MAKALAH PERBANDINGAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER

PERBANDINGAN TEACHER CENTER DAN STUDENT CENTER




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
Model Pembelajaran
B.     Sub tema
Pebandingan Teacher Center dan Student Center
C.     Penting dikaji
Strategi pembelajaran secara garis besar terbagi menjadi dua macam, pertama yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) atau disebut dengan TCL dan yang kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada murid (Student Centered Learning) atau disebut dengan SCL.
Strategi TCL merupakan pembelajaran yang sepenuhnya dikendalikan oleh guru pelajaran. Strategi SCL merupakan strategi yang berusaha meng-explore kemampuan siswa untuk aktif mencari, menggali, dan merumuskan materi pelajaran.
Namun dua hal tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Selain itu, kedua model tersebut memiliki beberapa perbedaan-perbedaan sehingga harus dikaji untuk mengetahui perbedaa-perbedaan tersebut, serta keefektifan dari teacher center dan student center juga untuk mengetahui cara memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran.



BAB II
Pembahasan
A.    Perbedaan Teacher Center dan Student Center
Teacher center learning (TCL) dan Student center learning (SCT) merupakan dua model pembelajaran yang berbeda. dimana TCL merupakan pendekatankonvensional yang menempatkan guru sebagai sumber belajar yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa atau siswadan dalam proses pembelajaran cenderung menempatkan guru sebagai pusat belajar. Sedangkan SCL merupakan sebuah pendekatan konstruktivisme yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya berfungsi sebatas pendamping dan pembimbing bukan sebagai pusat belajar.[1]
Diantara perbedaan-perbedaan tersebut yaitu:
a.       Metode-metode pembelajaran
Dalam  teacher center
üCeramah
üTanaya jawab
üdemonstrasi
Dalam student center
üMetode kerja kelompok
üMetode penemuan(discovery)
üMetode eksperimen
üMetode pembelajaran unit
üMetode pembelajaran dengan modul
b.      Dalam teacher center transformasi pengetahuan berjalan dari guru  ke murid. Sedangkan dalam student center murid aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari.
c.       Dalam teacher center murid menerima pengetahuan secara pasif.Sedangkan dalam student centermurid secara aktif terlibat dalam mengelola pengetahuan.
d.      Dalam teacher center lebih menekankan pada penguasaan materi.Sedangkan dalam student centertdak terfokus hanya pada penguasaan materi, tetapi juga mengembangkan sikap belajar (life long learning).
e.       Dalam teacher center menggunakan sistem single media.Sedangkan dalam student center menggunakan multimedia.
f.       Dalam teacher center guru bertugas sebagai pemberi informasi utama dan evaluator.Sedangkan dalam student centerguru bertugas sebagai motivator, fasilitator dan evaluator.
g.      Dalam teacher center proses pembelajaran dan penilaian dilakukan terpisah.Sedangkan dalam student centerproses pembelajaran dan penilaian dilakukan berkesinambungan dan terintegrasi.
h.      Dalam teacher center menekankan pada jawaban yang benar saja.Sedangkan dalam student center menekanan pada proses pengembangan pengetahuan, kesalahan dapat digunakan sebagai sumber belajar.
i.        Dalam teacher center dilakukan sesuai dengan pengembangan ilmu dalam satu disiplin saja.Sedangkan dalam student centerdilakukan sesuai dengan pengembangan ilmu dengan pendekatan interdisipliner.
j.        Dalam teacher center iklim belajar terjadi secara individual dan kompetitif.Sedangkan dalam student centeriklim yang dikembangkan bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif.
k.      Dalam teacher centerhanya murid yang dianggap melakukan proses pembelajaran. Sedangkan dalam student centermurid dan guru belajar bersama dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
l.        Dalam teacher centerjam kelas merupakan bagian terbesar dalam proses pembelajaran. Sedangkan dalam student centermurid melakukan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran SCL.
m.    Dalam teacher centermenekankan pada tuntasnya materi pembelajaran.Sedangkan dalam student centermenekankan pada pencapaian kompetensi murid.
n.      Dalam teacher centermenekankan pada bagaimana cara dosen melakukan pengajaran.Sedangkan dalam student centermenekankan pada bagaimana cara murid melakukan pembelajaran.
o.      alam teacher centercenderung penekanan pada penguasaan Hard-Skill murid Sedangkan dalam student centermenekankan pada pengusaan Hard Skill dan Soft Skill.[2]

B.     Perbandingan Kefektifan Teacher Center dan Student Center
Di dalam paradigma TCL, proses pembelajaran yang terjadi akan menyebabkan peserta didik selalu tertinggal di belakangnamun perlu dipahami bahwa hasil belajar siswa tidak selamanya ditentukan oleh metode atau pendekatan yang digunakan. Akan tetapi lebih dari itu, figurependidik juga berpengaruh dalam membentuk karakter dan prestasi peserta didik. Karena seorang murid akan banyak bergantung dan meniru apa yang dilakukan oleh guru-guru mereka.[3]
MenurutHarsono (2005), metodepembelajaran TCL (I lecture, you listen)masihmewarnai proses pembelajaran. Metodeinimenempatkanguru/dosensebagaitokohsentral. Lebihkurang 80% dariwaktupelaksanaanpembelajarandigunakanuntuk transfer ilmunyasecarasearah (one way traffic).[4]
Sedangkan student center dianggap lebih efektif  karena konsep Student-Centered Learning menekankan pada pemrosesan informasi dari atas ke bawah (Top-Down Processing), yang artinya siswa memulai dari permasalahan yang kompleks untuk diselesaikan dan kemudian bekerja untuk menemukan keterampilan dasar yang diperlukan, tentu dengan bimbingan guru sebagai fasilitator. Misalnya saja, ketika guru memberikan suatu soal untuk diselesaikan secara bersama dalam kelompok.
Selain itu, SCL menekankan pada pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit karena mereka dapat membicarakannya dengan orang lain. SCL menekankan pada Discovery Learning (pembelajaran penemuan). Siswa didukung untuk belajar secara lebih luas berdasarkan pada pemahaman mereka sendiri melalui keterlibatan yang aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendukung siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip bagi dirnya sendiri. Serta menekanpan peran guru sebagai fasilitator dan atau mediator serta asisten. Dalam pembelajaran ini, guru berperan sebagai agen kultural yang membimbing siswa sehingga siswa dapat menguasai dan menginternalisasi keterampilan-keterampilan yang kemudian memungkinkan siswa untuk mencapai fungsi-fungsi kognitif yang lebih tinggi.
SCL dapat mendorong siswa mengembangkan self-regulated learning. Para ahli kognitif sosial dan psikolog kognitif mulai menyadari bahwa untuk menjadi pembelajar yang benar-benar efektif, siswa harus terlibat dalam beberapa aktivitas mengatur diri (self-regulated activities). Siswa tidak hanya sekedar mengatur perilakunya sendiri, melainkan juga mengatur proses-proses mental mereka sendiri Pembelajaran yang diatur sendiri mencakup proses-proses seperti penetapan tujuan, perencanaan, motivasi diri, kontrol atensi, penggunaan strategi belajar yang fleksibel, monitor diri, mencari bantuan yang tepat, dan evaluasi diri (Ormrod, 2008).
Dalam padangan Vygotsky, self-regulatedmungkin berakar pada pembelajaran yang diatur secara sosial (socially-regulated learning) atau di atur oleh orang lain. Dalam perkembangannya, jembatan yang masuk akal antara keduanya adalah pembelajaran yang diatur bersama (co-regulated learning) (Ormrod, 2008). Pada awalnya, siswa mungkin masih dibantu dengan scaffolding, namun secara bertahap siswa dibimbing untuk melakukannya sendiri, hingga dia benar-benar bisa menerapkan pembelajaran yang diaturnya sendiri.
Model SCL akan benar-benar lebih efektif jika dapat mencakup model-model pembelajaran di atas. Dengan itu semua, satu muara yang akan dituju adalah siswa dibimbing menjadi seorang pembelajar yang mandiri. Penerapan SCL seyogyanya ditujukan untuk melatih siswa menjadi seorang pembelajar yang independen, yang pada gilirannya akan menjadikannya sebagai seseorang yang mampu berperan dalam masyarakat sesuai dengan kompetensinya.[5]
C.    Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
Dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran seorang guru  harus memertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu dalam memilihnya antara lain:
a.       Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adapun beberapa pertanyaan yang dapat diajukan adalah:
1)        Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan omain kognitif, afektif, atau psikomotor.
2)        Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yag ingin dicapai?
3)        Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
b.      Hal-hal yang berhubungan dengn bahan atau materi pembelajaran. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan diantaranya:
1)      Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu?
2)      Apakah untuk mmpelajari materi pembelajaran memerlukan prasyarat atau tidak?
3)      Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?
c.       Karakteristik umum peserta didik. Beberapa contoh pertanyaan yang bisa diajukan terkat pertimbangan ini antara lain:
1)      Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?
2)      Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?
3)      Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
d.      Hal-hal lain yang bersifat nonteknis.beberapa contoh pertanyaan yang dapat diajukan terkait pertimbangan ini antara lain:
1)      Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
2)      Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang dpat digunakan?
3)      Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efesiensi?[6]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Teacher center learning (TCL) dan Student center learning (SCT) merupakan dua model pembelajaran yang berbeda, sepertidalammetodenyadan lain-lain.
Dalam TCL, proses pembelajaran yang terjadi akan menyebabkan peserta didik selalu tertinggal di belakangnamun perlu dipahami bahwa hasil belajar siswa tidak selamanya ditentukan oleh metode atau pendekatan yang digunakan.Sedangkan student center dianggap lebih efektif  karena konsep Student-Centered Learningmenekankan pada pemrosesan informasi dari atas ke bawah (Top-Down Processing).
Dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran seorang guru  harus memertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu dalam memilihnya antara lain:
ü  Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
ü  Hal-hal yang berhubungan dengn bahan atau materi pembelajaran
ü  Karakteristik umum peserta didik
ü  Hal-hal lain yang bersifat nonteknis.


Daftar Pustaka
Eggen, Paul. 2012. Strategidan Model Pembelajaran. Jakarta:PT. Indeks.
Ghufron, Nur. 2012. Gaya Belajar. Yogyakarta:PustakaPelajar.
Mustakim, Zaenal. 2017StrategidanMetodePmbelajaran. Yogyakarta:Matagraf.
Sanjaya, Wina. 2008.PerencanaandanDesainSistemPembelajaran. Jakarta:PrenadaMedia Group.
Wahid, Fathul.2012. PembelajaranTeknologiInformasi di PerguruanTinggi. Yogyakarta:GrahaIlmu.





[1]Paul Eggen, Strategidan Model Pembelajaran(Jakarta:PT. Indeks,2012), hlm.129
[2]NurGhufron, Gaya Belajar(Yogyakarta:PustakaPelajar, 2012), hlm.71-72
[3]WinaSanjaya, PerencanaandanDesainSistemPembelajaran(Jakarta:PrenadaMedia Group,2008), hlm.197
[4]Fathul Wahid, PembelajaranTeknologiInformasi di PerguruanTinggi(Yogyakarta:GrahaIlmu),2012), hlm.44
[5]Ibid.,hlm. 39-43
[6]ZaenalMustakim,StrategidanMetodePmbelajaran, (Yogyakarta:Matagraf,2017), hlm. 66

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel