TT E L2 METODE PENDIDIKAN “SPECIAL” METODE PERUMPAMAAN
METODE PENDIDIKAN “SPECIAL”
METODE PERUMPAMAAN
QS.IBRAHIM AYAT 24-25
Afitasari
NIM. ( 2117375 )
Kelas E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah swt. Atas izin-Nya makalah yang membahas tentang“Metode Pendidikan Special” dengan tema “Pendidikan Perumpamaan” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw, sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi. Kami sudah berusaha menyusun makalah ini selengkap mungkin. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Ghufron, MSI. yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang.
Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam menambah wawasan dan pengetahuan. Amin ya rabbal ‘alamin.
Pekalongan, 29 November 2018
Penyusun
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Amtsal dalam al Qur’an merupakan visualisasi yang abstrak yang dituangkan dalam berbagai ragam kalimat dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa dan sebanding, maka untuk dapat memahaminya secara baik dan benar memerlukan pemikiran yang cermat dan mendalam serta harus ditopang dengan penguasaan ilmu Balaghah. Selain itu juga, ketika Allah membuat perumpamaan- perumpamaan di dalam al Qur’an bagi manusia, kadang-kadang menggunakan bentuk jama’ (amtsal) dan kadang-kadang menggunakan bentuk mufrad (matsal) dalam beberapa ayat dan surat. Kedua bentuk tersebut kadang-kadang pula digunakan secara bersamaan dalam satu ayat, yang tujuanya untuk menampilkan hal ihwal kebenaran atau menunjukan betapa pentingnya pesan yang terkandung di dalamnya. Cara seperti ini dapat ditemukan, misalnya, ketika al Qur’an menjelaskan ke-Esaan Allah dan orang-orang yang meng-Esakan Allah, tentang kemusyrikan dan orang-orang musyrik, serta tentang perbatan-perbuatan mulia. Masalah-masalah tersebut diungkapkan melalui perumpama-an yang bersifat konkrit yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan makna pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan menggunakan perumpamaan yang konkrit tersebut, para pendengar dan pembaca akan merasakan seolah-olah pesan yang disampaikan terlihat langsung.
1. Apa pengertian amtsal (perumpamaan)?
2. Apa dalil dan tafsir metode perumpamaan Q.S Ibrahim ayat 24-25?
3. Bagaimana aplikasi metode perumpamaan dalam pendidikan?
1. Untuk mengetahui pengertian amtsal (perumpamaan)
2. Untuk mengetahui dalil dan tafsir metode perumpamaan QS.Ibrahim ayat 24-25
3. Untuk mengetahui aplikasinya metode perumpamaan dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
Metode perumpamaan (amtsal) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan mentasybihkan sesuatu (menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang serupa), seperti mengumpamakan sesuatu yang rasional-abstrak dengan sesuatu yang bisa diindera.
Amtsal adalah bentuk jamak dari kata matsal (perumpamaan) atau mitsil (serupa) atau matsil, sama halnya dengan kata syabah atau syabih.
Dalam pengertian bahasa (etimologi), amtsal menurut Ibn Al-Farits adalah persamaan dan perbandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Menurut Al-Asfahani amtsal berasal dari kata al-mutsul, yaitu al-intishab (asal,bagian). Matsal berarti mengungkapkan perumpamaan.
Menurut Rasyid Ridha, amtsal adalah kalimat yang digunakan untuk memberi kesan dan menggerakan hati nurani. Apabia di dengar terus, pengaruhnya akan menyentuh lubuk hati yang paling dalam.
Menurut Ibn Al-Qayyim amtsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukumnya, mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkret, atau salah satu dari keduanya dengan yang lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, baik secara bahasa maupun istilah, dapat disimpulakan bahwa amtsal Al-quran adalah menampilkan sesuatu yang hanya ada dalam pikiran (abstrak) dengan deskripsi sesuatu yang dapat diindera (konkret).Macam Macam Amtsal Al-Qur’an
1. Amtsal Musharrahah
Amtsal amusharrahah adalah amtsal yang jelas, artinya jelas dalam menggunakan kata-kata perumpamaan atau kata yang menunjukan penyerupaan (tasybih).Seperti contohnya dalam Q.S :17-20 tentang orang munafik, yang intinya dari isi contoh tersebut ada dua perumpamaan :
· Yang pertama menyiratkan bahwa orang-orang munafik seperti orang yang menyalakan api dengan cara memasuki agama islam secara formalitas, tetapi keislamannya tidak berpangaruh terhadap hatinya, sehingga Allah SWT pun menghilangkan cahaya yang telah dinyalakan mereka dan tetap membiarkan apinya terus menyala.
· Yang kedua menyiratkan bahwa orang-orang munafik seperti orang yang di timpa hujan di iringi dengan gelap gulita,petir, dan kilat. Perintah dan larangan Al-Qur’an yang turun pada mereka seperti petir bagi kebenaran dan kebatilan.
2. Amtsal Kaminah
Amtsal kaminah adalah amtsal yang tidak menyebutkan dengan jelas kata-kata yang menunjukkan perumpamaan, tetapi kalimat tersebut mengandung pengertian yang mempesona, sebgaimana yang terkandung dalam ungkpan-ungkapan singkat (ijaz)
3. Amtsal Mursalah
Amtsal mursalah adalah kalimat-kalimat al-qur’an yang disebut secara lepas tanpa ditegaskan redaksi penyerupaan, tetapi dapat digunakan untuk penyerupaan.
Manfaat amtsal al-qur’an
a. Menampilkan sesutau yang abstrak (yang hanya ada dalam pikiran) ke dalam sesuatu yang konkret, materiel yang dapat diindera manusia. Dengan cara ini akal dapat meneima pesan yang disampaikan oleh perumpamaan tersebut.Makna yang abstrak masih membuat hati ragu, apabila telah di transfer terlebih dahulu ke dalam makna yang konkret.
b. Menyingkap makna yang sebenarnya dan memperlihatkan hal-hal gaib melalui paparan yang nyata, seperti disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al Baqarah: 275
c. Menghimpun arti yang indah dalam ungkapan yang singkat sebagaimana terlihat dalam amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
d. Membuat si pelaku amtsal menjadi senang dan bersemangat, seperti disebutkan dalam firman Allah surah Al Baqarah: 261
e. Menjauhkan seseorang dari sesuatu yang tidak disenangi seperti disebutkan dalam firman Allah surah Al Hujurat: 12
f. Memberikan pujian pada pelaku, seperti disebutkan dalam Al Qur’an surah Al Fath: 29
g. Memperlihatkan bahwa yang dijadikan perumpaan memiliki sifat yang tidak disenangi manusia, seperti disebutkan dalam firman Allah Surah Al A’raf: 175-176
h. Pesan yang disampaikan melalui amtsal lebih mengena di hati lebih mantap dalam menyampaikan nasehat; dan lebih kuat pengaruhnya Allah sendiri banyak menggunakan amtsal di dalam Al Qur’an dengan tujuan memberikan peringat dan nasehat.[1]
٢٤ السَّمَاۤءِۙ فِيْ عُهَا وَّفَرْ ثَابِتٌ أَصْلُهَا طَيِّبَةٍ كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةً كَلِمَةً مَثَلًا اللّٰهُ ضَرَبَ كَيْفَ تَرَ أَلَمْ
٢٥ يَتَذَكَّرُوْنَ لَعَلَّهُمْ لِلنَّاسِ الْأَمْثَالَ اللّٰهُ وَيَضْرِبُ رَبِّهَاۗ بِإِذْنِ حِيْنٍ كُلَّ أُكُلَهَا تُؤْتِيْ
Artinya :
Ayat 24.Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik-baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit.
Ayat 25.(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat.
Tafsir Surat Ibrahim ayat 24-25
1. Tafsir Al-Maraghi
Perumpamaan kalimat yang baik dan kalimat yang buruk
(مَثَلًا اللّٰهُ ضَرَبَ كَيْفَ تَرَ أَلَمْ)
Tidaklah kamu, wahai manusia, mengetahui secara yakin bagaimana Allah telah membuat perumpamaan dan meletakkannya pada tempat yang tepat.
(السَّمَاۤءِۙ فِيْ عُهَا وَّفَرْ ثَابِتٌ أَصْلُهَا طَيِّبَةٍ كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةً كَلِمَةً)
(رَبِّهَاۗ بِإِذْنِ حِيْنٍ كُلَّ أُكُلَهَا تُؤْتِيْ)
Sesungguhnya Allah yang maha kuasa telah mambuat perumpamaan bagi kalimat yang baik, yaitu iman yang tetap di dalam kalbu mu’min, yang ka rena itu amalnya di angkat ke langit.
Allah mengumpamakan kalimat yang baik itu dengan pohon yang baik, berbuah, indah di pandang, harum baunya, pokoknya tertancap kokoh di dalam tanah, yang karenannya tidak mudah tumbang dan cabang-cabangnya menjulang tinggi ke udara.
Ringkasnya : Allah Ta’ala mengumpamakan kalimat iman dengan sebuah pohon yang akarnya tetap kokoh di dalam tanah dan cabangnya menjulang tinggi ke udara, sedang pohon itu berbuah pada setiap musim. Hal ini di sebabkan apabila hidayah telah bersemayam di dalam satu kalbu, maka akan melimpah kepada yang lain dan memenuhi banyak kalbu, seakan sebuah pohon yang berbuah pada setiap musim, karen buahnya tidak pernah terputus.[2]
2. Tafsir Ibnu Katsier
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: bahwa yang di maksud dengan kalimat yang baik, ialah ucapan “Lailaha ilaallah”. Dan bahwa orang mukmin diumpamakan seperti pohon yang baik, yang selalu tidak terputus-putus amalnya, pada waktu pagi, sore atau malam, bahkan pada tiap saat ada amal shalehnya yang naik ke atas.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: “Kami sedang berada di samping Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Sebutkanlah sebuah pohon yang serupa atau seperti orang muslim yang daunnya tidak berjatuhan pada musim panas dan musim dingin dan menghasilkan buah setiap saat dengan izin Rabbnya.”
Ibnu Umar berkata: “Terdetik dalam hatiku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar dan Umar tidak berbicara, maka aku pun enggan berbicara. Karena tidak ada seorang pun yang menjawab, maka Rasulullah saw. bersabda: “Pohon itu adalah pohon kurma.”
حِيْنٍ كُلَّ أُكُلَهَا تُؤْتِيْ (Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim) Tampak dari susunan kalimat tersebut bahwa orang mukmin itu seperti sebuah pohon yang selalu berbuah pada setiap waktu, pada musim panas dan musim dingin, baik pada malam hari maupun pada siang hari. Demikian pula seorang mukmin yang senantiasa diangkat baginya amal perbuatan yang baik sepanjang malam dan di penghujung siang pada setiap waktu, setiap saat.[3]
حِيْنٍ كُلَّ أُكُلَهَا تُؤْتِيْ (Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim) Tampak dari susunan kalimat tersebut bahwa orang mukmin itu seperti sebuah pohon yang selalu berbuah pada setiap waktu, pada musim panas dan musim dingin, baik pada malam hari maupun pada siang hari. Demikian pula seorang mukmin yang senantiasa diangkat baginya amal perbuatan yang baik sepanjang malam dan di penghujung siang pada setiap waktu, setiap saat.[3]
Dalam dunia pendidikan (Islam) amtsal yan ditampilkan al Qur’an sering digunakan sebagai salah satu metode pendekatan yang efektif dalam proses belajar mengajar.Metode pendekatan ini digunakan untuk memperjelas sasaran utama, maksud dan tujuan pembicara dalam menyampaikan materi pendidikan. Amtsal Al-Qur’an mengajak manusia berfikir dan merenung tentang sesuatu yang berada diluar dirinya bahkan kadang-kadang di luar alam kongkrit agar dapat difungsikan sebagai media pendidikan, yang pada akhirnya diharapkan dapat ditransformasikan kepada anak didik. Jadi amtsal Al-Qur’an terhadap penafsiran dan dalam dunia pendidikan cukup jelas dan mudah difahami yaitu untuk memberikan informasi kepada penerimanya mengenai sesuatu yang belum penah diketahuinya sehingga dapat membantu memahmi apa yang dirasa masih musykil (sulit) diterima oleh keterbatasan akal dan agar penyampaian materi pendidikan akan lebih mudah, berkesan, dan lebih berpengaruh kepada jiwa dan juga lebih merasuk ke dalam relung hati sanubari manusia sendiri.[4]
BAB III
PENUTUP
Amtsal al-Qur’an sangat peting untuk diketahui, dipelajari dan difahami secara mendalam, karena penghargaan yang tinggi terhadap akal manusia, meyingkap hakikat yang tidak nampak, dapat menyimpulkan makna yang indah dan padat dalam bentuk yang menarik, memberikan dorongan kepada manusia untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kepentingan dan keinginanya, menghindarkan manusia dari hal-hal yang tidak disenanginya, memberikan pelakunya, dan dapat diketahui denganya sifat-sifat buruk yang harus dihindari. Amtsal juga mmiliki pengaruh pada jiwa dalam memberikan nasihat dan peringatan. Amtsal Al-Qur’an memiliki peranan yang sangat besar dalam dunia pendidikan, karena ruh pendidikan itu sendiri sejalan dengan maksud ditampilkan amtsal Al-Qur’an tersebut.Y aitu disamping sebagai nasihat dan peringatan bagi manusia juga dapat membantu mempercepat proses pemahaman yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Disamping itu, proses penyampaian suatu informasi dalam kegiatan belajar mengajar, akan lebih menarik dan efisien jika dituangkan dalam sebuah cerita dan ungkapan indah.
Demikianlah makalah yang membahas tentang “metode pendidikan special” dengan tema metode perumpamaan yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi pembaca dan semoga dapat di pahami dengan baik. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca sangat kami harapkan dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustafa Al-Maraghi. 1994. Terjemah Tafsir Tarbawi. Semarang: CV Toha Putra.
Salim Bahreisy, dan Said Bahreisy. 1988. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid IV. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Mahbub Nuryadien. Metode Amtsal Metode Al-Qur’an Membangun Karakter. Jurnal Al Tarbawi Al Haditsah. Hlm 12-13
M. Sayuthi Ali. 1996. “Amtsal Al-Qur’an”. Jurnal Al-Qalam. vol.XI. No.58.1996. 1-4
Biodata Diri
Nama : Afitasari
TTL : Batang, 17 September 1999
Alamat : Jl. Syekh Maulana Maghribi, Ds.Ujungnegoro Kec.Kandeman Kab.Batang
Motto Hidup : Bersyukur, jalani, dan tetap semangat
Riwayat Pendidikan:
Ø TK Islam Bina Karima Ujungnegoro
Ø MI Al-Ikhsan Ujungnegoro
Ø MTS Maulana Maghribi Ujungnegoro
Ø MA Nahdlatul Ulama (MANU) Kauman Batang
[2] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Tarbawi, (Semarang: CV Toha Putra, 1994), hlm 277-278
[3] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid IV, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1988), hlm 486-487
[4] Mahbub Nuryadien, “Metode Amtsal Metode Al-Qur’an Membangun Karakter”, Jurnal Al Tarbawi Al Haditsah, vol. 01, No.01, hlm 12-13