TT A K1 METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL (METODE DAKWAH)


METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL
(METODE DAKWAH)
QS. An-Nahl : 12
Rizky Triana Putri
NIM. 2117200
KELAS A 

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji syukur kehadirat Allah swt.yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya sehingga dengan atas izin-NYA makalah yang berjudul “  Metode Dakwah”  ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad swt., sahabatnya, keluarganya,d an umatnya hingga akhir zaman semoga kita dapat syafaatnya diyaumul qiyamah nanti. Amin
Makalah ini dibuat sebagai rujukan mahasiswa mata kuliah Tafsir Tarbawi dan mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang selalu memberi dukungan kepada penulis,terimakasih juga kepada Bapak Ghufron selaku doesen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah membimbing penulis serta memberi ilmu kepada kita semua.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini karena keterbatasan ilmu yang penulis makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.



Pekalongan, 15 November 2018


Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah..........................................................................
2.      Rumusan Masalah.....................................................................................
3.      Tujuan Makalah.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.      HAKIKAT METODE DAKWAH........................................................
2.      DALIL METODE DAKWAH AL-QUR’ANI.....................................
3.      IMPLIKASI METODE DAKWAH DALAM PENDIDIKAN..............
BAB III PENUTUP
1.      KESIMPULAN........................................................................................
2.      SARAN-SARAN.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Islam adalah agama dakwah artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah maju mundur umat islam semangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya. Karena itu Al.Qur’an dalam menyebutkan kegiatan dakwah dengan Ahsanu Qaula. Tidak dapat dibayangkan apabila kegiatan dakwah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagai faktor terlebih pada era globalisasi sekarang ini di mana berbagai informasi masuk begitu cepat dan istan yang tidak dapat di bedung lagi. Umat islam harus dapat memilah dan menyaring informasi tersebut sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam. Implikasi dari pernyataan islam sebagai agama dakwah menuntut ummatnya agar selalu menyampaikan dakwah,karena kegiatan ini merupakan aktifitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apapun bentuk dan coraknya. Dakwah islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim dimana saja ia berada sebagaimana termaktub dalam Al.Qur’an  dan as-sunnah Rasulullah SAW kewajiban dakwh menyerukan dan menyampaikan agama islam kepada masyarakat. Agar dakwah dapat mencapai sasaran strategi jangka panjang,tentunya diperlukan suatu sistem manajeral komunikasi yang baik dalam penataan perkataan maupun perbuatan yang dalam banyak hal yang sangat relevan dan terkait dengan nilai-nilai keislaman.
kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak. dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syarat, dan akhlak islam, kata dakwh merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan seruan atau ajakan.




Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “ilmu” dan kata “islam” sehingga menjadi menjadi “ilmu dakwah” dan dakwah islam atau ad-dakwah al-islamiyah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi tentang cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyukai atau melaksanakan sesuatu idiologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “dai” sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “mad’u”. Setiap muslim yang menjalankan fungsi dakwah islam adalah da’i. Tujuan dakwah ialah mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang di peroleh dari Allah.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Hakikat Metode Dakwah?
2.      Apa Dalil Metode Dakwah Al-Qur’ani?
3.      Bagaimana Implikasi Metode Dakwah Dalam Pendidikan?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk Mengetahui Hakikat Metode Dakwah.
2.      Untuk Mengetahui Dalil Metode Dakwah Al-Qur’ani.
3.      Untuk Mengetahui Implikasi Metode Dakwah Dalam Pendidikan.











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Metode Dakwah
1.      Pengertian
Secara etimologi, metode berasal dari dua kata yaitu “meto” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Metode berarti cara yang telah di atur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan arti dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syarat, dan akhlak islam, kata dakwh merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata “ilmu” dan kata “islam” sehingga menjadi menjadi “ilmu dakwah” dan dakwah islam atau ad-dakwah al-islamiyah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi tentang cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyukai atau melaksanakan sesuatu idiologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “dai” sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “mad’u”. Setiap muslim yang menjalankan fungsi dakwah islam adalah da’i. Tujuan dakwah ialah mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang di peroleh dari Allah.
Sedangkan arti dakwah menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut:
a.       Bakhial Khauli: dakwah adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan islam dengan maksud memindahkan umat dari suatu keadaan kepada keadaan lain.
b.      Syeh Ali Mahfudz: dakwah adalah mengajak manusia untuk mengajak kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat jelek agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dari pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa, metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u untuk mencapai sesuatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang[1]. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan
2.      Bentuk-Bentuk Metode Dakwah
Berdasarkan surah An-Nahl ayat 125 tersebut metode dakwah yang meliputi tiga cangkupan yaitu :
a.      Al-Hikmah
Kata hikmah di sebut dalam al-quran sebanyak 20 kali baik dalam bentuk nakiroh maupun ma’rifat bentuk masdarnya adalah ‘’Hukuman’’ yang berarti secara makna aslinya adalah mencegah. Orang yang memiliki Al-hikmah disebut al-Hakim yaitu orang yang memiliki pengetahuan yang paling utama dari segala sesuatu. Al-Hakim juga berarti pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat sehingga menjadi sempurna.
Menurut pendapat ini al-Hikmah termanifestasi kedalam empat hal: kecakapan manajeral,kecermatan,kejernihan pikiran dan ketajaman pikiran. Sedangkan dalam metode dakwah, al-Hikmah diartikan bijaksana,makal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih dan menarik perhatian orang kepada agama atau Tuhan.
Hikmah adalah bekal da’i menuju sukses karunia Allah yang diberikan kepada orang yang mendapatkan hikmah insyak Allah juga akan berimbas kepada mad’unya, sehingga mereka termotifasi untuk mengubah diri dan mengamalkan apa yang disampaikan da’i kepada mereka.
b.      Al-Mau’izhatul Hasanah
Secara bahasa terdiri dari dua bahasa kata yaitu: mau’idzah yang berasal dari wa’adzan-idzatan yang berarti: nasihat bimbingan, pendidikan, dan peringatan dan kata-kata kedua itu hasanah merupakan kebalikan dari sayyiah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan. Mau’izhatul Hasanah dapatlah di artikan sebagai ucapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidika, pelajaran, kisah-kisah, berita gembira, pringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar dapat keselamatan dunia dan akhirat.
c.       al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan
kata jadala dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk menyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan. Dari segi termologi terdapat beberapa pengertian. Al-Mujadalah (al-Hiwar) berarti upaya tukar menukar pendapat yang dilakukan oleh kedua pihak secara sinergis,tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat.
3.      Sumber Metode Dakwah
A.    Al.Qur’an
B.     Sunnah Rasul
C.     Sejarah hidup para sahabat dan fuqaha
D.    Pengalaman
4.      Aplikasi Metode Dakwah Rasulullah
·         Pendekatan personal: antara da’i dan mad’u langsung bertatapan muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima dan biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh mad’u akan langsung diketahui.
·         Pendekatan penddikan: pendekatan ini teraplikasi dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren,yayasan,yang bercorak islam ataupun perguruan tinggi yang di dalam nya terdapat materi-materi islam
·         Pendekatan diskusi: da’i berperan sebagai narasumber sedangkan mad’u sebagai audience. Tujuan dari diskusi ini adalah membahas dan menemukan pemecahan semua problematika yang ada terkait dengan dakwah sehi[2]ngga apa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya.
·         Pendekatan penawaran.: Nabi mengajak untuk beriman kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain cara ini dilakukan Nabi dengan metode yang tepat tanpa paksaan sehingga mad’u ketika mereponnya tidak keadaan tertekan. Cara ini pula baru dilakukan oleg da’i dalam mengajak mad’unya.
·         Pendekatan misi: pengiriman tenaga para da’i ke daerah-daerah di luar tempat domisili
B.     Tafsir Qs. An-Nahl Ayat 125
Ø  Tafsir Al.Maraghi
Allah Ta’alamenguraikan apa yang harus di ikuti oleh Rasulullah saw. Dalam mengikuti Ibrahim yang di perintahkan kepada beliau:
اُدْعُ اِلَى سَبِىْلِ رَبِكَ بِا اْحِكْمَةِ وأموْعِظَةِ اْلحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِا لَتِى هِىَ
 اَحْسنُ
Hai Rasul serulah orang-orang yang kamu utus kepada mereka dengan cara: menyeru kepada syariat yang telah di gariskan Allah bagi makhluk-Nya ,melalui wahyu yang di berikan kapadamu.dan memberikan pelajaran dan peringatan yang di letakkan di dalam kitab-Nya sebagai hujjah atas mereka serta,seperti di ulang-[3]ulang dalam surah ini. Dan bantahlah mereka dengan perbantahan yang lebih baik dari pada bantahan lainnya, seperti memberi maaf kepada mereka jika mereka mengotori kehormatanmu,serta bersikaplah lemah lembut terhadap mereka dengan menyampaikan kata-kata yang baik.
Singkatnya gunakan metode terbaik di dalam dakwah dan berdebat yaitu dengan cara yang baik itulah kewajibanmu. Apapun pemberian petunjuk dan penyesatan serta pembalasan atas keduanya di serahkan kepada-Nya semata bukan kepada selain-Nya. Sebab Dia lebih mengetahui tentang keadaan orang yang tidak mau meninggalkan kesesatan karena ikhtiarnya yang bur[4]uk dan tentang ketaatan orang yang mengikuti petunjuk karena ia mempunyai kesiapan yang baik. Apa yang di gariskan kepada Allah untukmu di dalam berdakwah, itulah yang di tuntut oleh hikmah dan itu lebih cukup untuk memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti petunjuk serta menghilangkan udzur orang-orang yang sesat.
Ø  Tafsir Al.azhar
Ayat ini mengamdung ajakan kepada rasulullah saw. Tentang cara melancarkan dakwah atau seruan tehadap manusia agar mereka berjalan di atas jalan Allah (sabilillah) sabilillah atau Shairathal Mustaqim atau Ad-Dinul Haqqu, agama yang benar Nabi saw memegang tumpuk kepimpinan dalam melakukan dakwah hendaknya memakai tiga macam cara atu tingkat cara :
Pertama hikmah (kebijaksanaan) yaitu dengan cara bijaksana akal budi yang mulia dada lapang dan hati yang bersih menarik perhatian kepada agama atau kepada kepercayaan tuhan.
Contoh :kebijaksanaan itu selalu pula ditunjukkan Tuhan.
Kedua ialah Al-Mauizhatul Hasanah yang kita artikan pengajaran yang baik atau pesan-pesan yang baik,yang disampaikan sebagai nasihat.
Ketiga ‘’Jadilhum billati hiya ahsan” bantahlah mreka dengan cara yang lebih baik kalau terpaksa timbul perbentakan atau pertukaran fikiran, yang di zaman kita ini sudah tidak dapat di elakkan lagi pilhlah jalan yang sebaik-baiknya
Ketiga ialah “Jadilhum billati hiya ahsan”
Bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik kalau terpaksa timbul perbentahan atau pertukaran yang fikiran, yang di zaman kita ini sudah tidak dapat dielakan lagi pililah halan yang baik-bainya. Diantaranya  ialah  memperbedakan  pokok persoalan yang tengah dibicarakan dengan perasaan benci  atau sayang kepada pribadi orang yang tengah di ajak berbantah. Misal nya seseorang masih kufur,belum mengerti ajaran islam,lalu sesuka hatinya saja mengeluarkan celaan kepada islam, karena bodohnnya
Ø  Tafsir Al-Mishbah
Ayat ini menyatakan: wahai Nabi [5]Muhammad,serulah,yakni lanjutkan usahamu tuk menyeru semua yang ngkau sangkup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran islam dengan hikma dan pengajaran  yang baik dan bantahlah mereka,yakni siapapun yang menolak atau meragukan ajaran islam dengan cara yang terbaik. Itulah tiga cara berdakwah yang hendaknya yang ngkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat dan kecendrungannya,jngan hiraukan cemoohan, atau tuduhan-tuduhan tidak berdasar kaum musrikin dan serahkan urusanmu dan urusan mereka kepada Allah, karena sesungguhnya Tuhanmu yang selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu.
Ø  Ibnu Katsir
C.     ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْضَلَّ عَنْسَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

Allah berfirman menyuruh Rasul-Nya berseru kepada manusia mengajak mereka ke jalan Allah dengan Hikmah kebijaksanaan dan nasihat serta di anjurkan dengan yang baik. Dan jika orang itu mengajk berdebat, maka bantahlah mereka dengan cara baik. Allah lebih mengetahui siapa yang paling durhaka tersesat dijalan-Nya dan siapa yang bahagia berada di dalam jalan yang lurus dan di tunjukkan oleh Allah.








Implikasi metode dakwah
Sebagai diketahui aktivitas dakwah pada awalnya adalah hanyalah merupakan tugas sederhana yakni kewajiban untuk menyampaikan apa yang diterima dari Rasululah SAW,, walupun satu ayat. Inilah yang membuat kagiatan atau aktifitas dakwah boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nilai-nilai islam. Itu sebabnya aktifitas dakwah memang harus berangkat dari kesadaran pribadi yang dilakukan dakwah tersebut. Dakwah haruslah dikemas dengan cara dan metode yang tepat dan pas  dakwah harus tampil aktual: kekinian dan hangat di tengah masyarakat, faktual dalam arti konkret dan nyata serta kontektual: dalam arti relevan dan menyangkut problem yang sedang di hadapi oleh masyarakat. Metode dakwah harus terdapat :
Metode dalam penyampaian dakwah harus terdapat Al.Qur’an,sunnah Rasul.sejarah  pra  sahabat  dan fuqaha,pengalaman
Dalam metode penyampaian terseut yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW

Aapek Tarbawi
a.       Dakwah adalah  suci yang di bebankan kepada setiap muslim di mana saja ia berada,karena kegiatan ini merupakn aktifitas yang tak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi
b.      Maju mundur umat islam sangat bergantungan dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan.
c.       Dakwah haruslah di kemas dengan baik   cara dan metode yang tepat dan pas yaitu dengan ditampilkan secara aktual,faktual,serta kontektual dan metode yang di peoleh yang terdapat dar i Al-Qur’an,sunnah rasul,sejarah hidup pra sahabat dalam fuqah,pengelaman. I
d.      Kewajiban kita adalah menggunakan kita dengan  penggunaan metode yang baik di dalam berdakwah dan berdebat apapun pemberian petunjuk dan penyesatan serta pembalasan atas keduanya di serahkan ke pada Allah semata


BAB III
                                                         PENUTUP        
Kesimpulan
Dakwah adalah mengajak manusia untu mengajarkan kebaikan dan mengikuti petunjuk,menyuruh,dan mereka berbuat baikdan melarang mereka dari perbuatan jlek  agar mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Bentu metode dakwah yang tertuang dalam QS.An-Nahl ayat 125 ada tiga :al-hikmah,(akal budi mulia),al-Mud’izah hasanah (bimbingan atau pelajarn yang mengandung kebaikan ),dan Al-Mujadalah Billati Hiyah Ahsan (membantah pendapat lawan dengan cara baik). Kegiatan dakwah boleh dan harus dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rasa keterpanggilan untuk menyebarkan nila-nilai islam sebab aktifitas dakwah harus berangkat dari kesadaran pribadi.















DAFTAR PUSTAKA
Al-Mahalli,Imam jalaluddin dan imam jalaluddin as-suyuti.1990. Terjemahan Tafsir Jalalain berikut asbabun nuzul.Bandung: Sinar BarProf.Dr.Hamka,TafsirAl-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988)
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)




















BIODATA
Nama Lengkap : Rizky Triana Putri
Tempat Tanggal Lahir : Batang,9 Juni 1997
Alamat : Dukuh Rajawali  Rt/Rw 3/2,Ds Beji,kec Tulis Kab Batang
Riwayat Pendidikan :
Tk sokasari Beji
SD 01 Beji
MTS N subah
MAN 3 Pekalongan
IAIN Pekalongan

















COVER REVERENSI
Al-Mahalli,Imam jalaluddin dan imam jalaluddin as-suyuti.1990. Terjemahan Tafsir Jalalain berikut asbabun nuzul.Bandung: Sinar BarProf.Dr.Hamka,TafsirAl-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988)
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)




[1] Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),halm 321-322
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988),halm 161-611-612
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)halm 377-378)

[2] Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),halm 321-322
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988),halm 161-611-612
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)halm 377-378)
[2]Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),halm 321-322
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988),halm 161-611-612
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)halm 377-378)

                              
Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),halm 321-322
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988),halm 161-611-612
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)halm 377-378)

Prof.Dr.Hamka,Tafsir Al-Azhar XIII-XIV,(Jakarta:PT Pustaka Panjimas,1987),halm 321-322
H.Salim Bahreisy,Tafsir Ibnu Katsir jilid IV(Surabaya:PT .Bina Ilmu ,1988),halm 161-611-612
M.Quraish Shihab,Tafsir Al-Mishbah jilid 7(Jakarta:PT.Lentera hati,2002)halm 377-378)



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel