MENGENAL KARYA - KARYA IMAM AL GHAZALI



Imam Al ghazali  dikenal sebagai sosok intelektual multidimensi dengan penguasaan ilmu multidisiplin. Hampir karya - karya imam al ghazali dari semua aspek keagamaan dikajinya secara mendalam. Aktifitasnya bergumul dengan pengetahuan berlangsung dan tidak pernah surut hingga ajal menjemputnya. Tidak heran jika berbagi gelar disandingkan kepadanya. Ia dikenal dengan Hujjatul Islam (Pembela Islam), juga ‘Alim al-Ulama’ (doktor keislaman) dan Warits al-Anbiya’ (pewaris para Nabi).[1]
Sebagai tokoh besar Al ghazali  mempunyai tulisan-tulisan yang cukup banyak. Ali al-Jumbulati.[2]menyebutkan karya Al ghazali  sebanyak 70 buah, sementara menurut Abdurrahman Badawi dalam bukunya Muallafah Al-Ghazālī  menyebutkan karya al-Ghazālī  mencapai 457 judul. Al-Washiti dalam al-Thobaqot al-‘Aliyah fi Manaqib al-Syafi’iyah menyebutkan 98 judul buku. Musthofa Ghollab menyebut angka 228 judul buku. Al-Subki dalam al-Thobaqot a-Syafi’iyah menyebut 58 judul buku. Thasy Kubro Zadah dalam Miftah al-Sa’adah wa Misbah al-Siyadah menyebut angka 80 judul.[3] Michael Allard, seorang orientalis barat [4], menyebutkan angka 404 judul. Sedangkan Fakhruddin al-Zirikli dalam al-‘A’lammenyebut kurang lebih 200 judul buku. Kitab tersebut terdiri dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Menurut Waryono Abdul Ghafur, periodesasi kronologis penulisan karya karya imam Al ghazali  , secara garis besar dibagi menjadi dua; Periode Baghdad dan sebelumnya, serta periode pasca Bagdad sampai meninggal. Karya tulis yang dihasilkan pada periode Baghdad dan sebelumnya adalah; Mizan al-‘Amal, al-‘Iqtisad fi al-I’tiqad, Mahkan Naza fi al-Manthiq, al-Musfazhiri fi al-Rad ‘ala al-Batiniyyah, Hujjat al-Haq, Qawasim al-Batiniyyah, Jawab Mafsal al-Khilaf, al-Durj al-Marqum bi al-Jadawil, Mi’yar al-‘Ilmi, Mi’yar al-‘Uqul, Maqasid al-Falasifah,Tahafut al-Falasifah, al-Mankhul fi al-Ushul, al-Basit, al-Wasit, al-Wajiz, Khulasaf al-Mukhtasar, Qawa’id al-Qawa’id, ‘Aqaid al-Sughra, Ma’khaz al-Khilaf, Lubnab al-Nazar, Tahsin al-Ma’khadh, al-Mabadi wa al-Ghayat, Muqaddamat al-Qiyas, Shifa al-Ghali/’Alil fi al-Qiyas wa al-Ta’wil, al-Lubab al-Muntakhal fi al-Jidal dan Ithbat al-Nazar
Adapun karya tulis yang dihasilkan periode pasca Baghdad sampai meninggal adalah; al-Risalah al-Qudsiyyah, Ihya ‘Ulum al-Din, al-Rad al-Jami’ li Ilahiyat Isa bi Sharih al-Injil, Kimiya al-Sa’adah, al-Maqasad al-Asna fi Asma’ Allah al-Husna, al-Madnun bihi ‘ala Ghair Ahlih, al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Muluk, Bidayat al-Hidayah, Mafsal al-Khilaf fi Usul al-Din, Jawahir al-Quran, al-Arba’in fi Usul al-Din, Asrar al-Ittiba’ al-Sunnah, al-Qistas al-Mustaqim, Asrar Mu’amalat al-Din, Faysal al-Tafriqah bayn al-Islam wa al-Zanadiqah, al-Munqiz min al-Dhalal, Qanun al-Ta’wil, al-Risalah al-Laduniyyah, al-Hikmah fi Makhluqat Allah, al-Mustasfa fi ‘ilmi al-Ushul, al-‘Imla ‘an Mushkil al-Ihya, Ma’arij al-Quds, Misykat al-Anwar, al-Darurah al-Fakhirah fi Kasyf ‘Ulum al-Akhirah, Mi’raj al-Saliqin, Tabliis Iblis, Ayyuha al-Walad, Kitab al-Akhlaq al-Abrar wa al-Najah min al-Shar, al-Gayah al-Quswa, Iljam al-‘Awam ‘an ‘Ilm al-Kalam dan Minhaj al-‘Abidin.[5]
Jika diklasifikasikan sesuai dengan dengan bidang ilmu pengetahuannya, antara lain : Teologi Islam (ilmu kalam), hukum Islam (fikih), tasawuf, filsafat, akhlak dan autobiografi. Sebagaian besar karangannya itu ditulis dalam bahasa Arab dan Persia[6]. Kitab-kitab itu antara lain [7]:

1.       karya imam al ghazali Bidang Teologi

a.        Al-Munqidh min adh-Dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai Tuhan.
b.       Al-Iqtishad fi al-I`tiqad (modernisasi dalam aqidah)
c.        Al ikhtishos fi al ‘itishod (kesederhanaan dalam beri’tiqod)
d.       Al-Risalah al-Qudsiyyah
e.        Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din
f.         Mizan al-Amal
g.       Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah

2.       karya imam al ghazali Bidang Tasawuf

a.        Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya yang terkenal. menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama). Kitab ini merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun ,dalam keadaan berpindah-pindah antara Damakus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang berisi panduan fiqh,tasawuf dan filsafat.
b.       Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)
c.        Misykah al-Anwar (The Niche of Lights /(lampu yang bersinar), kitab ini berisi pembahasan tentang akhlak dan tasawuf.
d.       Minhaj al abidin (jalan mengabdikan diri terhadap Tuhan)
e.        Akhlak al abros wa annajah min al asyhar (akhlak orang-orang baik dan kesalamatan dari kejahatan).
f.         Al washit (yang pertengahan) .
g.       Al wajiz (yang ringkas).
h.       Az-zariyah ilaa’ makarim asy syahi’ah (jalan menuju syariat yang mulia)

3.      karya imam al ghazali Bidang Filsafat

a.        Maqasid al-Falasifah (tujuan para filusuf), sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafat
b.       Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rusd dalam buku Tahafut al-Tahafut(The Incoherence of the Incoherence).

4.       karya imam al ghazali Bidang Fiqih

a.        Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul
b.       Al mankhul minta’liqoh al ushul (pilihan yang tersaing dari noda-noda ushul fiqih).
c.        Tahzib al ushul (elaborasi terhadap ilmu ushul fiqiha).

5.      karya imam al ghazali Bidang Logika

a.        Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge/kriteria ilmu-ilmu).
b.       al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
c.        Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)
d.       Al-ma’arif al-aqliyah (pengetahuan yang nasional)
e.        Assrar ilmu addin (rahasia ilmu agama)
f.         Tarbiyatul aulad fi islam (pendidikan anak di dalam islam)

[ baca: ontologi ilmu pengetahuan ]Dan beberapa karya-karya imam al ghazali lain yang tidak termasuk dalam ke-5 bidang tersebut seperti :  Al hibr al masbuq fi nashihoh al muluk (barang logam mulia uraian tentang nasehat kepada pararaja). Syifa al qolil fibayan alsyaban wa al mukhil wa masalik at ta’wil (obat orang dengki penjelasan tentang hal-hal samar serta cara-cara penglihatan ), Yaaqut at ta’wil (permata ta’wil dalam menafsirkan al qur’an) dan lain-lain .[8]
Al-Ghazālī   menggunakan bahasa dan metode yang berbeda dalam menulis sebuah kitab berdasarkan objek yang dihadapinya. Jika kitab itu ditulis untuk kalangan awam, maka bahasa dan metodenya berbeda dengan kitab yang ditulis untuk kalangan khawas, kalangan filosof, dan yang semisalnya. Karenanya, tidaklah mengherankan bila antara satu kitab dengan kitab lainnya yang ditulis al-Ghazālī   terdapat perbedaan-perbedaan.




[1] Hussein Bahreisj, Ajaran-ajaran Akhlaq Imam Ghozali, Surabaya, Al-Ikhlas, 1981:12
[2] Ali al-Jumbulati, Perbandingan Pendidikan Islam,133
[3] Asrorun Ni’am Sholeh, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Elsas,42
[4] Orientalis menurut sebagian sumber adalah Ilmuan barat yang memang sengaja mendalami islam dan mengkajinya dengan maksud mencari kelemahan. AdaDalam khazanah Islam dikenal istilah auksidentalisme yang pertama kali digagas oleh Hassan Hanafi
[5]  Waryono Abdul Ghafur, M.Ag, Kristologi Islam ,63
[6] Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), 136.
[7]Wikipedia, Ensklopedi bebas, al-Ghazali Sang Hujjatul Islam. http://id. Wikipedia.org/Wiki/Kategori: filusuf. Diakses pada tanggal 20 November 2013

[8]Hasyim Nasution, Filsafat Islam, ( Jakarta : Gaya Media Pratama, tth ), hal. 155.

SUMBER : http://sejarahislamarab.blogspot.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel