TT B K3 METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL “METODE PERSUASIF"



METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL
“METODE PERSUASIF"
(Qs. Al Imran : 133)
Muchammad Darwisy Syafiq
NIM. (2117242)
Kelas B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN         
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpaahkan segala rahmat, taufik dan hidayahNya.Sehingga penyusun mampu menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita  Rasulullah SAW serta para sahabat,tabiin dan para umat yang senantiasa berjalan dalam risalahnya.Dengan terselesainya makalah ini,kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang memberikan sumbangan baik moral maupun spiritual.
Selanjutnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,walaupun penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat yang terbaik. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin


                                                                                    Pekalongan, 10 November 2018

Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Persuasi adalah suatu bentuk pengaruh sosial. Persuasi adalah proses membimbing diri sendiri atau yang lain terhadap adopsi ide, sikap atau tindakan dengan cara rasional dan simbolik.
Setiap hari kita selalu mengalami usaha pengubahan sikap inidalam jumlah yang sangat banyak. Bila kita cermati bentuknya sangat beragam. Iklan dan pster yang sering di pasang adalah salah satu contoh metode persuasif.
B.       RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan metode persuasif?
2.    Bagaimana tafsir al Qur’an tentang metode persuasif dalam Qs. Al Imran ayat 133?
3.    Bagaimana mengaplikasikan metode persuasif dalam aspek kehidupan?
4.    Bagaiamana aspek tarbawi dari Qs. Al Imran ayat 133?

C.   TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisannya adalah agar kita dapat mengetahui metode persuasif, dalil-dalil serta aspek tarbawi tentang metode persuasif dan cara mengaplikasikan metode tersebut dalam kehidupan.







BAB II
PEMBAHASAN
A.  METODE PERSUASIF
Metode dalam Bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah, yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan  dalam proses pendidikan, dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik dapat menerima pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat dicerna dengan baik.
Metode mengajar dapat diartikan sebagi cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajrkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.[1] Jadi Metode Persuasi adalah kemampuan untuk dapat mengajak, memengaruhi dan meyakinkan seseorang.
Metode persuasi juga sangat penting dimiliki oleh seorang pendidik, karena seseorang dengan sifat persuasif akan mampu “menarik” orang-orang di sekitarnya untuk setuju dengan hal-hal yang dilakukan dan disampaikannya. Pengertian persuasi adalah sebuah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi dan meyakinkan orang lain. Dalam persuasi, seorang pendidik dianggap berhasil jika ia mampu mengajak bahkan meyakinkan peserta didiknya menjadi lebih baik.[2]

B.  TAFSIR Q.S AL-IMRON AYAT 133

 وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga  yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”


1.                  Tafsir al- misbah
Ketaatan yang diperintahkan oleh ayat yang lalu, dapat terlaksana tanpa upaya sungguh-sungguh, misalnya sekedar melaksanakan yang wajib dan mengabaikan yang sunah atau anjuran. Atau cukup menghindari yang haram, tetapi melaksanakan yang makruh. sekedar memohon ampun atas kesalahan dan dosa besar dan tidak mengingat lagi dosa kecil atau hal-hal yang kurang pantas. Ayat ini menganjurkan peningkatan upaya, melukiskan upaya itu bagaikan satuperlombaan dan kompetisi yang memang merupakan salah satu cara peningkatan kualitas. Karena itu bersegeralah kamubagaikan ketergesaan seorangyang ingin mendahului yang lain menuju ampunan dari tuhanmu dengan menyadari kesalahan dan berlombalah mencapai, yaitu surga yang sangat agung yang lebarnya, yakni luasnyaselebar seluas langit dan bumi yang disediakan untuk al-mutaqqin, yakni orang-orang yang telah mantab ketakwaanya, yang taat melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-nya.
Yang dimaksud dengan lebar surga disini adalah luasnya, dan luas yang dimaksud adalah perumpamaan. Ia tidak harus dipahami dengan arti harfiyahnya. Dalam benak kita-manusia- tidak ada sesuatu yang dapat menggambarkan keluasan, melebihi luasnya langit dan bumi, maka untuk menggambarkan betapa luasnya surga, Allah memilih kata-kata selebar langit dan bumi. Disisi lain,sedemikian luasnya sehingga ketika mendengar bahwa lebarnya saa sudah demikian, maka bagaimana pula panjangnya.
Perumpamaan yang diberikan oleh Al-Qur’an ini mengundang kaum muslimin agar tidak mempersempit surga dan merasa atau menyarankan bahwa hanya diri atau kelompoknya saja yangakan memasukinya surgasedemikian luas, sehingga siapapun yang berserah dirikepadanya, Insyaallah akan mendapat tempat yang luas disana.[3]

2.    Tafsir Al Maraghi
Allah ta’ala berfirman, “Dan bergegaslah kamu menuju ampunan dari tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langitdan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” Maksudnya, sebagaimana neraka disediakan bagi orang-orang kafir. Ada pendapat yang mengatakan bahwa maksud firman Allah ta’ala,“seluas langit dan bumi” merupakan pemberitahuan betapa luasnya surga itu,        sebagaimana Allah berfirman ketika menerangkan sifat surga, “bagian dalamnya dari sutra.” Lalu, bagaimana dugaanmu dengan bagian luarnya. Adapula pendapat yang mengatakan bahwa lebarnya surga itu seperti panjangnya, karena ia berbentuk kubah dan berada dibawah ‘arsy. Maka lebar sesuatu yang berbentuk kubah atau bulat adalah sama dengan panjangnya. Hal itu ditunjukan pula oleh keterangan yang terdapat dalam sahihain, “apabila kamu memohon surga kepada Allah maka pintalah surga firdaus, karena ia merupakan surga yang paling tinggi dan paling luas. Dari firdauslah memancar aneka sungai surga. Atap firdaus adalah ‘arsy Ar-Rahman”
                       Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, “heraclius menulis surat kepada Nabi SAW.yang isinya, ‘sesungguhnya andamengajaksaya kepada surgayang luasnya seluas langit dan bumi. Lalu, dimanakah neraka?’ maka Nabi SAW bersabda,’Maha suci Allah. Dimanakah malam apabila siang datang?”
            Al Bazar meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, “seseorang datang kepada rosulullah SAW. Kemudian bertanya, ‘bagaimana pendapat engkau mengenai firman Allah, ‘surga yang luasnya seluas langit dan bumi,’ lalu dimanakah neraka?’ Nabisaw. Bersabda, ‘bagaimana menurutmu apabila malam datang dan merembahi segala perkara, maka dimanakah siang?’ orang itu menawab, ‘ditempat yang dikehendaki Allah.’ Nabi saw. Bersabda,’ demikian pula dengan neraka. Ia berada pada tempat yang dikehendaki Allah SWT. “yakni, demikianlah bila kita tidak menyaksikan malam tatkala siang datang, maka hal itu tidak memastikan tidak beradanya malam pada suatu tempat, meskipun kita tidak tau dimana malam itu berada. Demikianpula dengan neraka. Ia berada pada tempat yang dikehendaki Allah ta’ala.[4]

3.    Tafsir Jalalain
 وَسَارِعُوْ  (dan bersegeralah kamu) dengan atau tanpa wau-
اِلى مَغفِرَةٍ مِّنْ رّبّكُم وَجنّةٍ عَرضُهاالسَّمَوَتُ وَالارضُ  (kepada keampunan dari tuhanmu dan kepadasurga yang luasnya seluas langit dan bumi) artinya seluas langit dan bumi bila keduanya disambung, sedangkan ardartinya ialah luas-
 اُعِدَّتْ لِلمُتَّقِيْنَ  (yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa) kepada Allah dengan mengerjakan taat dan meninggalkan maksiat.

Bersegeralah melakukan amal yang dapat menyampaikan kepada ampunan tuhan atau dosa-dosa kalian, yang dapatmemasukan kalian ke surga yang luasnya disediakan oleh Allah untuk orang yang mau bertaqwa, melaksanakan perintah-perintahnya serta menjauhi larangan-larangannya. Untuk itu beramalbaiklah dan bertaubatlah dari perbuatan disa seperti melakukan riba dan sebagainya.dan bersedekhlah kepada orang sengsara yang membutuhkan pertolongan.
Diriwayatkan bahwa heraclius, raa Romawi yang mengirimkan utusan kepada Nabi saw. Dengan membawa sepucuk surat dari beliau yang didalamnya tertera, “engkau melalui surat mengajak kami ke surga yang luasnya bagai langit dan bumi, lalu dimanakah neraka?” maka Rasulullah SAW.bersabda “subhanallah (maha suci Allah) dimanakah malam hari bila siang datang?” (maksud beliau bahwa cakrawala berputar, maka terjadilah siang hari pada salah satu sisi alam, sedang malam hari terjadi pada sisi lainya yang berhadapan. Demikian pula masalah tadi yaitu surga berada disebelah atas dan neraka berada di bawah).
Abu muslim berkata, sesungguhnya yang dimaksud dengan kata Al- Ardu disini adalah harga yang diajukan untuk suatu barang jualan, artinya harga surga tersebut seandainya dijual sama dengan harga langit dan bumi.maksudnya keagungan kadar dan fungsinya yang benar lagi agung, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyamainya, betapapun agungnya ia.
 اُعِدَّتْ لِلمُتَّقِيْنَ   yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Dalam ayat ini terdapat bukti yang menunjukan bahwa surga itu sekarang telah diciptakan dan tempatnya diluar jagadraya ini. Sebab ayat telah membuktikan bahwa surga lebih besar dibanding  jagad raya, sehingga tidak mungkin adanya surga berada di sekitar jagad raya ini.[5]




C.  APLIKASI KEHIDUPAN
Pada ayat ini telah menganjurkan Muslimin kepada dua perkara.  Pertama, mengikuti secara mutlak segala perintah Allah dan Rasul-Nya. Tunduk pada perintah keduanya merupakan  syarat rahmat dan pertolongan ilahi.  
Anjuran kedua, berlomba melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dan menyampaikan kebaikan kepada orang lain yang menyebakan terampuninya dosa dan masuk surga ilahi. Namun al-Quran menyeru Mukminin agar bersegera memperoleh rahmat dan ampunan ilahi yang menyiapkan lahan bagi masuk ke surga di akhirat. Tapi  syarat masuk  ke surga  adalah takwa.
D.  ASPEK TARBAWI
1.      Perintah taat kepada Allah dan Rasul serta sifat-sifat orang-orang yang bertakwa.
2.      Perintah untuk segera memohon ampunan kepada Allah.
3.      Diperuntukkan-Nya surga bagi orang yang bertaqwa dan menafkahkan harta dijalan Allah.
4.      Mereka yang beruntung adalah mereka yang segera mohon ampun ketika berbuat dosa.
5.      Surga adalah balasan bagi orang yang bertakwa.
6.      Al-Qur’an penerang bagi seluruh manusia.[6]













BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Metode persuasi juga sangat penting dimiliki oleh seorang pendidik, karena seseorang dengan sifat persuasif akan mampu “menarik” orang-orang di sekitarnya untuk setuju dengan hal-hal yang dilakukan dan disampaikannya. Pengertian persuasi adalah sebuah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi dan meyakinkan orang lain. Dalam persuasi, seorang pendidik dianggap berhasil jika ia mampu mengajak bahkan meyakinkan peserta didiknya menjadi lebih baik
Pada ayat ini telah menganjurkan Muslimin kepada dua perkara.  Pertama, mengikuti secara mutlak segala perintah Allah dan Rasul-Nya. Tunduk pada perintah keduanya merupakan  syarat rahmat dan pertolongan ilahi.  
Anjuran kedua, berlomba melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dan menyampaikan kebaikan kepada orang lain yang menyebakan terampuninya dosa dan masuk surga ilahi. Namun al-Quran menyeru Mukminin agar bersegera memperoleh rahmat dan ampunan ilahi yang menyiapkan lahan bagi masuk ke surga di akhirat. Tapi  syarat masuk  ke surga  adalah takwa.

B.  Saran
Dengan disusunnya makalah ini,semoga kita bisa memahami tentang ilmu qiraat.Kami juga sangat menyadari bahwa makalah kami masih sangat jauh dari kata kesempurnaan,untuk itu kami menyarankan kepada pembaca untuk memberikan sumbangan saran serta kritikan untuk memperbaiki makalah kami yang akan datang.Terima kasih.









DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Bahrun dan Hery noer Aly. 1993. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Abu Bakar, Bahrun. 2009. Terjemahan Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Al Maghali, Imam Jalaludin. 2009. Tafsir Jalalain. Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo.
http://kbbi.web.id/persuasif. Diakses pada tanggal 14 November 2018 pukul 15.30 WIB.
Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah.Jakarta: Lentera Hati.
Tafsir, Ahmad. 1996. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
         























BIODATA MAKALAH
Nama                                    : Muchammad Darwisy Syafiq
Tempat Tanggal Lahir           : Pekalongan, 21 November 1996
Alamat                                    : Dukuh Manggal, Desa Manggal, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan.
Motto                                     : “Inna Ma’al Usrii Yusraa”
Riwayat Pendidikan             : 1. SD Islam Kergon 02
                                                2. SMP N 13 Pekalongan
                                                3. SMA Takhassus Al Qur’an
                                                4. SMA YMI Wonopringgo




[1]Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), hlm. 9
[2] http://kbbi.web.id/persuasif. Diakses pada tanggal 14 November 2018pukul 15.30 WIB.

[3]M.Quraish Shihab,Tafsir al-Misbah, (Jakarta:Lentera Hati, 2002), hlm. 219-220

[4]Bahrun Abu Bakar dan Hery noer Aly, Tafsir al- Maraghi, (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1993), hlm. 115.



[5]Bahrun Abu Bakar, Terjemahan Tafsir Jalalain, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 260.
         
[6]Imam Jalaludin Al-Maghali dan As-Suyuti, Tafsir Jalalain, (Bandung:  PT.Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 67.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel