nabi SAW, Para Sahabat, dan Ulama-ulama penerusnya serta peran semua ummat manusia khususnya orang-orang Islam yang gigih memperjuangkan al-Qur’an, untuk tetap eksis di masa perkembangan teknologi yang pesat ini, agar al-Qur’an semakin menarik untuk dipelajari dan diresapi terutama dari satu generasi ke generasi.















DAFTAR PUSTAKA


Nasrudin, Moh. 2018.Pengantar ILMU AL-QUR’AN Untuk Perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri. Pekalongan: PT. NASYA EXPANDING MANAGEMENT
Ilyas, Yunahar. 2013. KULIAH ULUMUL QUR’AN. Yogyakarta: ITQAN Publishing
Suma, Muhammad Amin. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Rofi’i, Ahmad. Ahmad Syadali. 1997. Ulumul Quran I Komponen MKDK. Bandung: CV.
PUSTAKA SETIA
Abdurrahman, bin Fahid. 1996. ULUMUL QUR’AN Studi Kompleksitas Al-Qur’an. Yogyakarta:
Titian Ilahi














PROFIL PENULIS





Nama: Khoirun Nisa’
NIM/ Jurusan : 2318020/PGMI
TTL: Pekalongan, 16 Agustus 2000
Alamat: Simbang Wetan Gg.1, Buaran, Pekalongan
Riwayat Pendididkan:
SD Islam Simbangwetan
SMP Islam Simbangwetan
MAS Simbangkulon


LAMPIRAN


  


  


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel