MAKALAH RUMUSAN MASALAH
Metode Penelitian Dasar
"RUMUSAN MASALAH"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan dipecahkan. Tanpamasalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalahitu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut. Maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertin Rumusan Masalah?.
2. Apa Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian?.
3. Bagaimana Langkah-langkah cara dalam Merumuskan Masalah?.
4. Apa Pentingnya Rumusan Masalah?.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Rumusan Masalah.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk rumusan masalah .
3.Untuk mengetahui langkah-langkah cara dalam menyusun rumusan masalah.
4. Untuk mengetahui pentingnya menyusun rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Masalah yang perlu di jawab melalui penelitian cukupbanyak dan bervariasi, misalnya masalah dalam bidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan, yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi, dan efisiensi pendidikan. .[1]
B. Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. Contoh rumusan masalah deskriptif:
a. Seberapa baik kenerjaDepartemen Pendidikan Nasional?
b. Bagaimanakah sikapmasyarakat terhadap perguruan tinggi negri Berbadan Hukum?
c. Seberapa tinggi efektifitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia?
d. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan?
Dari beberapa contoh terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (berbandingan dengan masalah komperatif dan asosiatif).
2. Rumusan masalah komperatif
Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negri dan swasta)
b. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa? (satu variabel dua sampel)
c. Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel dua sampel)
d. Adakah perbedaan kompetensi profosional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sampel)
3. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan dua variabel atau lebih.terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a. Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1) Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah? (variabel pertama adalah penjualan es dan yang kedua adalah kejahatan). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut. Pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
2) Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak?
b. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh:
1) Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen)
2) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulsan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen)
c. Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh:
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anakSD di Kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. [2]
C. Langkah-langkah cara dalam Merumuskan Masalah
Sebelum seorang peneliti memulai kegiatannya, peneliti harus memulai membuat rancangan terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama desain penelitian. Ada yang menyebutnya dengan istilah proposal atau usulan penelitian.[3]
Rumusan masalah adalah pokok dari suatu kegiatan penelitian. Labgkahnya disebut perumusan masalah. Di dalam langkah ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan penelitian.
Setelah peneliti memberikan batasan permasalahan. Maka menjadi jelas apa yang dipermasalahkan. Inilah yang menjadi poin-poin fokus perhatiannya.[4]
Berikut ini dijelaskan tiga langkah dalam merumuskan masalah beserta contohnya:
1. Pilihlah salah satu masalah
Pilihlah salah satu masalah diantara berbagai pilihan yang terkadag sama-sama menarik dan menantang untuk diteliti. Pilihan yang paling tepat biasanya didasarkan pada empat pertimbanan yaitu : sesuai dengan minat peneliti, memungkinkan untuk diteliti, tersedia faktor pendukung, dan ada manfaatnya.
2. Lakukanlah kajian awal
Melakukan kajian awal sangatlah perlu karena bertujuan untuk memastikan tujuh hal, yaitu: masalah tersebut belum pernah diteliti orang lain, memastikan apa yang akan diteliti, mengetahui di mana dan kepada siapa informasi dapat diperoleh mengetahui cara memperoleh data mengetahui metode ag tepat untuk menganalisis data mengetahui cara mengambil simpulan, dan mengetahui manfaat hasil penelitian.
Pada tahap ini sebaiknya anda menentukan dua atau tiga masalah yang paling menarik dan memungkinkan untuk diteliti menurut pemikira anda. Lalu ajukan pada guru pembimbing untuk diperiksa lagi agar memberikan saran berdasarkan berbagai pertimbangan.
3. Merumuskan masalah menjadi judul penelitian
Setelah kajian awal dan saram guru pembimbing mengarahkan anda kepada suatu permasalahan, anda masih harus merumuskan secara spesifik, tajam, jelas dan tegas. Tujuannya, agar tidak menimbulkan multi interpretasi, walaupun dibaca oleh orang-orang yang berbeda.
Ketika anda menentukan untuk meneliti “Pengaruh musik ringan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI” sebenarnya bukan merupakan rumusan masalah. Akan tetapi merupakan topik yang akan anda teliti. Agar topik itu menjadi rumusan masalah, ubahlah susunannya menjadi kalimat pertanyaan. Mislanya “bagaimana pengaruh musik ringan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI?” rumusan kalimat pertanyaan seperti itu membuat semakin jelas adanya problematika yang akan diteliti. Problematika adalah sesuatu yang membutuhkan jawaban atau pemecahan.[5]
.Berikut ini cara menyusun rumusan masalah
1. Mengidentifikasi subyek area luas yang menarik.
Sebelum memulai merumusakan suatu rmasalah seorang peneliti sebaiknya selalu menanyakan pada dirinya sendiri apa yang benar benar menarik bagi dirinya secara profesional.
2. Membagi subyek area luas menjadi sub area
Jika seseorang telah menetapkan subyek area tersebut, yang sering kali mempunyai banyak aspek, maka seorang peneliti harus membaginya menjadi beberapa sub area terlebih dahulu.
3. memilih sub area yang paling menarik
Jika peneliti telah membagi subyek area menjadi beberapa sub area, maka yang paling penting adalah memilih salah satu atau beberapa sub area yang paling menarik untuk dirumuskan menjadi suatu masalah penelitian.
4. Mengungkapkan beberapa pertanyaan penelitian
Pada tahap ini, seorang peneliti sebaiknya bertanya pada dirinya sendiri tentang apa yang sebenarnya hendak dicari pemecahan atau jawaban dari beberapa sub area tersebut.
5. Merumuskansuatu tujuan (obyektif)
Seorang peneliti harus mempunyai tujuan atau obyek yang jelas dan nyata dari proses penelitian yang hendak dilakukan. Obyektif atau tujuan ini ditumbuhkan dari pertanyaan yang diungkapkan dalam rumusan masalah.
6. Menilai obyektif
Langkah selanjutnya, seorang peneliti harus menguji obyek tif atau tujuannya guna memastikan bahwa obyektif tersebut dapat dicapai melalui metode dan prosedur penelitian.[6]
D. Pentingnya Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam Penelitian merupakan langkah pertama dan langkah paling penting pada proses penelitin hal ini sama saja seperti menentukan tujuan atau destnasi ketika hendak berpergian.
Rumusan masalah berperan seperti halnya pondasi sebuah bangunan. Rumusan masalah penelitian berperan sebagai pondasi suatu penelitian itu sendiri, jika masalah dirumuskan dengan baik, maka seorang peneliti dapat berharap bahwa studi atau penelitian atau penelitian yang dilakukan juga akan berlangsung dengan baik. Seperti dikemukakan oleh Kerlinger, 1986:
Jika seseorang ingin menyelesaikan suatu masalah, orang tersebut secara umum harus mengetahui apa permasalahan yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa bagian terbesar suatu permasalahan adalah terletak pada mengetahui apa yang hendak dicoba dislesaikan oleh seseorang.
Rumusan masalah bisa jadi mempunyai beberapa bentuk, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks. Namun apapun bentuknya, sebaiknya harus selalu memperhatikan beberapa hal.
Dengan demikian, rumuan masalah bagaikan masukan atau input dalam penelitian, sedangkan luar atau outputnya ilmiahnya pembahasan yang menyertainya. [7]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun denikian, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Jika seseorang ingin menyelesaikan suatu masalah, orang tersebut secara umum harus mengetahui apa permasalahan yang dimaksud. Dapat dikatakan bahwa bagian terbesar suatu permasalahan adalah terletak pada mengetahui apa yang hendak dicoba dislesaikan oleh seseorang.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhardi. 2011. Bergiat dalam Penelitia Ilmiah Remaja. Flamingo.
Widi Kartiko Restu, 2010, Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu.