MAKALAH “TUGAS GURU”
MAKNA DAN HAKEKAT GURU
“TUGAS GURU”
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah swt., yang telah memberikan nikmat, rahmat, serta ridhon-Nya kepada kami, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Makalah ini bertema “Makna dan Hakikat Guru” dengan sub tema “Tugas Guru”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., kepada keluarganya, para sahabatnya, beserta para pengikutnya yang tetap setia dalam keimanan hingga akhir zaman. Nabi yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju alam yang berilmu sekarang ini.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersususun bukan hanya dari usaha keras penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: Kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan, saudara kandung saya yang baik hati, Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah memberikan tugas ini, teman-teman mata kuliah Strategi Belajar Mengajar kelas E yang telah mengarahkan penulis dalam menjalani studi dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, mengingat keterbatasan kemampuan penulis untuk itu diharapkan dengan adanya kritik dan saran dapat menjadi bahan evaluasi bagi kebaikan penulis kedepannya. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat, baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.
BAB I
PENDAHULUAN
Tema makalah ini adalah Makna dan Hakikat guru. Makna guru (pendidik) sebagaimna dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1, ayat 6 adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, intruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushola, di rumah, dan sebaaginya.
Makna guru atau pendidik pada perinsipnya tidak hannya mereka yang mempunyai kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah atau perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif, dan psikomotorik. Matra kognitif menjadikan peserta didik cerdas intelektualnya, matra afektif menjadikan siswa mempunyai sikap dan perilaku yang sopan, dan matra psikomotorik menjadikan siswa terampil dalam melaksanakan aktivitas secara efektif dan efisien, serta tepat guna.
Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu Takwa kepada Allah swt, berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik.
Sedangkan Hakikat guru tidak hanya menjadi seorang diri tetapi menyatu dalam semua keragaman. Artinya, guru harus pandai menyatukan keragaman peserta didiknya dari tingkat kemampuan intelektual, keragaman dalam bercakap, keragaman kepribadian, hingga keragaman kecenderungan yang didasari oleh bakat mereka.
Dalam buku karya Z.aenal Mustakim terdapat simpulan mengenai hakikat guru diantaranya:
a. Orang yang memiliki minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari ilmu dan menyampaikannya kepada orang lain (siswa) kapan saja.
b. Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan.
c. Orang yang bertanggung jawab, mampu merubah pengetahuan, sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didiknya lebih baik.
d. Orang yang mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi kemajuan peserta didiknya.
e. Orang yang mempunyai idealisme, mau mendengarkan keluh kesah peserta didiknya dan mampu memberikn solusinya.
Guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Sub tema tentang Tugas Guru ini penting untuk dikaji karena sebagai bekal bagi kita calon pendidik. Sebelum kita terjun menjadi pendidik kita setidaknya kita harus mengetahui apa saja tugas guru. Agar ketika kita terjun dilapangan tidak bingung dan dapat mengemban tanggung jawab sebagai guru dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga bermoral baik dalam kehidupan ini.
Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertuga mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.
Guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Guru merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan oleh orang di luar kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, megajar, dan melatih anak adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan peserta didik.
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada peserta didik diharapkan mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.
Di dalam masyarakat sekitar yaitu masyarakat kampung, desa tempat tinggalnya guru seringkali terpandang sebagai tokoh suri teladan bagi orang-orang di sekitarnya, baik dalama sikap dan perbuatannya misalnya cara dia berpakaian, berbicara dan bergaul, maupun pandangan-pandangannya, pendapatnya atau buah pikirannya seringkali menjadi ukuran atau pedoman kebenaran bagi orang-orang diekitarnya karena dianggap guru memilikipengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal.
Seorang guru yang benar-benar sadar akan tugasnya dan tanggung jawabnya tersebut, tentulah akan selalu mawas diri, mengadakan intropeksi, berusaha selalu ingin berkembang maju, agar bisa menunaikan tugasnya lebih baik, dengan selalu menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman, mengikuti “up grade” dirinya melalui kursus-kursus penataran dan sebagainya agar selalu bisa mengikuti gejolak perubahan-perubahan sosio-kultural dalam masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi modern dewasa ini.
Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas di sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Bahkan bila dirinci lebih jauh, tugas guru tidak hanya yang telahh disebutkan. Menurut Roestiyah N. K., bahwa guru dalam mendidik peserta didik bertugas untuk.
a. Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian, kecakapan-kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai dengan cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.
c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983.
d. Sebagai perantara dalam belajar.
Di dalam proses belajar guru hanya sebagai perantara atau medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian atau insight, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap.
e. Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa peserta didik kearah kedewasaan, pendidik maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
f. Guru adalah sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya akan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah di bawah pengawasan guru.
g. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila guru dapat mejalani lebih dahulu.
h. Guru sebagai administrator dan manajer. Disamping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti membuat buku kas, daftar induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi segala pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.
i. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi
Orang menjadi guru karena terpaksa tidak dapat bekerja denagn baik, maka harus menyadari benar-benar pekerjaanya sebagai suatu profesi.
j. Guru sebagai perencana kurikulum
Guru menhadapi anak-anak setiap hari, gurulah yang paling tahukebutuhan anak-anak dan masyarakat sekitar, maka dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak bisa ditinggalkan.
k. Guru sebagai pemimpin (guidance worker).
Guru memppunyai kesemptan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan soal, membentuk keputusan dan menghadapkan anak-anak pada problem.
l. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak
Guru harus turut aktif dalam segala aktivitas anak, misalnya dalam ekstrakulikuler membentuk kelompok belajardan sebagainya.
Jelaslah bahwa tugas guru tidak ringan. Profesi guru harus berdasarkan panggilan jiwa, sehingga dapat menunaikan tugas dengan baik, dan ikhlas. Guru harus mendapatkan haknya secara proposional dengan gaji yang patut diperjuangkan melebihi profesi-profesi lainnya, sehingga keinginan peningkatan kompetensi guru dan kualitas belajar peserta didik bukan hanya sebuah slogan di atas kertas.
Adapun tugas pendidik menurut suparlan dapat dipetakan atas: pendidik, pengajar, fasilitator, pembimbing, pelayan, perancang, pengelola, inovator, dan penilai.
Tugas guru sebagai sebuah profesi menurut salim yaitu dipilah menjadi tiga kelompok yakni: (a)mendidik dan mengajar pada anak didik, (b) pemandu bakat siswa, pengembangan kurikulum, perancang desain pembelajaran, pengelola proses pembelajaran, dan (c) peneliti dan penulis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab tidak hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga bermoral baik dalam kehidupan ini.
Guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin Azzet, Akhmad. 2013. Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: Quantum Teaching
Rosyid, Moh. 2007. Guru. Kudus: SAIN Press
Uzer Usman, Moh. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Bahri Djamarah, Saiful. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press