TT B L3 MAKALAH TAFSIR TARBAWI "Metode Tanya Jawab"
METODE PENDIDIKAN SPESIAL
"Metode Tanya Jawab"
QS. Al-Baqarah, 2 : 189
Arini Alfina Ilmiyati
NIM. (2117311)
Kelas: B
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Metode Tanya Jawab
Para ahli telah memberikan pandangannya tentang konsep metode tanya jawab. Yusuf ( 2002,23) memberikan pendapatnya tentang konsep metode tanya jawab merupakan suatu cara untyk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya. Olehnya dalam penerapannya,guru dan siswa harus terlibat dalam aktifitas bertanya dan memberikna respon atas petanyaan - pertanyaan yang ada.
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya dialog anatar guru dan siswa,guru betanya dan siawa menjawab ataupu sebaliknya ( Ibrahim,2010 ). Metode tanya jawab adalah cara untuk penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru ke siswa dan dari siswa kepada siswa lainnya,tujuan dari teknik ini bukanlah untuk menunjukan kesarjanaan guru ataupun untuk memperlihatkan betapa kepandaian guru mampu menunjukan dimana ketidak pedulian siswa. Jika suatu pertanyaan tidak dapat di mengerti oleh murid secara jelas,pernyataan itu harus diulang secara verbal dalam bentuk berbeda sehingga siswa dapat mengetahui inti dari pertanyaan itu ( surakhmad,2010)
Metode tanya jawab di anggap cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa,sebagaimana yang di kemukakan oleh sudjana yang menyatakan bahwa metode tanya jawab merupakan salah satu metode mengajar yang paling efektif dan efisien dalam membangun jrwativutas siswa dalam proses pembelajaran[1].
B. Dalil Metode Tanya Jawab dalam Al-qur'an
(189).mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit.katakanlah bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji. Dan bukankah kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya,akan tetapi kebaktian itu ialah kebaktian orang yang bertaqwa,dan masuklah rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertaqwalah kepasa Allah agar kamu beruntung
Tafsir al maraghi
Mereka bertanya kepada (muhammad) tentang hikmah berbeda-bedanya bentuk hilal dan faedahnya. Kemudian rasullah menjawab,hilal itu adalah tanda-tanda bagi umat manusia didalam menetukan urusan dunia mereka. Dengan hilal tersebut mereka mengetahui waktu mana yang paling tepat untuk melakukan cocok tanam atau berdagang. Disamping itu hilal merupakan tanda-tanda waktu ibadah. Dengan melihat hilal ini,mereka bisa menentukan awal bulan ramadhan dan saat berakhirnya kewajiban berpuasa, dan yang paling utama hilal ini dapat digunakan untuk menentukan waktu haji.
Menentukan waktu dengan hilal sangat mudah bagi orang-orang yang mengetahui masalah hitungan maupun yang tidak mengetahui,bahkan sangat mudah dipakai oleh orang kampung maupun kota.
Berbagai ilmu pengetahuan yang kita butuhkan :
· Ilmu yang didapat tanpa membutuhkan guru.
· Jenis ilmu,tetapi kita tidak bisa menemukan guru yang dapat mengajarkan tentang ilmu ini karena mustahil manusia dapat mengetahuinya.
· Ilmu pengetahuan yamg bisa dipelajari manusia melalui pemikiran,kesimpulan,eksperimen,dan penyelidikan.
Ayat ini membatalkan berbagai perbuatan yang mereka lakukan ketika masa jahiliyah,yakni tatkala mereka melakukan ihram. Mereka meghanramkan seseorang memasuki rumah dari depan dan mereka mengharuskan memasuki rumah dari belakang.
Imam bukhari dan ibnu jarir dari al- Barra' menceritakan bahwa orang-orang arab di masa jahiliyah jika melakukan ihram harus memasuki rumahnya dari pintu belakang,kemudian turunlah ayat ini.
Setelah allah memberitahukan kesalahan yang mereka lakukan,yakni dalam memasuki rumah dari belakang, dan dugaan mereka bahwa hal tersebut termasuk dalam hal kebajikan,kemudian allah menjelaskan kepada mereka tentang kebajikan yang haqiqi. Kebajikan yang haqiqi adalah takwa kepada allah dengan menjauhkab diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan kotor,serta menghiasi diri dengan keutamaan-keutamaan[2].
Tafsir al misbah
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit,pertanyaan mereka adalah,mengapa bulan pada mulannya terlihat seperti sabit,kecil,tetapi dari malam ke malam ia membesar hingga mencapai purnama,kemudian mengecil dan mengecil lagi,sampai menghilang dari pandangan ? Katakanlah bahwa bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia. Waktu dalam penggunaan al-qur'an adalah batas akhir peluang untuk menyelesaikan suatu aktifitas. Ia adalah kadar tertentu dari satu masa. Dengan keadaan bulan yang seperti itu manusia dapat mengetahui dan merancang aktivitasnya sehingga dapat terlaksana sesuai dengan masa penyelesaian waktu yang tersedia.
Seperti yang terlihat diatas bahwa jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan yang di ajukan. Karena jawaban seharusnya di berikan adalah bahwa bulan memantulkan sinar matahari ke bumi melalui permukaannya yang tampak dan terang hingga terbitlah sabit. Sesuai dengan pernyataan diatas bahwa al-qur'an tidak memberikan jawaban sesuai dengan harapan mereka ,tetapi memberi jawaban lain yang lebih sesuai dengan kepentingan mereka. Hal itu bertujuan untuk mengingatkan penaya bahwa ada yang lebih wajar ditanyakan dari pada yang telah di ajukan. Al-qur'an mendidik manusia dan salah satu bentuk pendidikannya adalah mengarahkan mereka melalu jawaban - jawabannya.
Dalam konteks pertanyaan, ayat ini berpesan, " tanyakanlah persoalan yang bermanfaat yang dapat anda mengerti ,dan ajukan pertanyaan itu kepada siapa yang mengetahui dan mengerti ". Dalam konteks kebiasaan kaum musyrik ayat diatas berpesan ," jangan atas namakan agama atau ibadah dalan melakukan kegiatan yang tidak di ajarkan". Semua tidak boleh dalam soal ibadah kecuali yang di izinkan allah atau rasul-Nya. Setiap amal ibadah yang tidak berdasarkan petunjuk kami semuanya tertolak[3].
Tafsir al azhar
Dalam beberapa riwayat ada tersebut bahwa beberapa orang sahabat nabi datang dan bertanya kepada beliau tentang hilal, yaitu bulan sabit sejak hari permulaan bulan sampai kira-kira hari ketujuh. Menurut riwayat ibnu asakir dari ibnu abbas,meskipun sanad hadistnya dha'if, yang datang betanya itu ialah mu'as bin jabal, mereka bertanya," wahai utusan allah mengapa bulan sabit itu terbit dan naik mula - mula sangat halusnya. Laksana benang, kemudian jadi bertamabah besar dan lama - lama jadi penuh ( purnama),kemudian kecil lagi dan kurang lagi sampai kecil pula sebagai keadaan semula,tidak tetap satu keadaan saja. Menurut ilmu balaghah menyatakan bahwa jawaban nabi sangatlah halus sebab jawaban nabi dijuruskan kepada hasil yang berfaedah sesuai dengan kedudukan beliau sebagai Utusan allah.
Kemudian datanglah sambung ayat : dan tidaklah kebajikan itu bahwa kamu masuk ke rumah kamu dari pintu belakangnya,tetapi yang kebajikan ialah barang siapa yang taqwa. Menurut Abu Ubaidah bahwa sambungan ayat ini senafas dengan yang sebelumnya, yakni kalau hendak menayakan sesuatu kepada seseorang hendaknya pilih soal yang pantas dapat dijawab oleh orang itu[4].
Tafsir ibnu katsir
Orang - orang bertanya kepada rasulullah saw. Ihwal bulan sabit ," ya rasulullah untuk apa bula. Sabit diciptakan ?, lalu rasulullah menjawab untuk penentu waktu bagi manusia, allah menentukan waktu berpuasa bagi kaum muslimin,waktu berbuka dan masa idah bagi wanita dan urusan agama mereka yang lain[5].
Firman allah,"bukanlah kebajikan memasuki rumah - rumah dari belakangnya, akan tetapi kebijakan ialah kebijakan orang yang bertakqwa dan masuklah kerumah - rumah itu dari pintu - pintunya
C. Implementasi metode tanya jawab
Dalam menuntut ilmu kita harus menanyakan apa yang belum kita pahami,karena jika menafsirkan sendiri maka kita mungkin akan tersesat dalam menuntut ilmu,Berikut adalah aspek tarbawi dari surat Al-baqarah 189 :
1. Dalam menuntut ilmu itu hendaknya selalu berdo'a kepada allah agar ilmu yang kita terima tidak menyimpang dan sesuai dengan yang di ajarkan nabi muhammad SAW.
2. Didalam menuntut ilmu hendaknya belajar untuk bertanya. Jangan takut di anggap tidak paham oleh orang lain. Yang penting ilmu yanh diterima itu benar.
3. Hendaknya harus mengamalkan kepada orang lain. Karena rasulullah juga selalu mengajarkan ilmunya kepada orang lain,agar tidak hanya bermanfaat untuk kita saja tetapi juga untuk orang lain.
4. Setelah berusaha menuntut ilmu,kita harus bertawakal kepada allah karena yang baik menurut kita belum tentu baik menurutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maragi, Mustafa Ahmad. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi. Semarang: Karya Toha Putra Semarang.
Hamka.1993. tafsir al - azhar juz I. Jakarta: Pustaka Panjimas
Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Al rifa'i, Muhammad Nasib. 2005. tafsir ibnu katsir. Jakarta: Gema Insani,
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X.
BIODATA DIRI
Nama : Arini Alfina Ilmiyati
Tempat,tanggal lahir : Batang,15 Agustus 1997
Alamat : Banjiran Rt 11 Rw 02 Warungasem Batang
Riwayat pendidikan : RA THOLABUDDIN
MI THOLABUDDIN
MTs. THOLABUDDIN
MA THOLABUDDIN
[2]Ahmad Mushthafa Al-Maraghi,Tafsir Al-Maraghi 2,(semarang : PT. Karya Toha Putra Semarang,1993) hlm 144 - 155