MAKALAH KOMPONEN PEMBELAJARAN
“KONSEP DASAR PEMBELAJARAN”
KOMPONEN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema
Konsep Dasar Pembelajaran
B. Judul
Komponen Pembelajaran
C. Mengapa Penting Dikaji
Penting dikaji karena, Pembelajaran adalah sesuatu sistem artinya keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya secara kesluruhan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memilki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untu mencapai tujuan sistem. Jadi, komponen pendidikan adalah bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Komponen Pembelajaran
Gagne (1977a, 1977b) mendefinisikan pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang sifatnya internal.[1]
Sebagai sebuah sistem, belajar mengajar tentu saja mempunyai sejumlah komponen yang meliputi komponen utama dan komponen penunjang. Komponen utama terdiri dari; tujuan, materi atau bahan pelajaran, pendidik, dan anak didik. Sedangkan komponen penunjang terdiri dari; metode, alat dan evaluasi pembelajaran.[2]
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun di luar sekolah.
Ny. Dr. Roestiyah N.K. (1989: 44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tetang penampilan perilaku (perfomance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses itu sendiri.[3]
b. Mengadakan penilaian pendahuluan
Pada langkah ini, guru memeriksa perilaku awal siswa, langkah ini didasarkan atas konsep belajar yang dimanifestasikan dalam perubahan. Hal ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan pada diri siswa dengan membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi akhir setelah belajar. Disamping itu dengan penilaian pendahuluan, guru dapat mnegetahui keadaan setiap pelajar yang mungkin memerlukan variasi tujuan dan prosedur pembelajaran.[4]
c. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Bahan penunjang ini biasanya bahan yang terlepas dari disiplin keilmuan guru, tetapi dapat digunakan sebagai penujang dalam menyampaikan bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran penunjang ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaan pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.[5]
d. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak didik dengan guru, dan antara anak didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik., sehingga memudahkan melakukan pendekatan mastery learning dalam mengajar. Mastery learning adalah salah satu strategi belajar mengajar pendekatan individual.
e. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prof. Dr Winarto Surakhmad M. Sc. Ed, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut :
a. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya
b. Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya.
c. Situasi yang berbagai keadaanya
d. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya.
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
f. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat batu pengajaran adalah berupa glone, papan tulis, kapur tulis, gambar, diagaram, slide, vidio, dan sebagainya. Ahli lain membagi alat pendidikan dan mengajaran menjadi alat material dan non material.[6]
g. Sumber Pelajaran
Yang dimaksud sumber-sumber bahan dan pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar sseorang. Dengan demikian, sumber pelajaran merupakan bahan/ materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
Macam-macam sumber belajar
- Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
- Buku atau perpustakaan
- Mass media (majalah, surat kabar, tv, radio)
- Alat pengajaran (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain)
- Museum
- Alam lingkungan
- Aktivitas (karya wisata, simulasi)[7]
h. Evaluasi
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus .
a. Tujuan umum
1. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Memungkinkan pendidik/guru menialai aktivitas/ pengalaman yang didapat.
3. Menilai metode mengajar yang dipergunakan[8]
b. Tujuan khusus
1. Merangsang kegiatan siswa
2. Menentukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
3. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan Tuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
4. Memperolah bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lemabaga pendidikan.
5. Untuk memperbaiki mutu pelajaran/ cara belajar dan metode mengajar.[9]
2. Komponen Variasi Mengajar
Terdapat empat variasi mengajar
a. Variasi gaya mengajar
- Variasi suara
- Penekanan (Facusing)
- Pemeberian waktu (Pausing)
- Kontak pandang
- Gerakan anggota badan
- Pindah posisi
b. Variasi media dan bahan ajar
- Media pandang (dapat dilihat), seperti grafik, bagan, poster, speimen, gambar dan slide.
- Media dengar, seperti rekaman suara, radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon.
- Media taktik, seperti menyusun atau membuat model.
c. Variasi interaksi
- Guru aktif menjelaskan dan siswa mendengarkan
- Siswa aktif secara bebas tanpa campur tangan dari guru atau guru hanya mengarahkan pembelajaran.
d. Variasi metode mengajar[10]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar, yang sifatnya internal. komponen yang meliputi komponen utama dan komponen penunjang. Komponen utama terdiri dari; tujuan, materi atau bahan pelajaran, pendidik, dan anak didik. Sedangkan komponen penunjang terdiri dari; metode, alat dan evaluasi pembelajaran. Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain memilki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Bagi setiap guru dituntut untuk memahami masing-masing metode secara baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Jika salah satu komponen pembelajaranyang bermasalah, maka proses belajar mengajar tidak berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful. Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. 1996. Jakarta: PT.Renika Cipta
E. Bell Gredler, Margareth. Belajar Dan Pembelajaran. 1991. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mustakim, Zaenal. Strategi & Metode Pembelajaran. 2009. Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar. 2005. Ciputat : PT.Ciputat Press
Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran. 2013. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
[1] Margareth E. Bell Gredler, Belajar Dan Pembelajaran(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1991),hlm.207
[2] Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran(Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta,2009).hlm.50
[3] Ibid.,hlm.48-49
[4] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar(Ciputat : PT.Ciputat Press, 2005),hlm.35-36
[5] Zaenal Mustakim.,Op.Cit,hlm.50-51
[6] Ibid.,hlm.51-53
[7] Ibid.,hlm.54-55
[8] Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta: PT.Renika Cipta, 1996),hlm.57-58
[9]Ibid.,hlm.58
[10] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),hlm.67-70