Standar Penyajian Berita
Standar
Penyajian Berita
MENGENALI BERITA
Enam Elemen Dasar Berita: 5W & 1H
What : apa (yang terjadi)
When : kapan (sesuatu terjadi)
Where : di mana (terjadi)
Who : siapa (yang terlibat peristiwa itu)
Why : mengapa (peristiwa itu terjadi)
How : bagaimana (peristiwa itu berlangsung
Dua Jenis Berita (berdasar model dan tingkat
kesegeraan)
Hard news : berita keras, yang mengabarkan sesuatu dengan
kelengkapan/akurasi elemen dasar 5W & 1H.
Features :
berita yang mengabarkan sesuatu dengan kelengkapan/akurasi elemen dasar 5W
& 1H, dengan penggarapan yang lebih menekankan pada sisi kemanusiaan/human
interest. Penggalian informasi, penggambaran suasana, dan sebagainya bisa
ditempuh melalui investigasi (varian berita yang acap disebut laporan
investigasi, investigative reporting).
Prinsip Penulisan Berita :
Struktur piramida terbalik (informasi penting
di bagian atas).
Isi seimbang, bukan penghakiman sepihak.
Bahasa komunikatif, jelas, runtut, tak mendua
arti.
Judul menarik (kalimat aktif)
Lead/kepalaan
(biasanya paragraf awal) menyentak, berisi pokok berita.
Kriteria Berita
Informatif, Aktual, Kritis/mencerdaskan
Urgen/mendesak, Eksklusif
Unik, khas, Sensasional
Menghibur, Representasional (mewakili aspirasi
lebih banyak orang atau kepentingan lebih besar), dan
lain-lain.
Kelayakan Berita
Penting : Suatu peristiwa diliput jika dianggap punya arti penting bagi mayoritas
khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Tentu saja, media tidak akan rela
memberikan space atau durasinya untuk materi liputan yang remeh. Kenaikan
harga bahan bakar minyak, pemberlakuan undang-undang perpajakan yang baru,
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dan sebagainya, jelas penting karena
punya dampak langsung pada kehidupan khalayak.
Aktual. Suatu peristiwa
dianggap layak diliput jika baru terjadi. Maka, ada ungkapan tentang berita
“hangat,“ artinya belum lama terjadi dan masih jadi bahan pembicaraan di
masyarakat. Kalau peristiwa itu sudah lama terjadi, tentu tak bisa disebut
berita “hangat,” tetapi lebih pas disebut berita “basi.”
Unik. Suatu peristiwa
diliput karena punya unsur keunikan, kekhasan, atau tidak biasa. Orang digigit
anjing, itu biasa. Tetapi, orang mengigit anjing, itu unik dan luar biasa.
Contoh lain: Seorang mahasiswa yang berangkat kuliah setiap hari, itu kejadian rutin
dan biasa. Tetapi, jika seorang mahasiswa menembak dosennya, karena
bertahun-tahun tidak pernah diluluskan, itu unik dan luar biasa.
Asas Kedekatan (Proximity). Suatu peristiwa yang terjadi dekat dengan kita (khalayak media), lebih
layak diliput ketimbang peristiwa yang terjadi jauh dari kita. Kebakaran yang
menimpa sebuah pasar swalayan di Jakarta tentu lebih perlu diberitakan
ketimbang peristiwa yang sama tetapi terjadi di Ghana, Afrika. Perlu dijelaskan
di sini bahwa “kedekatan” itu tidak harus berarti kedekatan fisik atau
kedekatan geografis. Ada juga kedekatan yang bersifat emosional.
Asas Keterkenalan (Prominence). Nama terkenal bisa menjadikan berita. Sejumlah
media pada Juni-Juli 2006 ramai memberitakan kasus perceraian artis Tamara Bleszynski
dan suaminya, Teuku Rafli Pasha, serta perebutan hak asuh atas anak antara
keduanya. Padahal di Indonesia ada ratusan atau bahkan ribuan pasangan lain,
yang bercerai dan terlibat. sengketa rumah tangga. Namun, mengapa mereka tidak diliput? Ya, karena
sebagai bintang sinetron dan bintang iklan sabun Lux, Tamara adalah figur
selebritas terkenal
Magnitude. Mendengar
istilah magnitude, mungkin mengingatkan Anda pada gempa bumi. Benar. Magnitude
ini berarti “kekuatan” dari suatu peristiwa
Trend. Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan
masyarakat, patut mendapat perhatian untuk diliput media. Pengertian trend
adalah sesuatu yang diikuti oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja.