MAKALAH KERANGKA BERPIKIR

MAKALAH KERANGKA BERPIKIR

Metode Penelitian Dasar


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Landasan teori, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis merupakan satu satuan yang utuh dalam pembuatan suatu karya ilmiah. Baik itu yang bersifat umum seperti skripsi, tesis maupun desertasi. Dalam hal ini ketiga unsur tersebut sangat penting sehingga apabila salah satu dihilangkan, maka karya ilmiah tersebut kurang sempurna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud landasan teori?
2. Apa yang dimaksud kerangka berfikir?
3. Apa yang dimaksud hipotesis?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu landasan teori
2. Untuk mengetahui apa itu kerangka berfikir
3. Untuk mengetahui apa itu hipotesis


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Teori
Landasan teori adalah seperangkat definisi,konsep,serta proposisi yang telah disusun dengan rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba, adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Dalam sebuah penelitian, teori memiliki fungsi yang amat mendasar dalam pelaksanaan langkah-langkah serta proses penelitian. Dalam penelitian kuntitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hepotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Fungsi teori dalam kegiatan penelitian adalah yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk meneukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian. Fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berfikir sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

B. Kerangka Berfikir
Uma sekaran dalam bukunya Business Research (1992), mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tantang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah yang penting.
 Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peniliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besarn variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999). Adapun langkah-langkah dalam menyusun kerangka pemikiran, sebagai berikut:
1. Menetapkan variabel yang akan diteliti
Untuk menentukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk mengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dalu variabel penelitiannya. Berpa jumlah variabel yang diteliti, dan apkh nama setiap variabel, merupkan titik tolak untuk menetukn teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah vriabel ditentukan mak langkah berikutnya adalh membaca buku-buku dan hasil penelitin yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia dan kamus, sedangkan hasil penelitian adalah laporan penelitian, skripsi dan tesis.




3. Diskripsi teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dangan variabel yang diteliti.
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peniliti melakukan anlisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telh dikemukakan. Dalam analisis ini peniliti akan mengkaji apakah teori-teori dn hasil penelitian yang telah ditetapkan betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak.
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain.
6. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peniliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa anatara variabel satu dengan variabel yang lain akan mengahasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
7. Kerangka berfikir
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang assosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan.
8. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis.

Uma Sekaran mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
b. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti, dan teori yang mendasari.
c. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatip, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
d. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan.
Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir. Kerangka pikir pada umumnya hanya diperuntukkan pada jenis penelitian kuantatif. Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Sedangkan untuk penelitian tindakan kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis.

C. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 71) hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.
Hal ini sejalan dengan istilah dari hipotesis itu sendiri yang berasal dari gabungan kata hipo yang berati di bawah dan tesis yang artinya kebenaran. Jdi hipotesis berarti di bawah kebenaran, artinya kebenaran yang masih berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ay, et al. (dalam Arief Furchan, 1982: 126-129 dan Yatim Riyanto, 1996: 16) antara lain sebagai berikut :
1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang seharusnya dijelaskan atau diterangkan.
2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapakan ada ada di antara variabel-variabel.
3. Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua atau lebih variabel
4. Hipotesis harus dapat diuji
5. Hipotesis yang diajukan peniliti harus bersifat testability, artinya terdapat kemampuan untuk diuji.
6. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.
7. Hipotesis hendaknya sesederhana dan seringkas mungkin.
Hipotesis sangat penting dalam hal membawa kejelasan terhadap masalah penelitian, hipotesis dapet bermanfaat dalam hal :
Penyusunan hipotesis membuat studi atau penelitian lebih fokus. Hipotesis mengarahkan secara lebih spesifik terhadap permasalahan penelitian yang diselediki.
Hipotesis dapat memberikan arahan tentang data apa yang harus dikumpulkan dan data apa yang tidak perlu dikumpulkan, sehingga sekali lagi akan memberikan manfaat agar peneliti fokus terhadap studinya.
Karena studi atau penelitiannya fokus, penyusunan hipotesis meningkatkan obyektifitas penelitian.
Adanya hipotesis memungkinkan seseorang untuk menambahkan suatu rumusan teori.
Adanya hipotesis memungkinkan seseorang menyimpulakan secara spesifik tentang apa yang benar dan apa yang salah.
William Glenn (1994) menyatakan bahwa keberhasilan suatu hipotesis atau manfaatnya terhadap ilmu pengetahuan bukan terletak pada diterimanya kebenarannya, atau karena kekuatannya untuk menggantikan, menguatkan atau mengurangi ide dari pendahulu, namun lebih pada perannya dan dan kemampuannya dalam menstimulasi atau merangsang penelitian yang hendak menjelaskan suatu dugaan, perkiraan dan suatu bentuk kesamaran dan ketidakjelasan.
Setiap hipotesis yang baik dan bermanfaat selalu dapat memperkirakan sesuatu secara logis dan ilmiah. Hipotesis dapat memperkirakan suatu dampak dan hasil dari penelitian baik secra eksperimental di laboratorium, observasi maupun secara alami.
Manfaat penting hipotesis terletak pada kemampuan hipotesis tersebut untuk memberikan arahan, kekhususan dan fokus pada tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara khusus, hipotesis memberikan informasi pada peneliti tentang apa saja yang harus dikumpulkan dan dianalisis.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan teori adalah seperangkat definisi,konsep,serta proposisi yang telah disusun dengan rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba, adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Fungsi teori dalam kegiatan penelitian adalah yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk meneukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian. Fungsi teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka berfikir sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.
Uma sekaran dalam bukunya Business Research (1992), mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tantang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diindentifikasi sebagai masalah yang penting.
Uma Sekaran mengemukakan bahwa kerangka berpikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variabel yang diteliti, dan teori yang mendasari.
3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatip, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 71) hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian. Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga dapat tumbang sebagai kebenaran.
Manfaat penting hipotesis terletak pada kemampuan hipotesis tersebut untuk memberikan arahan, kekhususan dan fokus pada tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara khusus, hipotesis memberikan informasi pada peneliti tentang apa saja yang harus dikumpulkan dan dianalisis
B. Saran
 Dengan selesainya makalah ini penulis berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini. Kami minta maaf apabila ada kesalahaan dalam penulisan dan isi makalah ini. Semoga bermanfat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Sugiono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta.
Widi, Restu Kartika, 2010. Asas Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zuriah, Nurul, 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : Bumi Akasara.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel